Liputan6.com, Jakarta Ozempic adalah obat diabetes tipe 2 yang baru-baru ini disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk digunakan di pasaran. Obat ini memiliki potensi untuk mengubah paradigma pengobatan diabetes, karena dapat membantu pasien mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik daripada obat-obatan yang sudah ada.
Tetapi obat diabetes Ozempic ini telah menjadi fenomena di media sosial karena dipercaya memiliki kemampuan untuk menurunkan berat badan. Obat ini konon dapat menekan nafsu makan, menstabilkan kadar gula darah, dan memberikan rasa kenyang pada perut.
Baca Juga
Namun, tak semua orang rupanya cocok dengan obat ini, dan obat ini pun belum tentu menjadi obat mujarab untuk menurunkan berat badan. Jika Anda sedang mengejar penurunan berat badan tanpa bantuan obat Ozempic, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana Anda mencari jalan alternatif yang memiliki manfaat penurunan berat badan yang sama.
Advertisement
Beberapa ahli mengatakan bahwa makanan tertentu dapat membantu memicu efek seperti obat Ozempic, memberikan anda manfaat penurunan berat badan secara signifikan. Anda harus mulai dengan diet yang kaya akan makanan yang tidak diproses seperti nabati, dan makanan yang penuh dengan nutrisi, kata Christopher McGowan, MD, seorang spesialis pengobatan obesitas dan pendiri perusahaan True You Weight Loss.
Secara khusus, mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan serat mungkin sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. McGowan mengatakan bahwa selain membantu menurunkan berat badan, makanan ini juga dapat membantu melindungi tubuh Anda dari efek negatif kelebihan berat badan.
Ingin tahu makanan kaya antioksidan apa saja yang dapat membantu Anda menurunkan berat badan dan tentunya menyehatkan tubuh Anda? Inilah lima makanan yang direkomendasikan oleh para dokter karena manfaatnya dipercaya sebagai jalan alternatif yang alami dan lebih sehat, dilansir dari Bestlifeonline.com, Selasa (05/03/2024).
1. Buah dan sayuran yang berwarna gelap
Makanan nabati berwarna gelap adalah salah satu pilihan makanan untuk Anda mendapatkan banyak antioksidan kedalam tubuh Anda. Hal ini karena, seperti yang dicatat oleh sebuah penelitian tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Current Research in Food Science, senyawa antioksidan sering kali secara langsung bertanggung jawab atas pigmentasi tanaman.
"Sebagai contoh, senyawa antosianin yang merupakan salah satu kelompok fenolik utama yang ditemukan pada buah dan sayuran yang memberikan warna merah, biru, dan ungu pada buah dan sayuran. Karotenoid dikaitkan dengan warna merah atau oranye, sementara klorofil memberikan warna hijau pada buah dan sayuran yang ada," tulis para penulis studi.
Menurut Mcgowan, buah dan sayuran yang berwarna lebih gelap cenderung penuh dengan serat fitonutrien dan antioksidan, contoh buah yang berwarna gelap ialah blueberry dan blackberry, sedangkan sayurannya adalah tomat, brokoli, kubis, dan sayuran hijau lainnya.
Advertisement
2. Kacang-kacangan dan biji-bijian
Kacang-kacangan dan biji-bijian adalah salah satu tanaman dengan kandungan antioksidan tertinggi, termasuk polifenol dan selenium yang banyak. Kacang-kacangan adalah makanan yang memiliki paket yang lengkap untuk membantu penurunan berat badan, dikarenakan mereka mengandung lemak tak jenuh yang sehat, penuh dengan protein, serat, dan nutrisi lainnya.
"Kecil tapi besar manfaatnya, kacang-kacangan dan biji-bijian memberikan protein, serat, dan nutrisi di setiap gigitannya," kata Harvard Health Publishing.
Kacang kenari, yang kaya akan folat, vitamin E, asam lemak omega-3, dan magnesium, diyakini sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini menyimpulkan bahwa kacang ini mirip dengan obat penurun berat badan tertentu yang dapat mengurangi gangguan nafsu makan, karena kacang kenari bekerja dengan mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam pengendalian nafsu makan dan mengendalikan pola makan yang impulsif.
3. Kacang polong
Kacang polong juga kaya akan antioksidan seperti asam fenolat, flavonoid, saponin, tokoferol, dan vitamin C. Selain itu,tanaman ini juga kaya akan protein dan serat, sehingga menjadi tambahan menu makanan atau snack yang baik untuk diet Anda.
"Kacang polong tentunya rendah lemak. Kacang ini berkontribusi secara signifikan terhadap rasa kenyang dan meningkatkan mikrobioma baik pada usus. Jelas, mereka memiliki potensi untuk memainkan peran yang berarti dalam memerangi obesitas," kata sebuah studi tahun 2020 di Journal of Nutrition and Metabolism.
Sekali lagi, mengonsumsi tanaman yang berwarna pekat akan membantu meningkatkan asupan antioksidan Anda. "Sebagian besar laporan menunjukkan bahwa kacang-kacangan dengan kulit biji berwarna pekat memiliki potensi antioksidan yang kuat karena adanya kandungan antioksidan yang tinggi," catat sebuah studi terpisah pada tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Sustainable Agriculture Reviews.
Advertisement
4. Green tea
Teh hijau mengandung senyawa katekin, flavonoid, dan polifenol yang dipercaya dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh dan membantu membakar lemak lebih cepat.
Faktanya, sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam Journal of Research in Medical Sciences menemukan bahwa minum teh hijau setiap hari dapat menurunkan berat badan dan memberikan manfaat kesehatan yang besar.
Dalam jurnal penelitan tersebut pula menjelaskan bahwa mengonsumsi empat cangkir teh hijau per hari bermanfaat dalam penurunan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan tekanan darah sistolik yang signifikan dalam tubuh.
5. Makanan yang kaya akan vitamin C
Untuk mempercepat penurunan berat badan Anda, McGowan juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan vitamin C. Seperti buah jeruk, paprika merah dan hijau, tomat, brokoli, stroberi, kubis Brussel, dan blewah.
"Status vitamin C dalam tubuh ada kaitannya dengan massa tubuh. Individu dengan status vitamin C yang memadai, mengoksidasi 30 persen lebih banyak lemak selama mereka melakukan olahraga dibandingkan dengan individu dengan status vitamin C yang rendah. Dengan demikian, individu yang kekurangan vitamin C mungkin akan lebih lambat dalam proses pembakaran lemak pada tubuh mereka," jelas sebuah penelitian tahun 2005 dalam Journal of American College of Nutrition.
Advertisement