Liputan6.com, Jakarta Selama tahun 2010-an, Game of Thrones adalah acara televisi terbaik dan paling terkenal. Game of Thrones dibuat berdasarkan novel "A Song of Ice and Fire" karya George R.R. Martin. Serial ini mengisahkan tentang perjuangan antarbangsawan yang saling berkomplot untuk merebut takhta Besi (The Iron Thorne) di Seven Kingdoms, dengan berbagai intrik politik, pengkhianatan, dan pertempuran yang epik.
Dikenal dengan karakter-karakter kompleks dan plot yang tak terduga, Game of Thrones telah menjadi fenomena budaya populer yang memukau jutaan penonton di seluruh dunia. Serial ini juga dikenal dengan visualnya yang memukau dan produksi yang megah, menjadikannya salah satu serial terpopuler sepanjang masa.
Baca Juga
Serial ini mendominasi di setiap malam Minggu dan mengukuhkan HBO peringkat pertama untuk tayangan televisi, dengan ini Thrones merevolusi lanskap layar kaca.
Advertisement
Meskipun akhir ceritanya yang terkenal meninggalkan noda yang cukup besar pada reputasinya, Thrones tetap menjadi acara yang diakui, yang mungkin tidak akan pernah ada lagi.
Alasan utama di balik kesuksesan Thrones adalah koleksi karakternya yang luar biasa kompleks, penuh nuansa, dan tak terlupakan. Pahlawan, penjahat, dan semua yang ada di antaranya, tokoh-tokoh ini membuat penonton tetap terlibat dalam urusan benua Westeros dan Essos, banyak di antara mereka yang termasuk di antara karakter terbaik sepanjang masa dalam sejarah HBO.
Setiap musim Game of Thrones memiliki karakter MVP yang tak terbantahkan, karakter yang memberikan kesan kuat dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam narasi acara tersebut. Berikut ialah karakter yang menonjol dalam setiap musim Game of Thrones melansir dari Collider.com, Jum’at (01/03/2024).
Season 1 - Eddard
Tidak mengherankan jika Lord Eddard "Ned" Stark adalah karakter terbaik di musim pertama Game of Thrones. Dialah sang tokoh protagonis dari musim pertama serial ini, Ned adalah Lord of Winterfell dan Warden of the North, yang diperankan oleh Sean Bean yang memiliki gaya akting luar biasa.
Dia meninggalkan rumahnya untuk melayani sebagai tangan kanan raja untuk teman lamanya, Robert Baratheon, dan ia memasuki dunia yang penuh dengan tipu daya dan nafsu kekuasaan yang tidak pernah dia bayangkan.
Karakter Ned tidak selamat di episode sembilan. Tentunya kematian Ned sangat mengejutkan bagi para penonton yang tidak baca buku novelnya. Ned adalah pahlawan yang sangat berpengaruh di Thrones, bahkan kematiannya memulai seluruh konflik.
Bean melakukan pekerjaan yang mengesankan dalam memerankan Ned, gaya akting yang harus terlihat “terhormat” menjadikan Bean berhasil mengeksekusi karakter Ned dalam serial ini, dan menarik perhatian para penonton. Bukanlah tugas yang mudah untuk menggambarkan karakter orisinil seperti itu, namun Bean dengan bijak memilih untuk mewujudkan karakter tersebut sesuai dengan apa yang digambarkan dalam buku, ia tidak menggunakan ego-nya untuk merubah “karakter” dari tokoh Ned ini.
Advertisement
Season 2 - Tyrion Lannister
Para penggemar Game of Thrones setuju bahwa Tyrion Lannister adalah karakter yang paling menonjol dalam serial televisi ini. Diperankan oleh Peter Dinklage yang perkasa, Tyrion adalah adik bungsu yang banyak akal, cerdas, dan jenaka dari House Lannister.
Musim kedua kita semua melihat dia menjadi tangan kanan raja untuk Joffrey, melakukan yang terbaik untuk membimbing anak alim ini sambil mempersiapkan invasi Stannis yang akan datang dan berurusan dengan ancaman konstan dari saudara perempuannya yang jahat.
Meskipun banyak karakter yang bersinar dalam musim kedua dalam Thrones, termasuk Tywin, Arya, Margaery, Cersei, Dany, dan Jon, tetapi tetap yang berhak mendapatkan peringkat tertinggi ialah milik Tyrion.
Karakter ini memiliki momen-momen terbaik, mulai dari ciri khas olok-olok jenakanya dengan Varys dan Bronn hingga aksi berdialog yang memukau dengan Cersei. Dan dia bahkan mendapatkan kisah cinta yang manis dengan majikannya, Shae.
Konflik puncak Tyrion muncul dalam episode kesembilan, yang berhubungan dengan pertempuran Blackwater yang ikonik, dimana ia dengan berani memimpin pasukan Lannister melawan Stannis.
Peter Dinklage sangat rapih dalam memerankan karakter Tyrion Lannister ini, dan ia mendominasi pada musim ini, membuat para penonton ikut merasakan penderitaan Tyrion dalam setiap menit yang menegangkan dan memicu kecemasan.
Season 3 - Daenerys Targaryen
The Mother of Dragons adalah gelar yang diberikan kepada Daenerys Targaryen, salah satu karakter utama dalam serial Game of Thrones. Karakter ini diperankan oleh aktris terkemuka yaitu Emilia Clarke.
Dia dikenal karena memiliki tiga naga yang menjadi simbol kekuatannya. Daenerys adalah putri terakhir dari keluarga Targaryen, yang dulunya adalah penguasa Seven Kingdoms sebelum digulingkan oleh Robert Baratheon.
Dan pada musim ketiganya, karakter ini sangat berpengaruh dalam runtunan ceritanya. Pada musim ini kita melihat Daenerys sebagai salah satu tokoh yang memegang kekuasaan dengan sistem politiknya, menaklukkan beberapa kota di Essos dan membuat namanya terkenal di berbagai benua.
Dalam ceritanya setelah naga-naga Daenerys menetas di akhir musim pertama, Daenerys memulai petualangannya untuk kembali ke Westeros. Meskipun Robb, Catelyn, dan Jaime adalah pesaing yang layak untuk karakter terbaik di musim ketiga ini, pada akhirnya, Daenerys-lah yang memiliki semua momen terbaik.
Ceritanya di kota Astapor sangat penting, karena ini adalah pertama kalinya penonton melihat ketegasan dan kemampuannya untuk mendapatkan rasa hormat dan pengabdiannya Daenerys pada kota ini.
Dalam musim ini juga merupakan pertama kalinya salah satu naganya menggunakan nafas apinya, yang berarti ini adalah debut dari kata yang sekarang menjadi ikonik, yaitu "Dracarys".
"And Now His Watch Is Ended" adalah salah satu episode terbaik Daenerys di Game of Thrones dan momen ketika para penggemar benar-benar terfokuskan pada peristiwa di gereja Targaryen. Soundtrack yang sangat bagus, karya dari ahli musik Ramin Djwadi, dan penampilan Clarke yang memukau membuat semuanya semakin berkesan.
Advertisement
Season 4 - Tyrion Lannister
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, Tyrion adalah pesaing yang kuat untuk karakter terbaik di Game of Thrones.
Musim keempat membuatnya mencapai level baru, karena ia dituduh atas pembunuhan Joffrey dan menghabiskan sebagian besar musim ini adalah pengadilan untuk Tyrion. Alur ceritanya memungkinkan adanya momen-momen yang kuat untuk semua keluarga Lannister, dan Jon Snow juga mendapatkan beberapa perkembangan yang patut di acungi jempol pada Castle Black. Namun, tidak ada karakter yang dapat menggeser Tyrion dalam musim ini.
Persidangan Tyrion adalah salah satu alur cerita terbaik dalam Game of Thrones, sebagian besar berkat penulisan naskah yang luar biasa dan penampilan yang ciamik dari sang aktor Peter Dinklage.
Dalam monolog terakhirnya di akhir episode "The Laws of Gods and Men" merupakan momen terbaik dari karakter ini, sebuah katarsis yang berapi-api dan penuh dengan rasa sakit di mana pengabaian dan penderitaan selama bertahun-tahun muncul ke permukaan.
Musim ini diakhiri dengan Tyrion yang melarikan diri dari penjara dan membunuh Tywin dan Shae sebelum berangkat ke Essos, mengakhiri salah satu konflik besar dalam sejarah Thrones. Tyrion benar-benar menggandeng musim ini, ia sangat berpengaruh dalam setiap episodenya.
Season 5 - Jon Snow
Setelah kematian Ned, Jon Snow menjadi pahlawan dalam serial ini. Diperankan oleh Kit Harington, Jon sama terhormatnya dengan Ned, meskipun Jon jauh lebih berani melanggar aturan.
Jon dalam musim ini dinobatkan sebagai Lord Commander of the Night's Watch. Perkembangan besar ini ternyata menjadi kutukan, karena hubungan Jon yang terus menerus dengan rakyat bebas menyebabkan keresahan di Castle Black, yang berpuncak pada kematiannya yang tampak jelas pada episode terakhir musim ini yaitu "Mother's Mercy".
Jon Snow adalah karakter favorit penggemar dan salah satu tokoh yang paling terkenal di Thrones. Musim kelima ini merupakan perjuangannya melawan White Walkers, dan perkembangan karakternya menjadi seorang pemimpin.
Kit Harington melakukan pekerjaan yang mengesankan dalam memerankan karakter ini, baik dari segi aktingnya maupun dari segi pembentukan fisiknya, yang semua itu mengarah pada momen terbaiknya di musim ini dalam episode "Hardhome". Episode ini memperlihatkan Jon berhadapan langsung dengan White Walkers dan bahkan membunuh salah satunya dengan pedang Valyrian Steel, Longclaw.
Dalam seluruh perjalanan Jon dalam musim ini, semua itu berpuncak pada episode "Hardhome". Pertempuran tersebut benar-benar mengubah persepsi Jon, meyakinkannya tentang siapa musuh yang sebenarnya.
Advertisement
Season 6 - Cersei Lannister
Diperankan dengan penuh semangat oleh Lena Headey yang brilian, Cersei Lannister adalah tokoh antagonis terbesar di Thrones dan salah satu tokoh penjahat terbaik sepanjang serial televisi ini. Ratu Westeros, Cersei adalah seorang wanita yang pendendam, jahat, dan mementingkan diri sendiri yang dimana ia tidak akan berhenti untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintainya.
Para penggemar menyaksikan kelicikan dan kekejaman Cercei seiring berjalannya cerita pada musim ini, yang berpuncak pada pehinaannya pada musim keenam ini. Dengan demikian, Cersei pada musim ini adalah karakter yang mencapai titik rendahnya dan penuh dengan amarah, yang mengarah pada konsekuensi yang mengejutkan.
Musim keenam adalah saat-saat terbaik bagi Cersei, dan Lena Headey berhasil memeras rasa pahit untuk memerankan karakter ini. Dan musim ini adalah di mana Cersei mengukuhkan posisinya sebagai penjahat utama di Game of Thrones, dan ada elemen tragis dalam setiap alur ceritanya. Ini adalah penggambaran kejahatan yang sempurna dan mempesona untuk Thrones, sebuah bukti kejeniusan Cersei sebagai karakter dan kehebatan Headey sebagai aktris yang memainkan karakter ini.
Season 7 - Jaime Lannister
Anak kedua dari keluarga Lannister, Jaime, mengalami perubahan yang paling signifikan dalam Game of Thrones pada musim ini.
Berawal dari seorang ksatria yang menjijikkan, egois, dan sombong, Jaime menjadi lebih terhormat, dikarenakan pengalaman buruknya di Brienne of Tarth. Kembalinya Jaime ke King’s Landing pada musim ketiga membuat karakter ini semakin dibenci oleh para penggemar, karena ia menjadi semakin mementingkan diri sendiri, kontras dengan saudara perempuan dan kekasihnya, Cersei, yang lebih jahat.
Diperankan oleh Nikolaj Coster-Waldau, Jaime merupakan tokoh yang menonjol dalam beberapa musim Game of Thrones, terutama di musim ketiga dan keempat namun, musim ketujuh adalah waktunya Jaime untuk bersinar. Dipaksa untuk mempertahankan kekuasaan Cersei melawan Daenerys, Jaime bangkit untuk menghadapi tantangan tersebut, membuktikan kemampuannya yang legendaris sebagai seorang prajurit dan ahli strategi. Momen yang paling berkesan datang dalam episode “The Spoils of War” di mana dia menghadapi Daenerys dan Dothraki di sebuah lapangan terbuka dan secara mengejutkan, Jaime masih hidup.
Musim ketujuh ini Thrones terasa terburu-buru, pula ceritanya semakin tak masuk akal, dan musim ini merupakan titik awal memberi kekecewaan kepada para penggemarnya. Musim ini diakhiri dengan Jaime yang akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada Cersei, puncak dari pengembangan selama tujuh tahun. Dan meskipun di episode terakhir pada musim ini akhirnya menghapus semua hal baik itu, status Jaime sebagai karakter terbaik pada musim ketujuh tidak dapat tergantikan.
Advertisement
Season 8 – Sansa Stark
Para penggemar menganggap musim kedelapan ini sebagai yang terburuk dalam seluruh musim Game of Thrones dengan alasan yang masuk akal. Tergesa-gesa dan anti-klimaks, akhir yang ditunggu-tunggu dari salah satu acara terbaik televisi modern ini tidak memberikan apa pun kecuali kesia-siaan dan kekecewaan.
Namun, di antara semua karakter yang biasa saja pada musim ini, ada satu karakter yang menonjol, yaitu Sansa Stark yang diperankan oleh Sophie Turner mendapatkan predikat terbaik dari seluruh performa karakter pada musim ini. Dia tetap tenang dan berdiri tegak menghadapi segala sesuatu dan semua orang layaknya ratu sejati.
Sansa Stak pada awal penampilannya dianggap sebagai salah satu karakter yang paling terpuruk, Sansa mengalami trauma dan rasa sakit yang parah, yang pada akhirnya berhasil keluar dari situasi tersebut dan mendapatkan kembali di tempat yang semestinya sebagai Lady of Winterfell.
Musim kedelapan ini kita melihatnya memegang kendali penuh atas perannya sebagai seorang ratu, membangun otoritasnya dan secara terbuka mempertanyakan keputusan buruk Danerys dan Jon.
Sophie Turner pada musim ini sangatlah all-out, bahkan sampai meraih nominasi Emmy. Episode terbaik Sansa adalah episode pembuka musim ini, yaitu “Winterfell” dimana ia dengan mudah menjadi pusat perhatian dari seluruh episode pada musim kedelapan ini. Perjalanan Sansa sangat memukau dan dipenuhi tantangan membuatnya mendapatkan julukan yang tepat sebagai Lady of Winterfell, pula menjadi karakter terbaik pada musim kedelapan ini.