Liputan6.com, Jakarta DKI Jakarta memiliki banyak ciri khas yang menarik perhatian masyarakat. Meskipun perkembangan zaman terus mengubah wajah ibu kota, warisan budayanya tetap lestari dan dijaga dengan baik. Salah satu bentuk pelestarian budaya tersebut terlihat dalam penggunaan pakaian adat Betawi yang masih populer hingga kini.
Pada berbagai acara, baik di lingkungan pemerintahan maupun sekolah, sering kali dianjurkan untuk mengenakan pakaian adat Betawi sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya daerah. Pakaian tradisional mencerminkan identitas khas suatu wilayah dengan berbagai variasi model, warna, ornamen, serta corak yang unik.
Baca Juga
Pengaruh budaya asing, seperti India, Arab, dan Cina, turut memberikan sentuhan khas pada busana tradisional Betawi, menjadikannya semakin kaya akan makna dan estetika. Secara historis, DKI Jakarta dahulu dikenal sebagai Kota Batavia pada masa penjajahan Belanda. Nama Betawi sendiri berasal dari kata "Batavia," yang kemudian berkembang menjadi "Batawi" dan akhirnya berubah menjadi "Betawi."Â
Advertisement
Berikut deretan potret dan ulasan singkat baju adat betawi yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/3/2025).
Pangsi Betawi
Pangsi Betawi, pakaian tradisional khas Betawi, menampilkan desain leher bundar serta lengan yang panjang.
Dulu, Pangsi Betawi sering dipakai oleh anak-anak. Namun, saat ini, lebih banyak digunakan oleh pesilat atau pendekar asal Betawi.
Baju Tikim dan Celana Pangsi merupakan busana yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa.
Ditandai dengan pola kerah bulat mirip huruf O, Pangsi Betawi memiliki potongan longgar yang berbeda dari ukuran tubuh penggunanya.
Advertisement
Kebaya Encim
Kebaya encim, yang sering disebut sebagai pakaian tradisional Betawi yang masih populer di kalangan wanita hingga saat ini.
Biasanya, kebaya encim dipakai oleh wanita paruh baya, wanita muda, remaja perempuan, atau gadis muda.Â
Sejarah kebaya ini mencatat bahwa baju ini dibuat dari paduan bahan lace atau brokat Eropa yang dihiasi dengan bordiran. Hal ini menyebabkan kesan bahwa pakaian ini telah dihias langsung.
Bangsawan Ujung Serong
Baju Ujung Serong merujuk pada pakaian adat khas Betawi. Pemberian nama "Serong" karena desain yang menampilkan sedikit bagian kain jas yang menjulur sekitar 8 cm yang disusun secara miring.
Pakaian tradisional ini umumnya dipakai oleh golongan bangsawan serta kaum demang.
Komponen dari busana ini mencakup kemeja putih, kain batik, jas berwarna gelap, dan celana serupa warna dengan jas.
Advertisement
Sadariah
Jika Pakaian adat Betawi wanita sering mengenakan kebaya encim, maka pria dapat menggunakan Baju Sadaria.
Pakaian adat Betawi ini sering dipadukan dengan celana panjang batik yang memiliki potongan longgar. Bahan yang umum digunakan untuk pakaian ini adalah katun dan sutra, dengan gaya kerah yang tinggi.
Pakaian ini memiliki kancing sepanjang 3 atau 4 cm yang melintasi bagian depan hingga bagian bawah, dilengkapi dengan dua kantong di bagian bawah sebelah kiri dan kanan.
Sorban atau Selendang
Pakaian adat Betawi bagi pria seringkali menonjolkan ciri khasnya dengan menggunakan selendang atau sorban.Â
Sarung tersebut biasanya dilipat dan dipasang di sekitar leher atau sekadar dibiarkan bergelantungan di atas pundak.Â
Sementara itu, bagi wanita, penggunaan selendang warna-warni juga menjadi salah satu unsur yang mencolok dalam penampilan pakaian adat Betawi, untuk menambah kesan unik pada busana mereka.
Advertisement
Q and A
Apa Nama Baju Adat Betawi?
Di antara baju adat betawi ialah Pangsi Betawi yang memiliki ciri leher yang bundar dan menggunakan tangan panjang.
Apa Nama Baju Adat Betawi Perempuan?
Diketahui baju adat betawi perempuan ialah Kebaya Encim.
Apa Nama Baju Adat Betawi Laki-laki?
Diketahui baju adat betawi laki-laki ialah Baju Koko atau Sadariah.