Sukses

Keajaiban Antariksa Planet Venus, Destinasi Berikutnya untuk Hunian Manusia

Pemahaman baru tentang Venus membuka peluang eksplorasi manusia di luar Bumi. Meskipun tantangan atmosfer tebal dan suhu ekstrem, ilmuwan melihat Venus sebagai destinasi potensial bagi hunian manusia, menggeser paradigma sebelumnya tentang keberlanjutan kehidupan di tata surya.

Liputan6.com, Jakarta Analisis mendalam terhadap Venus mengungkap peluang berlanjutnya eksplorasi manusia di luar Bumi. Menurut laporan dari Newsweek, planet ini, yang pada awalnya dianggap sebagai lingkungan yang tidak bersahabat, kini menjadi pusat perhatian para ilmuwan sebagai tujuan potensial bagi pemukiman manusia.

Walaupun terdapat hambatan signifikan, seperti atmosfer yang padat dengan awan asam sulfat dan kondisi suhu yang ekstrem, pemahaman baru mengenai Venus membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dan mengguncang pandangan sebelumnya mengenai kemungkinan kehidupan berkelanjutan di tata surya kita.

Apa yang sebelumnya dianggap sebagai lingkungan yang tidak bersahabat kini menjadi fokus utama bagi eksplorasi dan impian manusia untuk menjelajahi serta mendiami planet lain.

2 dari 10 halaman

1. Penelitian Terbaru

Kajian terkini menyoroti potensi kemungkinan adanya kehidupan di Venus dengan menganalisis komposisi awan asam yang tebal di planet tersebut. Suatu makalah yang belum melalui tahap tinjauan rekan di server arXiv menunjukkan bahwa asam amino, zat pembentuk protein yang sangat penting bagi kehidupan, dapat tetap stabil dalam kondisi awan asam sulfat di Venus.

Meskipun belum mendapatkan tinjauan resmi dari sesama ahli, temuan ini mengisyaratkan bahwa di atas permukaan Venus yang gejolak dengan panas dan tekanan yang ekstrem, mungkin terdapat kondisi yang mendukung keberadaan kehidupan. Selain itu, asam amino dapat dihantar ke planet ini melalui meteor dan batuan kosmik, membuka pandangan baru untuk memahami asal-usul dan potensi kehidupan di tata surya kita.

“Temuan ini secara signifikan memperluas jangkauan molekul yang relevan secara biologis yang dapat menjadi komponen biokimia berdasarkan pelarut asam sulfat pekat,” tulis para penulis dalam makalah tersebut. Penelitian sebelumnya yang dilakukan para peneliti menemukan bahwa basa asam nukleat—bahan penyusun DNA—juga stabil dalam asam sulfat pekat.

“Makalah [ini] dengan sangat jelas membahas kondisi di awan, pada ketinggian 48-68 km (30-42 mil) di mana suhunya tepat untuk air cair bisa berbentuk tetesan,” David Rothery, profesor geosains planet di Universitas New York Open University, Inggris, kepada Newsweek. 

“Awan bersifat sangat asam, karena sulfur dioksida di atmosfer terlarut dalam air untuk menghasilkan asam sulfat. Jadi suhunya cocok untuk kehidupan, namun asam menimbulkan tantangan. Namun, makalah ini menunjukkan (melalui eksperimen) bahwa asam amino (esensial) untuk kehidupan yang kita kenal) dapat stabil dalam kondisi seperti itu." Temuan ini menunjukkan bahwa kehidupan bisa muncul dalam beberapa pelarut yang berbeda, bukan hanya air, menurut para penulis. 

3 dari 10 halaman

2. Kehidupan Lain di Venus

“Kehidupan mikroba bisa beradaptasi untuk hidup di awan Venus saat ini, tapi menurut saya sangat tidak mungkin kehidupan bisa dimulai dalam kondisi saat ini,” kata Rothery. “Jika ada kehidupan di awan Venus, saya perkirakan hal itu berasal dari kehidupan yang dimulai dengan cara yang mirip dengan kehidupan di Bumi, dahulu kala (mungkin 3-4 miliar tahun lalu) ketika kondisi di Venus mungkin jauh lebih mirip. ke Bumi awal (dengan lautan air cair)."

4 dari 10 halaman

3. Efek Rumah Kaca yang Tak Terkendali

“Ketika ' efek rumah kaca yang tak terkendali ' di Venus menyebabkan penguapan dan kemudian hilangnya semua air di planet ini (kecuali yang ada di awan tersebut), kehidupan akan punah kecuali mikroba yang sudah hidup di udara, tersuspensi di atmosfer, " dia berkata. Jika kehidupan dapat berevolusi di planet yang kacau ini, tentu saja hal tersebut akan sangat berbeda dengan kehidupan apa pun yang kita kenal di Bumi.

Para peneliti berharap dapat menyelidiki apakah cara ini dapat mengungkap kemungkinan evolusi kehidupan di planet lain, dan menyelidiki apakah reaksi kimia mungkin terjadi dengan asam amino di lapisan awan Venus, sekitar 30 mil hingga 40 mil di atas permukaan.

5 dari 10 halaman

4. Para Ilmuwan Memecahkan Misteri Garis Aneh di Awan Venus

Penelitian terkini yang dipublikasikan di jurnal Science Advances membawa terobosan baru dalam pemahaman terhadap fenomena misterius di atmosfer Venus. Riset ini menunjukkan bahwa pola bercak dan garis aneh yang hanya terlihat dalam cahaya ultraviolet mungkin disebabkan oleh senyawa besi-belerang. Para peneliti berhasil menciptakan mineral seperti rhomboclase dan asam besi sulfat dalam kondisi laboratorium yang mensimulasikan kondisi ekstrem di awan Venus.

Ketika mineral-mineral ini terdapat dalam asam sulfat, mereka menunjukkan kemampuan untuk menyerap sinar ultraviolet dengan cara serupa seperti yang teramati di atmosfer Venus. Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa senyawa besi-belerang mungkin menjadi penyebab dari fenomena visual yang unik di atmosfer planet tetangga kita tersebut.

Penemuan ini tak hanya mengungkapkan potensi keberadaan senyawa ini di atmosfer Venus, tetapi juga membuka pintu bagi pemahaman lebih lanjut tentang karakteristik fisika dan kimia yang mungkin terlibat dalam pembentukan pola visual tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan sumbangan penting untuk memecahkan misteri awan Venus dan memberikan wawasan baru tentang kompleksitas atmosfer planet dalam tata surya kita.

“Pola dan tingkat penyerapan yang ditunjukkan oleh kombinasi dua fase mineral ini konsisten dengan bercak UV gelap yang diamati di awan Venus,” kata rekan penulis makalah Clancy Zhijian Jiang, ahli biogeokimia di Departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, dalam sebuah pernyataan. sebuah pernyataan. “Eksperimen yang ditargetkan ini mengungkap jaringan kimia rumit di atmosfer, dan menjelaskan siklus unsur di permukaan Venus.”

6 dari 10 halaman

Question and Answer

1. Dapatkah manusia benar-benar tinggal di Venus?

Meski suhu Venus mencapai 475 derajat Celcius dan atmosferanya beracun, ilmuwan dari NASA yakin bahwa mungkin ada kehidupan di planet ini di luar Bumi.

7 dari 10 halaman

2. Apakah Venus masuk dalam kategori planet dalam Tata Surya?

Secara umum, planet dalam memiliki ukuran lebih padat dan kecil, termasuk Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Di sisi lain, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus termasuk dalam kategori planet luar. Keempat planet dalam ini juga dikenal sebagai planet terestrial karena memiliki permukaan yang padat.

8 dari 10 halaman

3. Berapa lama seseorang dapat bertahan di Venus?

Manusia mungkin hanya dapat bertahan selama dua menit di planet ini karena suhu ekstrem yang sangat tinggi atau sangat rendah. Meskipun Venus mirip dengan Bumi dalam ukuran, kondisinya membuatnya tidak cocok untuk kehidupan manusia.

9 dari 10 halaman

4. Apa komposisi utama di dalam planet Venus?

Venus, yang dikenal sebagai planet terpanas di Tata Surya, memiliki suhu permukaan mencapai 462°C dan atmosfer yang padat, terdiri dari 96,5% karbon dioksida dan 3,5% nitrogen. Planet ini memiliki banyak gunung berapi dan struktur permukaan yang terbentuk melalui aktivitas vulkanik.

10 dari 10 halaman

5. Apa julukan khusus yang melekat pada planet Venus?

Planet Venus diberi julukan sebagai bintang fajar dan bintang senja karena posisinya yang kedua terdekat dengan matahari setelah Merkurius. Dalam konteks tata surya, Venus sering disebut sebagai saudara kembar Bumi.