Liputan6.com, Jakarta Dalam penelitian cross-sectional, tim peneliti dari Universitas Chung Ang dan institusi lain menganalisis data dari studi kohort HEXA di Korea untuk mengeksplorasi kaitan antara konsumsi kimchi dengan kegemukan di antara populasi dewasa Korea.
Penelitian ini menemukan bahwa mengonsumsi kimchi sebanyak 1-3 porsi setiap hari berkaitan secara negatif dengan risiko kegemukan pada pria.
Baca Juga
Selain itu, pria yang makan kimchi kol (baechu kimchi) cenderung memiliki prevalensi kegemukan yang lebih tinggi, tetapi memiliki risiko kegemukan di perut yang lebih rendah.
Advertisement
Di sisi lain, peningkatan konsumsi kimchi lobak (kkakdugi) berhubungan dengan prevalensi kegemukan di perut yang lebih rendah, baik pada pria maupun wanita.
Di bawah ini adalah penjelasan mengenai manfaat makan kimchi yang dapat mengurangi risiko diabetes, diambil dari sci.news pada tanggal (25/03).
Kimchi
Kimchi adalah hasil dari proses mengasin dan fermentasi aneka jenis sayuran dengan campuran bumbu dan penyedap seperti bawang merah, bawang putih, bubuk cabai merah, udang asin, serta kecap ikan.
Secara umum, kubis dan lobak menjadi bahan utama dalam pembuatan kimchi, yang memiliki kandungan serat tinggi, rendah kalori, dan kaya akan bakteri asam laktat, vitamin, dan polifenol.
Selama proses fermentasi, kimchi menghasilkan sejumlah besar bakteri asam laktat, termasuk Leuconostoc spp., Lactobacillus spp., dan Weissella spp. Terutama, Lactobacillus spp. adalah jenis bakteri asam laktat yang dominan pada tahap akhir fermentasi kimchi.
Advertisement
Penelitian Pengaruh Konsumsi Kimchi pada Penurunan Risiko Obesitas
Hyein Jung bersama rekan penelitinya dari Universitas Chung Ang ingin menginvestigasi apakah pola makanan sehari-hari yang mengandalkan kimchi berhubungan dengan mengurangi risiko obesitas secara keseluruhan atau terutama di daerah perut, yang dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Data dikumpulkan oleh tim peneliti dari 115.726 peserta (36.756 pria; 78.970 wanita; dengan usia rata-rata 51 tahun) yang terlibat dalam penelitian Health Examinees (HEXA).
HEXA adalah bagian dari Studi Genom dan Epidemiologi Korea yang lebih besar, sebuah penelitian komunitas jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko lingkungan dan genetik terhadap kondisi kronis umum di antara populasi dewasa Korea yang berusia 40 tahun ke atas.
Pada tahun sebelumnya, pola makan dievaluasi menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang terdiri dari 106 pertanyaan yang telah diverifikasi keakuratannya.
Kimchi yang dipertimbangkan termasuk baechu, kkakdugi, nabak, dan dongchimi (kimchi encer), serta variasi lainnya seperti kimchi sawi.Satu porsi kimchi baechu atau kkahdugi memiliki berat 50 gram, sedangkan satu porsi kimchi nabak atau dongchimi memiliki berat 95 gram.
Hasil Penelitian
Tinggi tubuh, berat badan, dan juga ukuran lingkar pinggang diukur bagi semua individu yang berpartisipasi. Indeks Massa Tubuh (BMI) sebesar 18,5 menunjukkan kekurangan berat badan, sementara berat badan normal berkisar antara 18,5 hingga 25, dan kelebihan berat badan di atas 25.
Obesitas perut terjadi ketika lingkar pinggang seseorang minimal mencapai 90 cm untuk pria dan minimal 85 cm untuk wanita. Sekitar 36% dari pria dan 25% dari wanita dalam populasi diklasifikasikan mengalami obesitas.
Penelitian menemukan pola yang menyerupai kurva berbentuk J. Hal ini mungkin disebabkan oleh asupan energi total yang tinggi, karbohidrat, protein, lemak, natrium, dan konsumsi nasi yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan individu yang mengonsumsi kurang dari 1 porsi kimchi setiap hari, peserta yang mengonsumsi 5 porsi atau lebih cenderung memiliki berat badan yang lebih tinggi, lingkar pinggang yang lebih besar, dan kemungkinan obesitas yang lebih tinggi.
Meski demikian, mengonsumsi kimchi hingga 3 porsi setiap hari berkaitan dengan penurunan prevalensi obesitas sebesar 11% dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 1 porsi setiap hari.
Pada pria, mengonsumsi 3 hidangan atau lebih dari baechu kimchi setiap hari berkaitan dengan penurunan tingkat kejadian obesitas sebesar 10% dan penurunan tingkat kejadian obesitas abdominal sebesar 10%.
Sementara pada wanita, mengonsumsi 2-3 hidangan kimchi jenis ini setiap hari dikaitkan dengan penurunan tingkat kejadian obesitas sebesar 8%, sedangkan mengonsumsi 1-2 hidangan/hari berkaitan dengan penurunan tingkat kejadian obesitas abdominal sebesar 6%.
Kimchi dikenal sebagai salah satu sumber utama natrium, oleh karena itu disarankan untuk mengonsumsi dalam jumlah yang wajar guna mendapatkan manfaat kesehatan.
Advertisement
Makanan Kimchi Apakah Sehat?
Tidak hanya mengandung probiotik, kimchi juga memuat klorofil, fenol, senyawa karotenoid, dan vitamin C. Semua zat gizi dalam kimchi tersebut memberikan kontribusi positif bagi kesehatan kulit serta meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin C, sebagai contohnya, berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan berbagai infeksi.
Apakah Kimchi Bagus untuk Kulit?
Kimchi, sajian tradisional Korea, memberikan beragam kebaikan untuk kesejahteraan tubuh mulai dari fungsi usus yang sehat, kinerja otak yang optimal, kesehatan jantung yang terjaga, penglihatan yang baik, hingga menunda proses penuaan pada kulit wajah.
Advertisement
Apakah Kimchi Tinggi Garam?
Harus diingat bahwa kimchi juga memiliki kandungan garam yang tinggi dan terkadang dapat memiliki tingkat gula yang tinggi jika dimasukkan untuk menyeimbangkan rasa pedasnya.
Apakah Kimchi dapat Menurunkan Berat Badan?
Pria yang mengonsumsi kimchi dari kubis dan lobak memiliki risiko mengalami kegemukan atau perut buncit 10 persen lebih rendah. Wanita, di sisi lain, hanya mengalami penurunan risiko sekitar 8 persen dalam hal obesitas. Temuan ini juga menjelaskan mengapa kimchi dapat berperan dalam mengurangi berat badan.
Advertisement
Apakah Kimchi Halal atau Tidak?
Dikarenakan proses fermentasi, kimchi sering kali menjadi makanan yang dipertanyakan status kehalalannya. Oleh karena itu, bijaklah untuk memilih kimchi yang telah terverifikasi sebagai halal oleh MUI.