Sukses

Fosil Microraptor yang Gaya Berburunya Jadi Perdebatan Peneliti

Evolusi mengejutkan: Microraptor, dinosaurus berukuran gagak, mungkin berburu di udara dengan sayap dan kaki canggih. Penemuan terbaru ini oleh ahli paleobiologi Michael Pittman dari Chinese University of Hong Kong membuka jendela baru ke dalam misteri evolusi burung modern dari dinosaurus purba.

Liputan6.com, Jakarta Dalam keajaiban evolusi, burung modern telah mempertahankan jejak nenek moyang mereka yang merupakan dinosaurus. Meskipun kita telah memahami bahwa burung berasal dari kelompok dinosaurus yang sama, pertanyaan tentang seberapa baik kemampuan terbang dinosaurus purba tetap menjadi misteri. Baru-baru ini, penelitian terfokus pada fosil kaki salah satu dinosaurus non-unggas mengungkapkan kemungkinan bahwa dinosaurus ini mungkin telah menggunakan sayapnya untuk berburu, mirip dengan strategi beberapa elang saat ini.

Salah satu dinosaurus yang menarik perhatian para peneliti adalah Microraptor, dinosaurus berukuran gagak yang hidup jutaan tahun lalu. Penemuan mengejutkan ini, yang diumumkan dalam Nature Communications pada 20 Desember, menunjukkan bahwa Microraptor memiliki bantalan jari yang mencolok mirip dengan raptor modern yang terampil berburu di udara. Implikasinya menarik: burung purba ini mungkin tidak hanya menggunakan sayapnya untuk terbang, tetapi juga memanfaatkan kaki mereka sebagai alat untuk menangkap mangsa yang berada di udara.

Pemimpin penelitian, ahli paleobiologi Michael Pittman dari Chinese University of Hong Kong, bersama rekannya, menyoroti potensi evolusi adaptif Microraptor. Mereka menyajikan gagasan menarik bahwa burung ini, dengan sayap empat dan kaki yang canggih, mungkin telah mengembangkan strategi unik untuk berburu di udara, memperluas pemahaman kita tentang perilaku dinosaurus purba dan evolusi mereka yang menakjubkan.

Penemuan ini memicu pertanyaan baru dan mengajak kita untuk melihat lebih dalam ke dalam kisah luar biasa evolusi burung modern. Merangkum sciencenews.org, berikut penjelasan lengkap mengenai fosil kaki Microraptor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Peneliti Sementara Menganggap Microraptor Sebagai Pemburu Udara

Penelitian ini mengundang perdebatan ilmiah terkait klaim bahwa bantalan jari kaki Microraptor adalah indikator kunci dari kemampuan berburunya di udara. Beberapa peneliti menegaskan bahwa bantalan tersebut, meskipun mencolok, mungkin tidak cukup untuk secara pasti menyimpulkan bahwa Microraptor adalah pemburu udara. Meskipun demikian, jika klaim ini terbukti benar, hasil penelitian ini dapat menjadi pukulan besar untuk pemahaman kita tentang evolusi dinosaurus. Gaya berburu seperti yang diusulkan akan memberikan dukungan tambahan untuk hipotesis kontroversial bahwa beberapa dinosaurus berevolusi menjadi makhluk berkemampuan terbang, suatu pencapaian yang sebelumnya eksklusif untuk burung.

Bantalan jari kaki, yang dijelaskan sebagai kumpulan daging bersisik di bagian bawah kaki Microraptor, secara mengejutkan mirip dengan struktur yang ada pada ‘kacang kaki’ pada hewan modern seperti anjing dan kucing. Dalam pandangan ahli paleontologi seperti Alexander Dececchi dari Mount Marty University di Yankton, S.D., bantalan jari kaki memberikan pemahaman seakan "merasakan di mana karet bertemu dengan jalan." Pemahaman mendalam tentang anatomi ini memberikan peneliti pandangan yang lebih akurat tentang bagaimana Microraptor berinteraksi dengan lingkungannya, memberikan wawasan berharga tentang kemungkinan adaptasi yang terjadi selama evolusi.

Studi ini membuka bab baru dalam riset paleontologi, dengan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Keterbatasan penelitian saat ini menekankan pentingnya terus menggali jejak fosil dan data anatomi untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan dan perilaku dinosaurus purba, menghidupkan kembali misteri evolusi yang terus memikat imajinasi kita.

Titik kontak ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perilaku hewan dengan memberikan “detail yang tidak dapat ditunjukkan oleh kerangka itu sendiri,” kata Thomas Holtz Jr., ahli paleobiologi dinosaurus di Universitas Maryland di College Park, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini..

3 dari 11 halaman

2. Tim Penelitian Berhasil Identifikasi 12 Spesimen

Pittman dan timnya memulai petualangan penelitian mereka di Museum Alam Shandong Tianyu di Linyi, Tiongkok, yang dikenal sebagai rumah bagi salah satu koleksi dinosaurus berbulu terbesar di dunia. Pittman menjelaskan museum ini sebagai "tempat dengan potensi besar" karena banyak kerangka dinosaurus masih dikelilingi oleh batu, memungkinkan keberlanjutan jaringan lunak. Dengan koleksi yang belum dipersiapkan secara ekstensif, mereka berharap menemukan informasi berharga tentang bantalan jari kaki dinosaurus, membuka jendela baru dalam pemahaman kita tentang evolusi mereka.

Menggunakan laser khusus yang dapat menyebabkan jaringan lunak hampir tidak terlihat dalam fosil menjadi berpendar, tim berhasil mengidentifikasi 12 spesimen dengan bantalan jari kaki yang sangat terawat di antara ribuan fosil yang diperiksa. Penemuan ini memberikan wawasan langka tentang struktur anatomi yang lembut dan dapat memberikan petunjuk tentang gaya hidup dinosaurus purba. Melalui perbandingan dengan 36 jenis burung modern, tim berhasil menyimpulkan bahwa bantalan jari kaki Microraptor menunjukkan kemiripan mencolok dengan elang modern, mendukung ide bahwa dinosaurus ini mungkin berburu di udara dan di tanah.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan perbedaan yang menarik antara dinosaurus berbulu berbeda. Dinosaurus seperti Anchiornis, dengan bantalan jari kaki yang lebih rata dan cakar yang lebih lurus, menunjukkan adaptasi untuk gaya hidup terestrial. Temuan ini sejalan dengan keyakinan bahwa Anchiornis adalah penerbang yang buruk, menambah pemahaman kita tentang keragaman perilaku dinosaurus dan evolusi mereka yang luar biasa.

4 dari 11 halaman

3. Perbedaan Gaya Berburu Microraptor dengan Burung

Konsep bahwa Microraptor berburu seperti elang terbukti konsisten dengan temuan fosil lainnya. Salah satu fosil Microraptor menampilkan sebuah gambaran menarik, dengan menemukan seekor burung di perutnya. Temuan ini memberikan petunjuk bahwa Microraptor mungkin mempraktikkan gaya berburu yang melibatkan tangkapan mangsa di udara, menguatkan teori bahwa dinosaurus ini memiliki kemampuan terbang yang bertenaga. Selain itu, pemeriksaan anatomi kerangka dan jaringan lunak Microraptor juga memberikan indikasi yang kuat terhadap adaptasi untuk terbang, memperkuat pandangan bahwa dinosaurus ini memiliki pola hidup mirip dengan elang modern.

Meskipun temuan-temuan ini memberikan wawasan baru, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk sepenuhnya memahami kemampuan terbang Microraptor. Michael Pittman menekankan bahwa Meskipun Microraptor adalah kerabat dekat burung, perbedaan dalam pola hidup dan perilaku berburu mungkin tetap ada. Pittman mencatat bahwa walaupun Microraptor memiliki kaki yang mirip dengan burung pemangsa, itu tidak otomatis berarti dinosaurus ini berburu dengan cara yang sama. Namun, dia juga menambahkan bahwa gaya hidup Microraptor yang mirip dengan elang merupakan kemungkinan yang kuat, memperkaya pemahaman kita tentang keragaman adaptasi dinosaurus.

Penting untuk diingat bahwa interpretasi tentang cara Microraptor berburu memberikan lapisan lebih pada teka-teki evolusi dinosaurus. Melalui penelitian lebih lanjut dan pemahaman yang terus berkembang, kita dapat membongkar lebih banyak rahasia tentang perilaku unik dan strategi berburu dinosaurus purba, memberikan gambaran yang semakin jelas tentang hubungan evolusi antara dinosaurus dan burung modern.

5 dari 11 halaman

4. Taktis Berburu yang Tak Dimiliki Dinosaurus Darat

Kemampuan terbang Microraptor, meskipun tidak setara dengan burung modern, tampaknya memiliki tujuan tertentu dalam strategi berburunya. Ahli paleontologi Alexander Dececchi memberikan spekulasi menarik tentang anatomi Microraptor yang mungkin membatasinya dalam terbang yang panjang. Meskipun demikian, dia menyarankan bahwa dinosaurus ini mungkin memanfaatkan kemampuannya untuk mengejutkan mangsa yang berada di luar jangkauannya. Dengan menggunakan penerbangan yang terbatas, Microraptor dapat dengan cepat menyergap hewan terbang atau meluncur yang berada di wilayahnya, memberikan kelebihan taktis dalam berburu yang mungkin tidak dimiliki oleh dinosaurus darat lainnya.

Teori ini menambah dimensi baru pada pemahaman kita tentang peran penerbangan dalam kehidupan dinosaurus purba. Meskipun Microraptor mungkin tidak mampu terbang jauh seperti burung modern, aspek ini dapat tetap memberikan keuntungan penting dalam ekologi dan dinamika predator-mangsa di zamannya. Dengan kemampuan untuk mengejutkan mangsa yang terbang atau meluncur, Microraptor mungkin memiliki adaptasi khusus yang membuatnya menjadi predator yang efektif dalam lingkungannya.

Penting untuk terus menggali lebih dalam dalam penelitian ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan sehari-hari Microraptor dan peran penerbangan dalam strategi berburunya. Dengan setiap temuan baru, kita semakin dekat untuk mengungkap rahasia evolusi dinosaurus dan bagaimana makhluk-makhluk purba ini mendapatkan keunggulan unik dalam ekosistem mereka.

“Anda hanya perlu cukup cepat atau aerobatik untuk menangkap benda lain di lingkungan Anda,” kata Holtz. “Jadi, bukan tidak mungkin bahwa [Microraptor] kadang-kadang menangkap sesuatu di udara.”

6 dari 11 halaman

5. Perdebatan di Kalangan Peneliti Mengenai Microraptor

Pendapat di kalangan ahli paleontologi terbagi mengenai apakah Microraptor benar-benar menggunakan sayapnya untuk berburu di udara. Albert Chen, seorang ahli paleobiologi di Universitas Cambridge, menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap klaim tersebut. Baginya, menyatakan bahwa Microraptor mengejar mangsa dalam konteks udara terasa berlebihan. Ia lebih condong untuk melihat temuan baru ini sebagai informasi tentang penggunaan kaki Microraptor, tanpa secara pasti menyimpulkan peran sayapnya.

Pandangan skeptis terhadap klaim tersebut juga dikuatkan oleh ahli paleontologi lainnya, seperti Holtz, yang mencatat bahwa hipotesis alternatif yang melibatkan gaya berburu sepenuhnya atau sebagian di darat masih sesuai dengan data yang ada. Meskipun demikian, kaki Microraptor tetap diakui sebagai elemen kunci dalam menangkap mangsa, baik di darat maupun di udara. Debat ini memperlihatkan bahwa interpretasi terhadap temuan fosil dapat bervariasi di kalangan ilmiah, menekankan kompleksitas dalam mengungkap perilaku dan ekologi dinosaurus purba.

Meskipun masih ada perbedaan pendapat, terus berkembangnya teknologi, seperti resolusi gambar yang semakin tinggi melalui laser, memberikan harapan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan rinci tentang kehidupan Microraptor dan dinosaurus purba lainnya. Dengan penelitian yang terus berlanjut, kita dapat mengharapkan bahwa gambaran ekologi Microraptor dan peran penerbangan dalam strategi berburunya akan menjadi lebih terang benderang.

7 dari 11 halaman

Microraptor makan apa?

Tim ilmuwan internasional mengungkap bahwa Microraptor Zhaoianus juga memakan mamalia kecil, mungkin seukuran tikus modern. Ini diketahui dari sisa makanan yang ada di mulutnya.

 

8 dari 11 halaman

Apakah Velociraptor cerdas?

Velociraptor juga termasuk pintar bila dibandingkan dengan dinosaurus lainnya, dan hal ini membuat mereka mampu bersaing dengan predator besar lain yang hidup di tempat yang sama.

 

9 dari 11 halaman

Siapa dinosaurus terpintar?

Fosil Argentinosaurus ditemukan di Argentina, Amerika Selatan. Dinosaurus terkecil adalah Lesothosaurus yang hanya seukuran ayam. Dinosaurus terkecil ini adalah jenis pemakan tumbuhan. Dinosaurus terpintar adalah Troodon.

 

10 dari 11 halaman

Apakah T-Rex pintar?

Siapa sangka kalau ternyata dinosaurus Tyrannosaurus rex atau T-Rex ternyata memiliki otak cerdas yang mampu membuat peralatan, menyelesaikan masalah, hingga membangun suatu kebudayaan.

 

11 dari 11 halaman

Apa singkatan T-Rex?

Tyrannosaurus rex atau t-rex merupakan salah satu jenis dinosaurus yang hidup jutaan tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.