Liputan6.com, Jakarta Godzilla: Minus One adalah film yang menghadirkan pengalaman yang unik dalam dunia film monster khas Jepang. Film ini mengambil latar belakang di Jepang modern, di mana Godzilla telah menjadi ikon yang dikenal luas. Namun, yang membuat film ini berbeda adalah pendekatannya yang berani dalam memperkenalkan sudut pandang yang jarang dieksplorasi dalam cerita monster sebelumnya.
Dalam Godzilla: Minus One penonton dihadapkan pada perspektif monster, khususnya Godzilla sendiri. Melalui kamera yang dipasang pada tubuh Godzilla, penonton dapat melihat dunia dari sudut pandang monster tersebut. Hal ini memberikan nuansa baru dalam menyaksikan pertarungan monster yang biasanya hanya dilihat dari sudut pandang manusia. Dengan pendekatan ini, penonton dapat lebih merasakan betapa besar dan menakutkannya Godzilla dalam skala yang lebih personal.
Baca Juga
Dari segi visual, Godzilla: Minus One juga memberikan pengalaman yang mengesankan. Efek khusus yang digunakan untuk menciptakan dunia monster yang hidup dan dinamis berhasil menghadirkan pertarungan yang spektakuler antara Godzilla dan monster lainnya. Setiap adegan pertarungan dipresentasikan dengan detail yang memukau, sehingga membuat penonton benar-benar terhanyut dalam aksi yang ditampilkan.
Advertisement
Bahkan, kemarin film ini memenangkan piagam Oscar Academy Awards 2024 sebagai film dengan efek visual terbaik.
Tetapi, ada banyak sekali pembicaraan tentang anggaran produk Godzilla Minus One sebesar $15 juta, yang mengalahkan tren Hollywood dengan anggaran di bawah ratusan juta dollar, namun tetap memiliki efek visual yang memukau, melansir dari IGN.com, Selasa (12/03/2024)
Pembicaraan tersebut semakin meningkat, karena film ini memenangkan piagam Oscar yang dimana mengalahkan para pesaingnya seperti Guardians of the Galaxy Vol. 3 dan Mission: Impossible - Dead Reckoning.
Tidak hanya menjadi film Godzilla pertama yang memenangkan Oscar, serta juga film ini merupakan kemenangan pertama untuk film Jepang, namun anggaran produksinya juga cukup mencengangkan jika dibandingkan dengan pemenang sebelumnya dalam kategori ini.
Sang sutradara film ini yaitu Takashi Yamazaki belum mengungkapkan angka spesifik untuk anggaran Godzilla Minus One, namun telah mengkonfirmasi bahwa film ini menghabiskan dana antara $10 juta hingga $15 juta, dengan tim efek visual yang terdiri dari 35 orang.
Film terakhir yang memenangkan Oscar kategori efek visual dengan anggaran yang sama dengan Godzilla Minus One adalah Ex Machina karya Alex Garland pada tahun 2015, yang juga memiliki anggaran $15 juta.
Namun, hal itu pun tidak cukup untuk menyamai prestasi Godzilla Minus One, karena Ex Machina juga merupakan sebuah anomali yang dimana ada yang mengatakan biaya produksinya lebih dari itu.
Setiap pemenang lain dalam kategori ini menghabiskan biaya setidaknya empat kali lipat lebih banyak daripada film-film tersebut, dengan pemenang dengan biaya paling murah berikutnya adalah First Man di Oscar 2018. Film ini menghabiskan biaya sekitar $60 juta.
Film pemenang Oscar kategori efek visual lainnya mencapai ratusan juta dollar. Itu termasuk pemenang terakhir sebelum Godzilla Minus One, Avatar: The Way of Water pada tahun 2023, yang anggaran produksinya dilaporkan mencapai $350 juta - $400 juta.
Bagaimana bisa mereka melakukan hal itu?
Hal ini menjadi pertanyaan besar, terutama mengingat betapa bagusnya tampilan efek visual Godzilla Minus One. Para penggemar telah mengatakan bahwa film ini terlihat setara (atau bahkan lebih baik) daripada banyak film Marvel dan DC tahun lalu, yang biasanya memiliki anggaran antara $150 juta-$300 juta.
Perlu dicatat, bahwa ketika anggaran sebesar $15 juta tersebut belum sepenuhnya terungkap, ada juga kekhawatiran tentang tim efek visual Godzilla Minus One yang mungkin bekerja terlalu keras dan dibayar terlalu rendah. Kekhawatiran tersebut semakin meningkat seiring dengan kondisi kerja yang buruk di industri efek visual yang semakin terbuka ke publik, dilansir dari IGN.com
Namun, Yamazaki telah menolak klaim bahwa mereka bekerja terlalu keras, dan berfokus pada pekerjaan Godzilla Minus One yang efisien selama delapan bulan produksi.
"Tidak ada terlalu banyak untuk bekerja lembur," ucap Yamazaki melalui IGN "Semua orang memiliki libur akhir pekan, jadi itu tidak seperti situasi kerja yang gila bagi orang-orang. Sebaliknya, menurut saya, komputerlah yang memiliki pekerjaan yang banyak beban.”
Yamazaki menjelaskan lebih lanjut bahwa anggaran untuk film Jepang cenderung lebih rendah daripada anggaran di AS (Godzilla Minus One adalah pemenang Oscar kategori efek visual pertama dari studio non-AS dalam beberapa dekade terakhir). "Jadi, kami telah dididik untuk bekerja dalam batasan anggaran yang kecil dalam hal VFX," katanya.
Dia juga mencatat bahwa studio AS seperti Marvel cenderung mengalihdayakan pekerjaan efek visual ke vendor pihak ketiga, menciptakan situasi di mana, seperti yang dikeluhkan oleh beberapa pekerja efek visual banyak pekerjaan yang harus diulang, dengan ini waktu produksi banyak yang terbuang karena harus melewati beberapa revisi.
"Mengalihdayakan ke pihak ketiga akan memakan waktu dan uang. Kami cenderung untuk tetap melakukannya sendiri," kata Yamazaki melalui wawancara bersama Vulture. "Itu adalah cara yang paling efisien dan efektif untuk bekerja. Namun, bukan berarti kami tidak memiliki sumber daya eksternal yang kami gunakan."
Wacana mengenai anggaran produksi Godzilla Minus One yang sangat kecil hanya membuktikan bahwa produksi baik tergantung bagaimana studio film menggunakan strategi yang efektif mereka dalam menggarap filmnya, terutama saat ini anggaran Hollywood terus membengkak.
Advertisement
Film ini meraup kemenangan di ajang Japanese Academy Awards
Melansir dari Collider.com, bahkan film ini menjadi pembawa penghargaan terbanyak di kampung halamannya sendiri dimana dalam acara awardee film Japanese Academy Awards yang diselenggarakan pada hari Jum’at kemarin, dua hari sebelum dilaksanakannya Oscar Academy Awards.
Godzilla Minus One, salah satu film yang dirilis tahun lalu di Jepang, baru saja memenangkan Film Terbaik bersama dengan tujuh penghargaan lainnya.
Kemenangan besar lainnya termasuk Skenario Terbaik (Takashi Yamazaki), Aktris Pendukung Terbaik (Sakura Ando), Sinematografi Terbaik (Kozo Shibasaki), dan Penyuntingan Terbaik (Ryuji Miyajima).
Film epik ini juga menang untuk Pencahayaan Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Tata Suara Terbaik. Ini adalah pendapatan penghargaan yang mengerikan, mengingat ada 12 kategori secara keseluruhan.
Hal ini sangat kontras dengan Oscar, yang hanya mendapatkan nominasi untuk Efek Visual Terbaik, sebuah kategori yang rasanya sangat diunggulkan. Itulah betapa briliannya Godzilla Minus One. Prestasi ini juga mengalahkan entri terakhir Toho dalam seri Shin Godzilla pada tahun 2017, yang memenangkan tujuh penghargaan. Itu termasuk Film Terbaik juga.