Sukses

Artefak Misterius, Topeng Langka dari Era Raja Maya Muncul di Makam Kuno 1.700 Tahun Silam

Juni 2022, di Chochkitam disebuah kota Guatemala terdapat penemuan topeng batu giok langka di makam raja Maya kuno, 1.700 tahun lalu yang memukau dengan keindahannya.

Liputan6.com, Jakarta Berita dari Newsweek menyebutkan bahwa pada bulan Juni 2022, terjadi penemuan arkeologi yang menakjubkan yang menambah nilai sejarah kota Chochkitam di wilayah timur laut Guatemala.

Para ahli arkeologi mengumumkan penemuan sebuah topeng batu giok yang sangat langka di makam seorang raja Maya kuno yang meninggal sekitar 1.700 tahun yang lalu. Penemuan ini menjadi pusat perhatian karena keindahan dan keunikannya, serta diyakini sebagai milik sang raja.

2 dari 11 halaman

1. Berasal dari Pemakaman Kerajaan Tertua

Makam tersebut diperkirakan berasal dari sekitar tahun 350 M, menjadikannya salah satu pemakaman kerajaan tertua dalam Periode Maya Klasik (250 hingga 900 M). Francisco Estrada-Belli, seorang arkeolog dari National Geographic, mengungkapkan bahwa penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang sejarah Peradaban Maya yang mendominasi wilayah tenggara Meksiko, Guatemala, Belize, dan bagian barat El Salvador serta Honduras selama lebih dari 3.000 tahun hingga masa penjajahan Spanyol.

Suku Maya kuno, yang terkenal dengan arsitektur mencolok, keahlian matematika tingkat lanjut, dan sistem astronomi canggih, meninggalkan jejak mengesankan dalam sejarah Amerika pra-Hispanik. Penemuan terbaru di kota kuno Chochkitam, wilayah timur laut Guatemala, menambah wawasan kita tentang peradaban ini. Chochkitam, dikenal sejak awal abad ke-20, menjadi pusat perhatian saat para arkeolog mengungkap makam yang belum pernah diselidiki sebelumnya.

3 dari 11 halaman

2. Penemuan Makan dalam Situs Piramida

Struktur piramida, tempat ditemukannya topeng giok yang langka, menjadi tempat penemuan yang menarik yakni menyimpan makam yang masih utuh meskipun pernah diincar oleh penjarah sebelumnya yang tidak berhasil mencapainya. Penemuan ini mendekatkan kita pada pemahaman kehidupan sehari-hari dan praktik spiritual Suku Maya kuno, serta memperkaya pengetahuan tentang peradaban yang sangat maju pada masanya.

Dalam makam tersebut, arkeolog menemukan peti mati berbentuk kotak batu atau kerangka yang sebagian besar sudah membusuk dan serangkaian persembahan yang mendampingi penguburan sebagaimana dilaporkan oleh National Geographic. Persembahan tersebut melibatkan sebuah pot, koleksi besar cangkang tiram, beberapa tulang manusia yang diukir dan dihiasi dari individu yang berbeda, serta beberapa potongan batu giok, yang diyakini oleh peneliti sebagai topeng yang rumit.

Estrada-Belli menyatakan, "Kami menyadari bahwa ini adalah makam kerajaan saat kami melihat semua persembahan di dalam pemakaman tersebut."

4 dari 11 halaman

3. Topeng Langka

Topeng dibuat dari mosaik 33 keping batu giok seukuran prangko yang tersebar di area dada kerangka. Estrada-Belli menyatakan kesulitan dalam menyatukannya dan memerlukan beberapa percobaan dan kesalahan, dibantu oleh ahli konservasi.

Topeng di makam kuno itu, dikenal sebagai 'k'oj' (diucapkan 'koh'), memiliki ciri khas menarik. Simbolisasi dewa atau leluhur, topeng ini memiliki fungsi unik. Selain dipasang pada ikat pinggang atau rak punggung, keistimewaannya terletak pada perannya sebagai perantara roh leluhur atau ketuhanan yang merasuki dan berkomunikasi melalui tubuh yang hidup.

Menurut Alexandre Tokovinine, peneliti di Departemen Antropologi Universitas Alabama, "Topeng juga bisa menjadi bagian dari bungkusan suci atau patung kebaktian berukuran penuh." Dalam pemahaman budaya Maya Klasik, topeng sabuk ini umumnya hanya dimiliki oleh bangsawan.

5 dari 11 halaman

4. Ditemukannya Kerangka Raja

Penemuan menggemparkan di makam raja Maya tidak hanya terbatas pada kerangka utama sang penguasa, tetapi juga melibatkan tulang manusia tambahan yang memberikan pencahayaan pada identitas misterius ini. Dua tulang paha diukir secara halus, milik dua individu berbeda, serta pecahan tulang berukir yang tampaknya dari dua orang lainnya, menjadi bagian integral dari persembahan penguburan.

Peneliti menunggu hasil analisis DNA untuk mengungkap potensi hubungan kekerabatan antara sang raja dan individu lain. Keberhargaan tulang-tulang ini terletak pada gambar dan nama misterius raja yang terukir, bersama dengan dua nenek moyangnya. Nama di tulang paha kedua, "Itzam Kokaj Bahlam," menciptakan interpretasi kasar sebagai "dewa matahari/burung/jaguar." Penemuan ini mendalamkan pemahaman tentang warisan budaya dan kepercayaan spiritual Suku Maya, sambil membuka misteri keterkaitan mereka dalam dunia roh dan alam baka.

Estrada-Belli mengungkapkan pentingnya penemuan ini, terutama karena mengungkap periode yang kurang diketahui dalam sejarah Maya. Makam ini luar biasa karena berhasil menghindari penjarahan yang merusak banyak situs arkeologi di Guatemala. Estrada-Belli menyatakan bahwa penjarahan barang antik adalah masalah berkelanjutan yang terkait dengan kejahatan terorganisir internasional.

6 dari 11 halaman

5. Penemuan yang Sangat Langka Dalam Sejarah

Penemuan di makam kuno memberikan wawasan mendalam tentang pribadi raja Maya dan membuka pintu untuk pemahaman lebih lanjut tentang Periode Klasik peradaban ini yang masih perlu banyak penelitian. Meskipun Periode Klasik mencapai puncak kejayaan bagi Suku Maya, pengetahuan ilmiah tentang sejarah politik, khususnya antara tahun 300-500 M, masih terbatas.

Topeng batu giok dan sayatan tulang manusia, menurut Estrada-Belli, adalah penemuan "sangat langka" dalam arkeologi Maya. Penemuan nama raja dalam makam persembahan juga menjadi hal yang jarang terjadi.

Pengetahuan yang kita miliki, kata Tokovinine, dipengaruhi oleh sejarah proyek arkeologi tertentu, bukan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Chochkitam sebelumnya tidak dipertimbangkan dalam politik regional karena fokus penyelidikan arkeologi pada situs di sekitar Xultun dan Rio Azul.

Penemuan di Chochkitam, termasuk makam ini, mengungkapkan kompleksitas politik dan dinamika yang melibatkan tiga keluarga kerajaan bersaing untuk mendapatkan posisi teratas dalam jaringan aliansi dan patronase.

Keberhargaan penemuan terletak pada benda-benda penguburan yang menghubungkan raja dengan kerajaan lain, menunjukkan keterlibatannya dalam jaringan kerajaan Maya yang lebih luas. Estrada-Belli menyebut dinasti yang terlibat melibatkan kerajaan Tikal dan negara Teotihuacan di Meksiko, sekitar 600 mil dari situs penemuan. Penemuan ini mengungkapkan hubungan kompleks antara berbagai kerajaan Maya, membantu memperjelas peran politik dan budaya masyarakat selama Periode Klasik.

7 dari 11 halaman

Question and Answer

1. Kenapa bangsa Maya punah? 

Penyebab kepunahan bangsa Maya adalah kehilangan hutan dan kerusakan sistem pertanian, menurut arkeolog Amerika pada pembukaan acara tersebut.

8 dari 11 halaman

2. Apakah Suku Maya masih ada sekarang?

Meskipun peradaban Suku Maya runtuh pada 800-1000 M, masyarakat Maya masih eksis di Mesoamerika, terutama di selatan Meksiko, Guatemala, Belize, El Salvador, Honduras, dan Nikaragua, dengan jumlah sekitar delapan juta jiwa.

9 dari 11 halaman

3. Apa suku terkuat di dunia?

Suku Maya menduduki peringkat pertama sebagai suku terkuat di dunia dan dikenal karena ilmu sihirnya yang menakutkan.

10 dari 11 halaman

4. Suku apa yang paling tua di dunia?

Dr. Bennett Bronson dan tim peneliti lembaga purbakala Jakarta menyatakan bahwa suku Kerinci adalah suku tertua di dunia pada tahun 1973.

11 dari 11 halaman

5. Suku apa yg pertama di Indonesia?

Berasal dari Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur, dianggap sebagai suku tertua di Indonesia dengan keberadaannya yang diperkirakan mencapai 500 ribu hingga 1 juta tahun yang lalu, suku Wajak didukung oleh penemuan fosil manusia purba jenis Homo Wajakensis.

Video Terkini