Liputan6.com, Jakarta Anhedonia merupakan kondisi yang membuat individu merasa kosong, tidak nyaman, dan membosankan.
Sering kali dianggap sebagai indikator utama dari gangguan depresi mayor (MDD), anhedonia juga dapat terjadi dalam berbagai gangguan kesehatan mental lainnya seperti skizofrenia, serta pada individu yang mengidap penyakit Parkinson atau menderita nyeri kronis.
Baca Juga
Namun, kecenderungan anhedonia lebih sering dan lebih jelas terjadi pada individu yang menderita depresi.
Advertisement
Penjelasan lengkap mengenai anhedonia, termasuk definisi, jenis, tanda-tanda, penyebab, dan tindakan perawatannya, dapat ditemukan dalam artikel yang dikutip dari health.com pada tanggal (04/04).
Apa itu Anhedonia?
Anhedonia adalah mengacu pada ketidakmampuan mengalami kegembiraan ketika melakukan aktivitas yang umumnya menimbulkan kesenangan bagi sebagian besar orang.
Individu yang mengalami anhedonia sering kali kehilangan minat, merasa terasing dari lingkungan sosial mereka, dan kurang termotivasi untuk berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
Advertisement
Jenis Anhedonia
Terdapat dua jenis anhedonia yang dikenali, yaitu anhedonia sosial dan anhedonia fisik. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis tersebut beserta dampaknya pada individu.
Anhedonia Sosial
Orang yang mengalami anhedonia sosial cenderung kehilangan keinginan atau semangat untuk berinteraksi dengan anggota keluarga atau teman-teman mereka. Mereka tidak merasakan kegembiraan saat berada dalam lingkungan sosial atau terlibat dalam aktivitas bersama orang lain.
Anhedonia sosial berbeda dari gangguan kecemasan sosial, di mana individu menghindari interaksi sosial karena takut akan penilaian orang lain.
Sebaliknya, pada anhedonia sosial, individu tidak merasakan kepuasan dari berinteraksi dengan orang lain.
Anhedonia Fisik
Jika seseorang mengalami anhedonia fisik, mereka tidak dapat menikmati atau merasakan kepuasan dari aktivitas fisik atau sensorik seperti makan, menyentuh, atau berhubungan seks.
Mereka mungkin juga tidak peka terhadap perubahan suhu, gerakan, aroma, atau suara.   Â
Tanda-Tanda Anhedonia
Ciri-ciri anhedonia adalah kurangnya kebahagiaan dan minat pada hal-hal yang umumnya memberikan kesenangan kepada orang lain. Gejala anhedonia mencakup:
Hilangnya minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar: Orang yang menderita anhedonia cenderung kehilangan dorongan untuk terlibat dalam kegiatan yang biasanya mereka anggap menyenangkan atau disukai oleh orang lain.
Kehilangan minat terhadap orang, hobi, atau aktivitas: Individu yang mengalami anhedonia mungkin kehilangan minat dalam mencoba hal-hal baru. Akibatnya, mereka mungkin lebih memilih untuk menyendiri dan hubungan interpersonal mereka bisa terganggu.
Ekspresi emosi yang tidak sesuai: Anhedonia bisa menjadi masalah yang signifikan sehingga beberapa orang mungkin mencoba untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya dengan berpura-pura bahagia.
Kesulitan dalam menemukan motivasi: Meskipun ada peluang untuk mendapatkan imbalan dari suatu tugas, seseorang yang mengalami anhedonia mungkin mengalami kesulitan dalam memotivasi diri sendiri.
Advertisement
Penyebab Anhedonia
Kehilangan kesenangan disebabkan oleh gangguan dalam proses pengenalan hadiah di otak. Gangguan ini berdampak pada dorongan, usaha, motivasi, dan kesenangan individu.
Pengenalan hadiah ini terjadi melalui jalur penghargaan di dalam otak, yang menghubungkan berbagai struktur otak yang mengatur kemampuan seseorang untuk menikmati sesuatu.
Jalur penghargaan ini bertanggung jawab atas pelepasan dopamin, bahan kimia kunci yang terlibat dalam sensasi kesenangan. Kehilangan kesenangan diyakini memiliki faktor genetik yang cukup signifikan, dengan para peneliti menyimpulkan bahwa kondisi ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
Kehilangan kesenangan sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental yang mendasarinya, namun juga bisa terkait dengan kondisi neurologis.
Perawatan Anhedonia
Inti dari pengobatan anhedonia adalah untuk meningkatkan rasa senang, kebahagiaan, dan dorongan. Pendekatan pengobatan biasanya mencakup gabungan terapi dan penggunaan obat-obatan.
Sebagai hasilnya, para penyedia layanan kesehatan terus mencari pilihan pengobatan alternatif untuk menghadapi anhedonia. Beberapa opsi termasuk:
Ketamin
Ketamin adalah obat bius yang diberikan melalui suntikan dengan efek singkat yang mampu memberikan rasa lega dari sensasi sakit.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian suntikan ketamin pada individu yang menderita gangguan bipolar dan tidak merespons dengan baik terhadap pengobatan konvensional dapat secara cepat mengurangi tingkat anhedonia.
Terapi Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS)
Terapi Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS) sering digunakan untuk mengatasi depresi serta kondisi lain seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), PTSD, nyeri kronis, dan masalah penggunaan narkoba.
Metode ini juga terbukti berhasil mengurangi gejala anhedonia secara signifikan.
Pengobatan Pengaruh Positif (PAT)
PAT merupakan jenis terapi yang berfokus pada peningkatan sensitivitas terhadap penghargaan melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan, seperti berbagi atau melakukan aktivitas-aktivitas yang merangsang sistem penghargaan di otak.
Stimulasi Saraf Vagus (VNS)
Stimulasi Saraf Vagus (VNS) sering digunakan dalam pengobatan gangguan kejang serta depresi yang sulit diatasi melalui terapi obat. Oleh karena itu, VNS bisa menjadi pilihan yang dipertimbangkan dalam penanganan anhedonia.
Advertisement
Mengapa Anhedonia Bisa Muncul?
Kehilangan minat atau kesenangan seringkali terjadi sebagai tanda dari beragam gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, kelainan kepribadian, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Â
Apa yang Dimaksud dengan Afek Datar?
Afek datar adalah istilah kedokteran yang menggambarkan ketidakmampuan seseorang dalam mengekspresikan emosi melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau intonasi suara. Orang dengan afek datar cenderung kurang merespons secara emosional terhadap situasi atau stimulus di sekitar mereka.
Â
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Agitasi?
Gejolak terlihat dari perasaan khawatir dan gelisah, yang muncul akibat tekanan atau kejadian yang mengganggu emosi dan pikiran seseorang. Meskipun demikian, dalam beberapa situasi, gejolak juga bisa timbul tanpa adanya pemicu yang jelas. Apabila hal ini terjadi, maka hal tersebut bisa menjadi indikasi dari gangguan kesehatan mental.