Liputan6.com, Jakarta Lewat ombak yang tenang di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, gambar tragis seorang paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) menarik perhatian dan menciptakan kecaman global. Seekor paus yang megah ini, terlihat dengan tulang punggung patah, menggambarkan pemandangan yang menyayat hati setelah diduga menjadi korban serangan kapal. Paus bungkuk, yang dikenal dengan ukuran tubuhnya yang besar dan perilaku mengesankan di lautan, kini menjadi ikon tragis dari dampak negatif aktivitas manusia terhadap kehidupan laut yang rentan.
Kemunculan paus bungkuk dengan tulang punggung yang terluka di bagian ekor ini juga terdokumentasi melalui teknologi drone, memberikan pandangan yang memilukan terhadap tingkat cedera yang diderita oleh hewan ini. Dalam gambar-gambar yang diabadikan, cacat parah pada tulang belakang paus menggambarkan dampak keberadaan kapal-kapal besar dan sering kali tidak sadar terhadap wilayah yang ditempati oleh makhluk laut yang besar ini. Cedera seperti ini tidak hanya mencerminkan risiko serangan kapal, tetapi juga menyiratkan konsekuensi serius terhadap kelangsungan hidup spesies yang telah lama menjadi bagian integral dari ekosistem laut.
Baca Juga
Dengan munculnya bukti-bukti yang menyedihkan ini, panggilan untuk melindungi kehidupan laut dan menjaga keseimbangan ekosistem semakin mendesak. Diperlukan tindakan konkret untuk memitigasi dampak negatif aktivitas manusia terhadap paus bungkuk dan spesies laut lainnya. Keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem laut memerlukan kolaborasi global untuk mengembangkan kebijakan konservasi yang efektif dan memastikan bahwa lautan kita tetap menjadi rumah yang aman bagi keragaman hayati yang luar biasa.
Advertisement
Merangkum dari livescience.com, simak kisah lengkapnya di artikel ini!
2. Sempat Dikira Paus yang Datang Sejauh 3.000 mil dari Kanada ke Hawaii
Pada bulan Desember 2023, seorang fotografer dan videografer bawah air bernama Alexander Schmidt, yang merupakan anggota Apex Ocean Divers, berhasil menangkap gambar langka seekor paus di lepas pantai Cabo San Lucas. Schmidt memutuskan untuk berbagi rekaman luar biasa tersebut dengan Pacific Whale Foundation, organisasi nirlaba yang berbasis di Hawaii, yang fokus pada perlindungan dan penelitian paus serta keberlanjutan lautan.
Kehadiran paus ini awalnya dipercayai sebagai Moon, seekor paus bungkuk yang terkenal karena melakukan perjalanan luar biasa sejauh 3.000 mil dari Kanada ke Hawaii. Namun, kejutan datang ketika analisis mendalam oleh Stephanie Stack, kepala ahli biologi di Pacific Whale Foundation, memastikan bahwa paus ini merupakan individu yang berbeda.
Penelitian dan analisis yang dilakukan oleh Stephanie Stack, sebagai kepala ahli biologi di Pacific Whale Foundation, memberikan kejelasan bahwa paus yang terlihat oleh Alexander Schmidt adalah individu yang berbeda dari Moon. Moon, yang telah menjadi buah pembicaraan karena perjalanannya yang mengesankan, tampaknya masih menjaga keunikan identitasnya. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya analisis dan pemahaman mendalam terhadap populasi paus, serta kolaborasi antara pengamat laut, fotografer, dan organisasi konservasi untuk menjaga dan melindungi keberlanjutan kehidupan laut yang luar biasa ini.
Advertisement
2. Konsekuensi Fatal yang Bisa Dialami Paus Akibat Tulang Punggung Patah
Dalam wawancara dengan Live Science melalui email, Stephanie Stack, kepala ahli biologi di Pacific Whale Foundation, menyatakan kekhawatirannya terhadap cedera yang diderita paus yang terlihat di lepas pantai Cabo San Lucas. Menurutnya, cedera yang mencakup tulang punggung yang patah dapat memiliki konsekuensi fatal bagi paus tersebut. Meskipun paus dikenal sebagai makhluk yang tangguh, cedera serius semacam ini dapat secara signifikan mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan hidup di lingkungan alam liar.
Stephanie Stack menjelaskan bahwa patah punggung pada paus dapat menyebabkan sejumlah masalah serius yang memengaruhi fungsionalitas harian mereka. Kesulitan berenang dapat terjadi, membatasi kemampuan paus untuk bermigrasi, mencari makan, dan melaksanakan aktivitas dasar lainnya. Hal ini juga dapat mempengaruhi kemampuan paus untuk muncul ke permukaan untuk mengambil napas dan menghindari predator. Paus bungkuk, yang beroperasi dengan anggaran energi yang sangat terbatas, rentan terhadap konsekuensi yang sangat buruk akibat cedera yang menghambat pergerakan normal mereka.
Tidak hanya dari segi fisik, patah punggung juga berdampak pada kesejahteraan emosional paus. Stephanie Stack menyoroti bahwa kondisi ini dapat menyebabkan stres dan rasa sakit yang signifikan bagi paus tersebut. Dengan memahami dampak luas cedera ini, para ahli dan pengamat laut berupaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya konservasi dan perlindungan habitat laut untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup spesies laut yang rentan seperti paus bungkuk.
3. Kecelakaan Kapal Menjadi Ancaman Bagi Paus
Kecelakaan kapal menjadi ancaman serius bagi populasi paus di lepas pantai Baja California Sur, seperti yang diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh organisasi nirlaba Friend of the Sea. Meskipun belum jelas bagaimana paus tersebut bisa terluka, tabrakan dengan kapal diidentifikasi sebagai penyebab utama kematian paus, dengan perkiraan mencapai ribuan paus yang tewas setiap tahunnya.
Pada Maret 2023, sebuah peristiwa menyedihkan melibatkan seekor paus sirip berukuran besar yang ditemukan kesulitan berenang di lepas pantai Spanyol karena punggungnya patah parah. Para ahli menduga bahwa cedera yang dialami paus tersebut juga disebabkan oleh tabrakan kapal, yang kemungkinan besar akan mengakibatkan kematian paus tersebut karena kesulitan untuk mencari makan.
Kematian paus akibat tabrakan kapal bukan hanya isu lokal di lepas pantai Baja California Sur, tetapi juga merugikan di perairan lepas pantai barat AS. Beberapa spesies paus yang terancam punah sering kali berkunjung ke wilayah ini, dan kematian mereka dapat memperparah tekanan pada populasi yang sudah rentan.
Dalam menanggapi masalah ini, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menerapkan peraturan kecepatan untuk kapal dengan panjang lebih dari 65 kaki (20 m), membatasi kecepatan maksimum menjadi 10 knot (11,5 mph atau 18,5 km/jam) pada beberapa kali dalam setahun. Langkah ini bertujuan untuk melindungi keberlanjutan populasi paus dan merangsang kesadaran akan dampak serius yang ditimbulkan oleh interaksi manusia terhadap kehidupan laut yang rentan.
Advertisement
4. Solusi Untuk Mengurangi Angka Kematian Paus
Meskipun penurunan kecepatan kapal merupakan langkah positif untuk melindungi paus dari risiko tabrakan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa itu saja tidak cukup untuk secara signifikan mengurangi kematian paus. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021 menyoroti bahwa meskipun kepatuhan terhadap aturan kecepatan yang lebih rendah dapat mengurangi kematian paus sekitar 25% hingga 30%, namun masih ada tantangan besar yang harus diatasi. Hasil ini menekankan kompleksitas isu ini, dengan menyatakan bahwa solusi yang lebih holistik dan langkah-langkah tambahan diperlukan untuk mengatasi ancaman serius yang dihadapi oleh paus akibat tabrakan kapal.
Stephanie Stack, kepala ahli biologi di Pacific Whale Foundation, mengakui bahwa tabrakan kapal merupakan salah satu ancaman paling signifikan dan tersebar luas yang dihadapi oleh populasi paus saat ini. Meskipun kasus seperti paus dengan punggung patah di lepas pantai Cabo San Lucas mengejutkan dan tragis, Stack berharap bahwa peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif di masa depan. Dengan peningkatan kesadaran, diharapkan tindakan lebih lanjut dapat diambil untuk melibatkan komunitas global dalam perlindungan dan pelestarian paus serta upaya menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Berapa populasi paus biru di dunia?
Jumlah populasi paus biru di dunia diperkirakan antara 5.000 hingga 12.000 pada tahun 2002, meskipun banyak perkiraan yang masih belum pasti.
Â
Advertisement
Mengapa populasi paus biru terancam punah?
Di sisi lain, angka kelahiran yang rendah dan angka kematian yang tinggi, membuat mamalia ini terancam punah. Adapun faktor penyebab kepunahan Paus Biru menurut Nick Record dari Bigelow Laboratory for Ocean Sciences, yakni perubahan iklim dan pergeseran lempeng bumi
Â
Paus terbesar di dunia di mana?
Fosil paus raksasa ditemukan di Peru. Menurut laporan, mamalia itu jadi salah satu yang paling besar di muka Bumi. Hewan yang disebut Perucetus Colossus diperkirakan hidup 38-40 juta tahun lalu. Para peneliti menggambarkan paus itu memiliki panjang 20 meter dan berat 340 metrik ton.
Â
Advertisement
Hewan apa yang paling cerdas di laut?
Paus Orca merupakan salah satu mamalia terpintar. Hewan ini mempunyai kapasitas otak terbesar kedua setelah paus sperma. Otak dari paus orca hampir empat kali lebih besar dari otak manusia, inilah yang memperkuat mereka menjadi hewan yang punya kecerdasan tinggi.
Â
Apakah paus biru ada di Indonesia?
Paus biru yang ditemukan di perairan Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua itu memiliki ukuran yang besar. Berikut ciri-ciri ikan paus tersebut.
Advertisement