Liputan6.com, Jakarta Dikutip dari Merdeka.com, Silphium merupakan tanaman yang memiliki nilai setara dengan perak menjadikannya salah satu tanaman paling dicari di dunia dan dianggap punah selama 2.000 tahun. Keberadaan kembali Silphium di Turki memicu minat tambahan untuk mengeksplorasi sumber daya alam di daerah tersebut. Penemuan ini juga memunculkan pertanyaan tentang kemungkinan adanya spesies lain yang dianggap punah, namun mungkin masih ada dalam ekosistem yang belum terjamah.
Selain manfaat ekonomisnya, penemuan Silphium memberikan dorongan positif bagi pelestarian biodiversitas, mengingat pentingnya tanaman ini dalam sejarah dan budaya, serta potensinya sebagai sumber daya alam yang berharga.
1. Konsumsi Masyarakat Romawi Kuno
Tanaman yang dulunya menjadi favorit di kalangan masyarakat Yunani, Mesir, dan Romawi Kuno terkenal dengan bunga berwarna emasnya yang sangat diminati di seluruh wilayah Mediterania. Bahkan sebelum Kekaisaran Athena dan Romawi mencapai puncak kejayaannya, tanaman ini telah menjadi pusat perhatian utama.
Lebih dari sekadar elemen estetika, keberadaan bunga kuningnya mengandung sejumlah manfaat. Ribuan tahun yang lalu, masyarakat kuno mengaplikasikan tanaman ini dengan berbagai cara, termasuk penggilingan, pembakaran, penumisan, dan merebus bunganya untuk pengobatan, konsumsi makanan, dan bahkan sebagai alat kontrasepsi.
Keanekaragaman manfaat yang dimiliki oleh tanaman berbunga kuning ini mencerminkan pentingnya peranannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kuno. Mulai dari aspek pengobatan hingga fungsi kontrasepsi, tanaman ini menunjukkan tingkat pemahaman dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh masyarakat kuno terhadap sumber daya alam di sekitar mereka.
Advertisement
2. Nilainya Setara dengan Perak
Selama pemerintahan Julius Caesar, ratusan kilogram silphion disimpan bersama-sama dengan emas di istana Romawi, menunjukkan nilai tinggi tanaman ini yang sebanding dengan perak pada masa itu. Walaupun pertama kali ditemukan tumbuh di pulau Cyrenaica di wilayah Libya tujuh abad sebelumnya, silphion akhirnya menghilang dari kawasan Mediterania kuno.
Hilangnya tanaman ini menjadi misteri yang memunculkan pertanyaan mengenai perannya dan kelangsungan penggunaannya dalam sejarah, menciptakan kisah misterius tentang keberadaannya yang terhanyut dalam masa lampau.
3. Temuan Terbaru
Menurut rekaman sejarah dari Pliny sang Tetua, seorang sejarawan Romawi pada abad pertama Masehi, hanya satu batang silphion yang tersisa dan diberikan kepada Kaisar Nero. Namun, keberadaan tanaman ini telah menjadi sebuah misteri hingga baru-baru ini.
Mahmut Miski, seorang peneliti dari Universitas Istanbul, mengusulkan teorinya bahwa tanaman purba ini telah ditemukan kembali. Ia mengenali Ferula Drudeana, yang tumbuh di Gunung Hasan, sebagai kemungkinan silphion yang hilang.
Berdasarkan laporan National Geographic, Miski menggunakan kesamaan antara Ferula Drudeana dan deskripsi botani kuno serta gambar tanaman pada koin Yunani Kuno sebagai dasar penemuan ini.
Kedua tanaman ini memiliki akar yang bercabang tebal dan bunga kuning yang mirip, dan keduanya juga memiliki manfaat penyembuhan. Ferula Drudeana, yang ditemukan di dua lokasi di Turki, termasuk di tempat-tempat yang pernah ditinggali oleh masyarakat Yunani kuno ribuan tahun lalu, seperti di Cappadocia.
Penemuan ini membuka wawasan baru dalam memahami tanaman yang dahulu merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat kuno. Potensi manfaat kesehatan yang dimiliki oleh Ferula Drudeana dan kemiripannya dengan silphion memberikan perspektif yang menarik dalam dunia botani dan sejarah.
Advertisement
Question and Answer
1. Apa yang membuat silphium begitu diminati?
Masyarakat kuno begitu menyukai silphium karena kegunaannya yang sangat beragam. Mereka menggunakan tanaman ini sebagai parfum, obat, afrodisiak, dan bahkan sebagai bumbu yang disebut laser, yang dihargai setara dengan perak. Bahkan Julius Caesar menyimpan lebih dari setengah ton silphium di perbendaharaannya.
2. Apakah silphium masih ada di dunia ini?
Saat ini, silphium telah menghilang, entah itu hanya dari wilayah tertentu atau bahkan dari planet kita. Pliny menyebutkan bahwa hanya satu tangkai silphium yang ditemukan selama hidupnya, menjadikan keberadaannya misterius hingga sekarang.
Advertisement
3. Apa mitos di seputar silphium?
Legenda menyatakan bahwa silphium adalah hadiah dari dewa Apollo, walaupun identitas pastinya tidak jelas. Meskipun dianggap punah pada masa Romawi, banyak yang percaya bahwa silphium merupakan kerabat adas raksasa dalam genus Ferula.
4. Bisakah silphium dikonsumsi?
Tanaman ini memiliki berbagai manfaat. Batangnya dipanggang, akarnya dimakan bersama cuka, dan getahnya, yang dikenal sebagai laser, digunakan sebagai bumbu yang populer di seluruh dunia Yunani kuno.
5. **Apa aroma yang dimiliki silphium?** Aroma silphium begitu kaya dengan sentuhan Silphium accord dan Cistus. Catatan sejarah wanginya mencakup unsur-unsur seperti Kayu Manis, Lada Hitam, Tembakau, Jahe, Geranium, dan Cengkeh.
Advertisement
5. Apa aroma yang dimiliki silphium?
Aroma silphium begitu kaya dengan sentuhan Silphium accord dan Cistus. Catatan sejarah wanginya mencakup unsur-unsur seperti Kayu Manis, Lada Hitam, Tembakau, Jahe, Geranium