Liputan6.com, Garut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat ada 13,5 juta ton sampah yang belum terkelola atau mencapai 37,5 % dari total timbunan sampah nasional. Sementara itu, data dari United Nation Environment Programme (UNEP) menunjukkan potensi peningkatan tiga kali lipat sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik pada tahun 2040 apabila tak ada tindakan tegas untuk menangani masalah tersebut.Â
Dalam upaya berkontribusi terhadap usaha mengurangi sampah plastik di Indonesia melalui ekonomi sirkular, PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) menggelontorkan program Aspal Plastik dengan target 100 km.
"Jalan aspal plastik merupakan inisiatif yang kami adopsi dari penelitian Kementerian PUPR pada tahun 2017," ungkap Edi Rivai, Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group.
Advertisement
Chandra Asri Group mendapat bimbingan teknis dari Kementerian PUPR selama masa percobaan di awal pelaksaan proyek. Uji coba aspal plastik pertama berlangsung pada tahun 2018 di kawasan pabrik petrokimia milik Chandra Asri Group di Kota Cilegon, Banten.Â
Lima tahun kemudian, Kabupaten Garut menjadi wilayah dengan gelaran aspal plastik terpanjang, yaitu 50,2 km. Menariknya, Kabupaten Garut juga menjadi lokasi tercapainya target 100 km bahkan lebih, tepatnya 120,8 km.Â
Dengan peresmpian jalan aspal plastik sepanjang 50,2 km di Kabupaten Garut, Edi berharap inisiatif pengelolaan sampah plastik juda dapat diimplementasikan di tempat lain.Â
"Karena menurut hasil penelitian, campuran plastik 4-6 persen dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40 persen," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa ada banyak keunggulan lain aspal plastik seperti ketahanan terhadap air, pelepasan butir, stabilitas marshall, serta ketahanan terhadap deformasi dibanding aspal biasa. Kelebihan ini menjadikan aspal plastik lebih unggul dalam hal pemeliharaan jalan karena perawatan yang lebih sedikit.
"Aspal plastik diharapkan dapat terus berkontribusi pada pengelolaan sampah khususnya kantong kresek," tambah dia.Â
Â
Tahapan pengelolaan sampah plastik
Proses pengelolaan sampah plastik menjadi perekat pada aspal sendiri melibatkan beberapa tahap, yakni penyaringan, pencacahan, dan pengeringan. Setelah mempersiapkan cacahan plastik, selanjutnya dilakukan pencampuran aspal dan plastik lewat proses pencampuran kering.Â
Tahapan itu sendiri diawali dengan memanaskan agregat atau batuan pada suhu sekitar 160 derajat Celsius, kemudian cacahan plastik dimasukkan terlebih dahulu ke dalam campuran. Tujuannya adalah agar plastik dapat melapisi agregat yang panas.Â
Setelah tahap tersebut, baru aspal dan bahan lainnya dicampurkan untuk menciptakan campuran yang siap digunakan dalam kontruksi jalan.Â
Faktanya, dalam perjalanan mewujudkan total 100 km aspal plastik, Chandra Asri Group menemukan kendala dalam penyediaan bahan baku cacahan sampah plastik. Ini disebabkan kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih mencampur sampah plastik dengan sampah lainnya sehingga diperlukan biaya pengelolaan sampah yang besar.Â
Untuk mengatasi tantangan ini, Chandra Asri Group mengeluarkan cacahan plastik hasil olahannya sendiri bernama CIRCLO pada tahun 2022. Produk ini merupakan plastik jenis HDPE dengan ukuran partikel sebesar 4-9 mm, ketebalan sekitar 0,07 mm, dan kadar air di bawah 5%.Â
Â
Advertisement
Melebihi target awal
Sampai akhir tahun 2023, total aspal plastik yang berhasil dibuat adalah sepanjang 120,8 km. Ini melebihi target sebesar 100 km di awal.Â
Sementara itu, sebaran aspal plastik itu sendiri mencakup jalan sepanjang 50,2 km di Kabupaten Garut; 29,3 km di Kota Cilegon; 13,9 km di Kota Kudus; 8,6 km di Kabupaten Tangerang; dan wilayah-wilayah lain seperti DKI Jakarta, Kota Semarang, Depok, Tegal, dan Cikarang.Â
Dengan total capaian jalan tersebut, implementasi aspal plastik yang berhasil dikelola adalah 1.086 ton sampah plastik bernilai rendah seperti kantong kresek dari Tempat Pembuangan Akhir.Â
"Semoga keberhasilan yang diraih dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak daerah di Indonesia untuk menerapkan infrastruktur berkelanjutan yang serupa," pungkas Edi.