Sukses

Ragam Pakaian Adat Jawa, Punya Ciri Khas di Setiap Daerah

Pakaian adat Jawa ternyata memiliki ciri khas pada setiap daerahnya

Liputan6.com, Jakarta Jawa, salah satu pulau terpadat di Indonesia, memperlihatkan keragaman suku dan kebudayaan. Dari bahasa, alat musik, hingga pakaian adat yang digunakan dalam berbagai acara, seperti upacara adat dan pernikahan, sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan budaya dan warisan nenek moyang.

Pakaian adat Jawa memiliki ciri khas yang unik, varian tersebut sesuai dengan daerah tempatnya berkembang. Selain menampilkan keindahan seni, pakaian adat Jawa juga menyertakan motif sebagai simbol dan identitas khusus bagi pakaian tersebut.

Berikut ragam pakaian adat Jawa dirangkum Rabu (7/2/2024)

2 dari 11 halaman

Kebaya

Kebaya, sebagai pakaian adat Jawa, telah mengalami transformasi modern. Pada masa kerajaan, kebaya hanya dikenakan oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai simbol tingkat sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, pakaian adat Jawa Tengah ini menjadi umum digunakan oleh masyarakat. Motif dan warna dalam kebaya tidak hanya bersifat dekoratif, melainkan juga sarat dengan makna mendalam.

Motif bunga, sebagai contoh, melambangkan keindahan alam dan memiliki makna spiritual dalam kepercayaan Jawa Tengah. Sementara motif burung merak mewakili keanggunan dan kemuliaan. Warna merah pada kebaya mencerminkan keberanian dan kekuatan, sedangkan warna kuning mengandung makna kebangsawanan dan kemewahan. Transformasi kebaya tidak hanya mencerminkan perubahan mode, tetapi juga menciptakan dimensi baru yang mendalam dalam penafsiran simbolisme budaya.

3 dari 11 halaman

Jawi Nangkep

Jawi Nangkep merupakan pakaian tradisional khusus untuk pria di Jawa Tengah. Bagian atasnya disebut beskap, yang dipadukan dengan kain jarik serta beberapa aksesori seperti keris, blangkon, alas kaki, dan bunga melati. Pakaian adat Jawi Nangkep diyakini mampu memancarkan keanggunan dan kejantanan bagi para pria. Terdapat dua jenis utama dari pakaian adat Jawi Nangkep, yaitu Jawi Jangkep yang umumnya dikenakan dalam acara resmi, dan Jawi Jangkep Padinten yang dipakai dalam acara nonformal seperti pertemuan santai, kegiatan keluarga, atau kegiatan sehari-hari sehingga dirancang untuk kenyamanan dan kesantaiannya.

4 dari 11 halaman

Kanigaran

Pakaian adat Jawa Kanigaran dirancang khusus untuk pengantin dari keluarga kerajaan Kesultanan Ngayogyakarta, dikenal sebagai "Paes Ageng Kanigaran" atau "Berpakaian Besar ala Kanigaran". Pakaian ini umumnya terbuat dari beludru berkualitas tinggi, dengan bawahan berupa kain dodot, yang merupakan bagian dari tradisi budaya Jawa. Kanigaran dianggap lebih dari sekadar pakaian adat, melainkan sebagai simbol kehormatan, pewarisan budaya, dan tradisi yang kental dalam lingkungan keluarga kerajaan.

5 dari 11 halaman

Basahan

Basahan merupakan pakaian adat Jawa yang mirip dengan pakaian adat Jawa Kanigaran. Perbedaannya, Basahan dikenakan oleh pengantin pada upacara pernikahan dan tidak melibatkan pakaian luar seperti Kanigaran. Basahan lebih menekankan pada elemen bagian dalam pakaian dan menggunakan aksesori yang lebih sederhana. Pakaian adat Jawa Basahan juga mengandung makna suci dan sakral dalam konteks pernikahan.

6 dari 11 halaman

Pakaian Mantenan

Pakaian Mantenan adalah pakaian adat yang berasal dari Jawa Timur, yang dikenakan oleh pengantin dalam pelaksanaan upacara pernikahan sesuai dengan tradisi budaya Jawa Timur. Pakaian ini, yang dahulu dipakai oleh Raja Jawa pada masa lampau, terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan dominasi motif kain yang ditenun dari kawat emas pada pakaian wanita. Sementara itu, pakaian pria terdiri dari beskap berwarna hitam dengan potongan berbeda di bagian depan dan belakang, serta peci hitam dengan aksen emas. Kedua pengantin juga melengkapi penampilan mereka dengan aksesori tambahan berupa bunga melati.

7 dari 11 halaman

Apa itu Pakaian Adat Tradisional?

Busana tradisional, yang juga dikenal sebagai pakaian adat, busana daerah, atau pakaian tradisional, merupakan bentuk pakaian yang menggambarkan identitas, seringkali terkait dengan suatu wilayah geografis atau periode tertentu dalam sejarah. Pakaian adat tidak hanya mencerminkan identitas geografis, tetapi juga dapat mencerminkan status sosial, pernikahan, atau afiliasi agama.

8 dari 11 halaman

Baju Adat Apa Saja yang Ada di Jawa Timur?

Pakaian adat Jawa Timur memiliki akar tradisional yang mendalam, dengan Banyuwangi sebagai salah satu penghasil pakaian adat terkemuka. Baju jebeng, contohnya, adalah kebaya polos yang secara khusus dirancang untuk kaum wanita. Di sisi lain, pakaian thulik, yang diperuntukkan bagi kaum pria, terdiri dari baju lengan panjang polos berwarna hitam yang dihiasi dengan kancing emas, disempurnakan dengan celana panjang seragam berwarna senada.

9 dari 11 halaman

Baju Adat Jawa Laki-laki Apa Namanya?

Kata "Beskap" berasal dari istilah Belanda "Beschaafd," yang mengandung arti "beradab." Beskap merupakan jenis pakaian tradisional untuk laki-laki yang berasal dari daerah Jawa, termasuk Solo. Umumnya, Beskap digunakan dalam berbagai acara seperti upacara adat dan acara resmi lainnya.

10 dari 11 halaman

Baju Kebaya Adat Apa?

Kebaya menjadi salah satu varian pakaian adat yang terkenal di Jawa Tengah. Pakaian kebaya ini memiliki desain blus sederhana dengan lengan panjang. Kebaya sering kali digunakan dalam berbagai upacara adat atau acara formal.

11 dari 11 halaman

Apa Nama Baju Adat Madura?

Pesa'an merupakan pakaian adat khas dari Madura, provinsi Jawa Timur. Baju Pesa'an memiliki peran signifikan sebagai simbol budaya yang mewakili keberagaman pakaian adat Jawa Timur di Nusantara. Pakaian Pesa'an umumnya dikenakan pada acara-acara penting masyarakat Madura, seperti upacara pernikahan dan acara penting lainnya.