Sukses

6 Fakta Menarik Bayi Hewan Pemakan Semut

Makhluk unik pemakan semut, terkait erat dengan mamalia berkantung, memiliki proses perkembangbiakan menarik. Pada usia 3-4 tahun, pemakan semut jantan mencari pasangan. Jarak kelahiran bervariasi, beberapa betina melahirkan dalam 9 bulan. Bayi pemakan semut memiliki sifat unik yang membedakannya.

Liputan6.com, Jakarta Pemakan semut, makhluk unik yang terkait erat dengan mamalia berkantung, telah mengembangkan proses perkembangbiakan yang menarik dan sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies ini. Setelah mencapai usia sekitar tiga atau empat tahun, pemakan semut jantan mulai menunjukkan minat pada pasangan potensial. Proses kawin mereka melibatkan betina yang mengangkat ekornya untuk mengekspresikan ketertarikannya, dan jika pasangan cocok, mereka memulai proses bersanggama.

Menurut penelitian Animal Diversity Web, masa kehamilan pemakan semut berlangsung sekitar 190 hari sebelum betina melahirkan anaknya, yang memiliki berat sekitar 1,3 kg. Perkembangbiakan pemakan semut terjadi sepanjang tahun di penangkaran dan di alam liar, meskipun beberapa wilayah mungkin mengalami waktu perkembangbiakan musiman.

Meski pemakan semut mampu berkembang biak sepanjang tahun, beberapa bagian dari jangkauan geografis mereka melaporkan adanya waktu perkembangbiakan musiman. Faktor lingkungan dan cuaca tampaknya memainkan peran penting dalam menentukan kapan pemakan semut memilih untuk berkembang biak. Selain itu, jarak antar kelahiran pemakan semut dapat bervariasi, dengan beberapa betina melahirkan setelah hanya sembilan bulan.

Bayi pemakan semut, yang sering disebut sebagai anak anjing, menarik perhatian karena keunikan mereka dalam berbagai aspek. Selain menjadi representasi awal dari keberhasilan perkembangbiakan, bayi pemakan semut memiliki sifat dan karakteristik khas yang membedakannya dari jenis mamalia lainnya. Merangkum dari a-z-animals.com, yuk simak artikel ini hingga habis untuk melihat beberapa fakta menarik bayi

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 12 halaman

1. Bayi Pemakan Semut Menghabiskan Hari dengan Menunggangi Punggung Induknya

Bayi pemakan semut menghadapi tantangan unik karena cakar panjang yang dimiliki oleh pemakan semut dewasa membuat mereka tidak mampu meraih atau memegang anak-anak mereka. Dalam mengatasi keterbatasan ini, banyak bayi pemakan semut menghabiskan hari-harinya dengan menunggangi punggung induk mereka. Aktivitas ini tidak hanya menciptakan ikatan fisik antara induk dan anak, tetapi juga menciptakan pengalaman berharga yang mungkin menjadi momen sosial terbesar dalam kehidupan pemakan semut.

Meskipun pemakan semut sebagian besar adalah hewan soliter, periode kehadiran anak-anak adalah saat langka di mana mereka bersosialisasi dengan sesama jenisnya. Dalam dunia yang sebagian besar diisi dengan aktivitas soliter, hubungan antara induk dan anak membawa dimensi sosial yang mendalam dan unik dalam kehidupan pemakan semut.

Bayi pemakan semut tinggal bersama induk mereka selama sekitar satu atau dua tahun sebelum mencapai kematangan yang memungkinkan mereka menjelajahi dunia sendiri. Periode ini penting untuk pembelajaran dan pengembangan anak-anak, membantu mereka memahami lingkungan sekitar dan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup secara mandiri. Dengan demikian, sementara pemakan semut mungkin dikenal sebagai hewan soliter, masa muda mereka membawa elemen sosial yang penting untuk pemahaman lebih dalam tentang kehidupan mereka.

 

3 dari 12 halaman

2. Kekuatan dan Ukuran Cakar Menjadi Bukti Adaptasi

Sebagaimana umumnya pada mamalia, bayi pemakan semut menghabiskan periode awal kehidupan mereka bergantung pada nutrisi yang diberikan oleh susu induknya. Selama sekitar enam bulan pertama, mereka menikmati keseimbangan nutrisi yang optimal dari susu induk sebelum memasuki fase transisi menuju pola makan yang lebih berbasis semut dan rayap. Perubahan ini menandai langkah penting dalam perkembangan anak pemakan semut, karena mereka mulai mengasah insting berburu mereka dan mengembangkan keterampilan untuk menemukan makanan mereka sendiri.

Seiring pertumbuhan anak pemakan semut, cakar mereka menjadi lebih kuat dan lebih panjang. Perubahan ini bukan hanya indikasi dari perubahan fisik semata, tetapi juga merupakan penyesuaian adaptasi yang esensial. Cakar yang lebih kuat memberikan mereka kemampuan untuk merobek kayu dan mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan lebih efektif. Pada saat ini, mereka mulai belajar berburu dan mengandalkan insting alamiah mereka untuk menemukan serangga yang akan menjadi bagian penting dari pola makan mereka.

Proses pertumbuhan dan perkembangan ini menunjukkan bagaimana pemakan semut mengalami perubahan yang signifikan selama fase awal kehidupan mereka. Dengan memahami transisi dari pola makan susu induk ke makanan yang lebih padat nutrisi dan berbasis semut, kita dapat mengapresiasi kompleksitas perkembangan biologis pemakan semut dan adaptasinya terhadap lingkungan mereka.

4 dari 12 halaman

3. Keuntungan Jadi Anak Tunggal Bagi Bayi Pemakan Semut

Bagai berbeda dari hewan lain, banyak pemakan semut mengalami keunikan menjadi anak tunggal tanpa pengalaman bermain-main dengan saudara sebaya. Meskipun mungkin terdengar sedikit kesepian, status anak tunggal membawa sejumlah manfaat bagi bayi pemakan semut. Keuntungan utamanya adalah mendapatkan perhatian khusus dari ibu mereka. Anak tunggal mendapat lebih banyak waktu untuk disusui, dipeluk, dan memiliki lebih banyak ruang di punggung induk mereka untuk menumpang. Oleh karena itu, menjadi anak tunggal memberikan pengalaman yang unik dan penuh perhatian, menciptakan ikatan yang lebih erat antara anak dan induk.

Meskipun dalam dunia hewan mungkin biasa memiliki anak kembar, sebagian besar pemakan semut hanya melahirkan satu bayi pada satu waktu. Hal ini menambah keunikannya, karena kebanyakan keluarga pemakan semut mengalami dinamika kebersamaan yang lebih intim. Dalam kelompok pemakan semut, momen beraudiensi bersama saudara tidak terjadi, namun, anak-anak tunggal membangun koneksi yang lebih eksklusif dengan induk mereka. Kesendirian tersebut memungkinkan interaksi yang lebih mendalam dan penuh perhatian antara induk dan anak, menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi pemakan semut.

Keputusan untuk melahirkan satu bayi pada satu waktu mungkin terkait dengan sumber daya yang terbatas atau strategi kelangsungan hidup yang lebih efisien. Meskipun anak kembar tidak jarang terjadi, anak-anak pemakan semut yang tumbuh sebagai individu tunggal mengalami perhatian dan perawatan yang lebih intensif dari induk mereka. Dengan demikian, sementara mungkin tidak mengenal keseruan bermain dengan saudara, kehidupan sebagai anak tunggal membawa manfaat dan keistimewaan tersendiri bagi pemakan semut dalam menjalani fase awal kehidupan mereka.

5 dari 12 halaman

4. Hingga Dewasa, Pemakan Semut Tidak Memiliki Gigi

Bayi pemakan semut memasuki dunia tanpa memiliki gigi, dan mungkin terasa mengejutkan bahwa bahkan ketika mereka dewasa, pemakan semut tidak pernah memiliki gigi. Mereka termasuk dalam kategori edentates, suatu istilah yang merujuk pada hewan "tanpa gigi." 

Menurut Museum Paleontologi Universitas California, kelompok mamalia Edentata mencakup 31 spesies armadillo, pemakan semut sejati, dan sloth pohon yang masih hidup, bersama dengan delapan famili sloth tanah dan hewan mirip armadillo yang telah punah. Kendati demikian, kurangnya gigi tidak menjadi hambatan bagi pemakan semut dalam menjalani hidupnya, karena cakar, hidung, dan lidah yang panjang menjadi alat-alat efektif untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk berburu dan mengonsumsi makanan.

Meskipun tidak memiliki gigi, pemakan semut menunjukkan keunikan dan efisiensi dalam metode bertahan hidup mereka. Mesin pencernaan mereka yang sangat efektif memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi berbagai sumber makanan, termasuk semut dan rayap yang menjadi makanan utama mereka. Kemampuan ini, dikombinasikan dengan alat-alat khusus seperti cakar dan lidah yang panjang, mencerminkan adaptasi luar biasa dari pemakan semut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka tanpa bergantung pada gigi.

Meskipun kurangnya gigi mungkin terasa tidak lazim, hewan-hewan dalam kelompok Edentata, termasuk pemakan semut, telah mengembangkan strategi dan alat khusus untuk bertahan hidup tanpa kehadiran gigi. Ini adalah contoh lain dari keberagaman adaptasi dalam dunia hewan, di mana setiap spesies menemukan cara unik untuk mengatasi tantangan lingkungan mereka.

6 dari 12 halaman

5. Pemakan Semut Raksasa Terancam Punah

Keragaman spesies pemakan semut memberikan gambaran menarik tentang ekologi dan keanekaragaman hayati. Empat spesies yang mencolok di antaranya adalah pemakan semut sutra, tamandua utara, tamandua selatan, dan pemakan semut raksasa. Namun, di antara keempatnya, pemakan semut raksasa menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Menurut Daftar Merah IUCN, saat ini mereka tergolong sebagai spesies rentan. Pada masa lalu, pemakan semut raksasa menjelajahi berbagai negara di Amerika Tengah, seperti El Salvador, Guatemala, dan Belize. Namun, populasi mereka terus mengalami penurunan yang signifikan, terutama karena hilangnya habitat, perburuan, dan pesatnya urbanisasi.

Kondisi yang mengkhawatirkan ini membuat bayi pemakan semut raksasa menjadi sangat berharga dan langka. Proses perkembangbiakan spesies ini menjadi fokus penting bagi para pelestari lingkungan dan ahli konservasi. Perlindungan habitat alami mereka dan upaya untuk mengurangi tekanan perburuan menjadi langkah kritis untuk memastikan kelangsungan hidup pemakan semut raksasa. Keterlibatan komunitas lokal, kebijakan konservasi yang efektif, dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem mereka akan menjadi kunci untuk melindungi spesies ini dan memastikan bahwa kehadiran mereka di alam tidak berakhir.

Dengan memahami tantangan yang dihadapi oleh pemakan semut raksasa, upaya pelestarian dapat difokuskan pada penyelamatan spesies ini dari ambang kepunahan. Pentingnya peran bayi pemakan semut raksasa dalam mengamankan masa depan spesies tersebut menunjukkan bahwa melibatkan masyarakat dan mengadvokasi kebijakan konservasi yang berkelanjutan adalah langkah-langkah yang esensial.

7 dari 12 halaman

6. Kasus Pemakan Semut yang Bisa Menghentikan Perkembangan Embrio

Armani, seorang pemakan semut betina di LEO Zoological Conservation Center di Connecticut, mendapati dirinya menjadi pusat perhatian kontroversi sekitar satu dekade lalu. Kontroversi ini timbul setelah Armani melahirkan dua anak pemakan semut, yang pertama adalah seekor betina dan yang kedua adalah seekor jantan. Kejutan terjadi ketika sang jantan, Alf, yang seharusnya dipisahkan untuk menjaga keselamatan anak pertamanya, tak lama kemudian diketahui bahwa Armani kembali melahirkan, kali ini seekor pemakan semut jantan. Fenomena ini menjadi sorotan, mengundang pertanyaan tentang bagaimana Armani bisa hamil tanpa kehadiran Alf, yang seharusnya menjadi pasangannya.

Menurut NBC News, para ahli percaya bahwa kejadian ini dapat dijelaskan sebagai kasus implantasi yang tertunda, suatu kondisi dimana pemakan semut mampu menghentikan perkembangan embrio dalam kondisi tertentu. Meskipun fenomena ini sebelumnya dicatat pada kerabat dekat pemakan semut, seperti armadillo, ini adalah pertama kalinya peristiwa serupa tercatat pada pemakan semut. Meskipun belum ada jawaban pasti mengenai apakah ini benar-benar terjadi atau tidak, penjelasan mengenai implantasi yang tertunda memberikan gambaran masuk akal atas kejadian unik ini.

Kisah Armani membuka pintu bagi pemahaman lebih dalam tentang kemampuan reproduksi dan fenomena implantasi pada pemakan semut. Kejadian ini memberikan pandangan baru bagi para peneliti dan ahli biologi dalam memahami kompleksitas mekanisme reproduksi dalam keluarga mamalia ini, sambil tetap memberikan banyak misteri yang menantang untuk dipecahkan.

8 dari 12 halaman

Anteater makan apa?

Ia dikenal sebagai pemakan semut raksasa, hewan ini bernama Giant Anteater. Memiliki nama latin Myrmecophaga tridactyla. Hewan ini dikenal hidup menyendiri dan ibu yang baik bagi anaknya. Semut, rayap, larva serangga menjadi makanan kesukaan dari mamalia ini.

 

9 dari 12 halaman

Apakah hewan Giant Anteater langka?

Laman National Geographic menyebut bahwa menurut IUCN, giant anteater adalah mamalia paling terancam punah di Amerika Tengah. 

 

10 dari 12 halaman

Apakah laba laba bisa makan semut?

Laba-laba yang terdapat di Gurun Negev, Israel, ini gemar membunuh semut untuk dijadikan makanan.

 

11 dari 12 halaman

Armadillo makan apa?

Armadillo tidak menyukai udara dingin karena tubuhnya hanya menyimpan sedikit lemak. Hewan yang suka tidur bahkan mencapai 16 jam dalam sehari ini mencari makan saat subuh dan malam hari. Makanannya adalah hewan serangga seperti semut, rayap, kumbang, dan juga serangga-serangga lainnya.

 

12 dari 12 halaman

Apakah armadillo dilindungi?

Hewan ini termasuk hewan langka yang dilindungi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini