Liputan6.com, Jakarta Pada musim dingin, salju turun dalam berbagai kondisi yang bervariasi. Beberapa jenis salju mungkin lebih bersih dan lebih aman untuk dimakan daripada yang lain. Namun, meskipun salju terlihat bersih dan jernih, tetap ada risiko kesehatan terkait dengan kontaminasi lingkungan yang mungkin ada di dalamnya.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai konsumsi salju beserta dampaknya dilansir dari Health.com (04/03/2024).
Apa yang Membuat Salju Tidak Aman Dikonsumsi?
Ada beberapa alasan mengapa beberapa jenis salju tidak aman untuk dikonsumsi. Salju bisa terkontaminasi oleh polusi, ganggang, bakteri dari tanah, atau bahkan bahan kimia. Ketika turun dari awan, struktur kristal salju yang kompleks bisa menyimpan polutan, yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan. Sehingga, ada kemungkinan besar bahwa salju mengandung polutan udara yang berbahaya.
Advertisement
Dimana Salju yang Paling Aman untuk Dikonsumsi?
Salju yang paling aman untuk dikonsumsi adalah bagian paling atas yang berwarna putih dan memiliki tekstur yang halus. Lapisan tersebut umumnya lebih segar dan memiliki potensi kebersihan yang lebih baik. Disarankan untuk menghindari mengonsumsi bagian dalam salju yang tampak kotor, salju yang telah menumpuk, dan salju yang berubah warna menjadi kuning, karena kemungkinan besar mengandung lebih banyak polusi dan kontaminan.
Kapan Salju Paling Aman untuk Dikonsumsi?
Salju yang paling aman untuk dikonsumsi adalah yang telah turun beberapa saat sebelumnya. Ini disebabkan oleh fakta bahwa salju yang baru turun cenderung lebih kotor daripada salju yang telah ada beberapa saat setelah badai. Hal ini disebabkan oleh kemampuan salju untuk menangkap polutan saat jatuh, yang seolah-olah membersihkan udara sekitarnya.
Advertisement
Efek Samping dari Konsumsi Salju
Secara umum, orang tidak akan jatuh sakit setelah mengonsumsi salju. Namun, hal berbeda terjadi ketika salju yang dikonsumsi terkontaminasi. Salju yang terkontaminasi dapat menyebabkan berbagai penyakit, infeksi, bahkan keracunan yang tidak disengaja. Gejala keracunan akibat salju terkontaminasi bisa beragam, mulai dari perubahan diameter pupil, mulut atau tenggorokan kering, sakit perut, denyut jantung yang meningkat atau menurun, mual dan muntah, hingga kebingungan.
Cara Makan Salju dengan Aman
Berikut beberapa tips untuk mengonsumsi salju dengan lebih aman:
1. Tunggu beberapa jam setelah salju turun sebelum mengonsumsinya.
2. Pilih untuk mengonsumsi bagian atas salju yang berwarna putih.
3. Hindari mengonsumsi salju yang terlihat kotor atau sudah mulai meleleh.
4. Jauhi salju yang memiliki warna seperti orange, biru, atau merah muda.
5. Tidak disarankan untuk mengonsumsi salju di jalan, trotoar, atau di dalam kendaraan.
6. Hindari mengonsumsi salju di area yang sering dilewati oleh hewan peliharaan atau dekat dengan saluran pembuangan.
Advertisement
Bolehkah Salju Dimakan?
Sebaiknya, salju tidak dikonsumsi. Terlebih, salju yang diambil dari jalan atau trotoar dan salju yang telah berubah warna, terutama jika warnanya kuning atau coklat, juga tidak boleh dikonsumsi. Namun, salju bertindak seperti sikat pembersih saat jatuh ke atmosfer.
Apakah salju itu bersih?
Dilansir AccuWeather, salju merupakan benda yang terbentuk dari air yang murni, namun jika sudah jatuh ke Bumi, salju tidak bersih lagi.
Advertisement
Apakah salju mengandung bakteri?
Salju ternyata mengandung bakteri, baik salju yang baru turun dari langit atau sudah menumpuk di atas tanah. Salju yang berwarna agak-agak kuning lebih berbahaya.
Apakah salju bisa diminum?
Oleh karena itu, baik fresh snow ataupun salju yang sudah mengendap di tanah, sebaiknya tidak dikonsumsi, karena kondisi ini dapat beresiko bagi kesehatan Anda.
Advertisement
Salju itu terbuat dari apa?
Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas (lihat atmosfer, biosfer, iklim, meteorologi, cuaca) jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya).