Liputan6.com, Jakarta Kecerdasan emosional telah mengubah pemahaman kita tentang makna “kecerdasan” secara sisi kejiwaan.
Meskipun banyak orang menempatkan emosi ke urutan yang kedua setelah logika, penelitian menunjukkan bahwa IQ (intelligence quotient) dan EQ (emotional quotient) memainkan peran yang unik dalam kesuksesan, kesehatan, dan kebahagiaan kita secara keseluruhan dalam hidup.
Baca Juga
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun IQ dapat memprediksi kesuksesan akademis dan teknis, orang dengan EQ yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, hubungan sosial yang lebih kuat, dan ketangguhan yang lebih besar dalam menghadapi tantangan hidup.
Advertisement
Emosional kita adalah keajaiban luar biasa yang saling terkait dengan semua bidang kesehatan lainnya.
Kecerdasan emosional (sering disingkat menjadi EI atau EQ) pertama kali diciptakan oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer pada awal tahun 1990-an dan kemudian dipopulerkan oleh psikolog Daniel Goleman dalam bukunya yang bertajuk “Emotional Intelligence”.
Kita harus mengetahui bahwasannya kecerdasan emosional memiliki komponen pribadi diantaranya apa yang Anda lihat dan apa yang Anda lakukan, serta memiliki komponen sosial yaitu apa yang Anda lihat di dunia dan apa yang Anda lakukan di dunia.
Para psikolog mengelompokkan keterampilan ini ke dalam empat golongan yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, dan manajemen hubungan. Kenyataannya, keempat golongan tersebut saling berhubungan.
Ini semua adalah keterampilan yang dapat kita pelajari, tentunya juga akan berguna bagi kehidupan pribadi dan profesional kita.
Sebagai contoh, manajemen hubungan yang efektif sering kali bergantung pada kesadaran sosial yang kuat, sama halnya dengan pengaturan diri yang akan sukses jika bergantung pada kesadaran diri.
Inti dari kecerdasan emosional adalah kemampuan kita untuk merasakan, memahami, menggunakan, dan mengelola emosi pada tingkat pribadi dan sosial.
Ketika kita membina hubungan yang sehat dengan emosi kita sendiri, kita menjadi lebih siap untuk menavigasi kompleksitas hubungan kita dengan orang lain.
Berikut ialah penjelasan lebih mendalam mengenai keempat skill kecerdasan emosional tersebut, melansir dari Psychology Today, Senin (08/04/2024)
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah dasar dari kecerdasan emosional. Ini adalah aspek penting dikarenakan hal ini mencangkup bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan bagaimana kita berperilaku.
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk melihat dan memberi label pada emosi kita pada waktu tertentu dan memahami dampak suasana hati kita terhadap pikiran kita dan orang lain.
Kesadaran diri mengharuskan kita untuk menjadi pengamat emosional diri kita sendiri, dan ini bisa saja menjadi hal yang sulit dikarenakan mode “autopilot” dalam diri kita yang dimana kita terkadang melakukan hal sesuatu itu tanpa alam bawah sadar kita dan ketika kita sibuk melakukan banyak tugas dalam hidup.
Seringkali, kita merasa bahwa perasaan dan perilaku kita adalah sebuah misteri, namun ada pola yang terlihat apabila kita berhenti sejenak untuk memperhatikannya.
Jadi, yang menjadi pertanyaan adalah apakah Anda secara akurat dapat mengidentifikasi dan memahami perasaan Anda?
Advertisement
2. Pengaturan Diri
Pengaturan diri adalah tentang apa yang kita lakukan untuk memastikan bahwa kita beroperasi dari tempat sistem saraf yang diatur.
Ini adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengarahkan emosi kita, mengantisipasi konsekuensi sebelum bertindak berdasarkan dorongan hati.
Kekuatan kita pada akhirnya terletak pada bagaimana kita bisa belajar bekerja dengan emosi kita sendiri, bisa meresponnya daripada melakukan aksi, dan menemukan cara-cara yang sehat dan produktif untuk mengelola dan mengekspresikannya.
Jadi, apakah Anda dapat mengelola emosi dan perilaku Anda dengan cara yang produktif?
3. Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk membaca situasi, merasakan dan memahami kebutuhan emosional orang lain. Juga, bagaimana kita dapat menunjukkan empat dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Kesadaran sosial membutuhkan banyak keterampilan yang digunakan secara bersamaan. Kita harus memperhatikan konteks situasi, bahasa tubuh, nada, dan isyarat verbal/non-verbal disaat kita bersama orang lain. Dan kita juga harus bisa mengelola emosi kita sendiri, dan mengantisipasi naskah kita sendiri untuk merespon apa yang dilontarkan oleh orang lain.
Menyesuaikan diri dengan emosi orang lain adalah kunci untuk membangun koneksi. Ketika kita melakukannya dengan benar, orang lain akan merasa didengar, dilihat, dan divalidasi sehingga hubungan pun akan semakin kuat.
Jadi, apakah Anda dapat merasakan, memahami emosi serta perilaku orang lain?
Advertisement
4. Manajemen Hubungan
Manajemen hubungan adalah kemampuan untuk menerapkan pemahaman emosional kita terhadap tiga golongan lainnya, dengan mempertimbangkan emosi kita sendiri, emosi orang lain, dan konteks untuk mengelola hubungan secara efektif.
Kemampuan untuk menjalin hubungan dan hidup berada di tengah masyarakat adalah keterampilan dasar yang kita harus miliki. Kita harus belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang "baik".
Sebagai contoh, kita harus belajar bagaimana cara mendengarkan dengan benar dan berkomunikasi dengan jelas.
Juga tak lupa untuk bisa bekerja sama, menginspirasi dan mempengaruhi orang lain secara positif, serta membicarakan topik yang sesuai dengan situasi dan hal apa yang dapat menarik perhatian lawan bicara kita.
Jadi, apakah Anda dapat membangun dan mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain?
Membina hubungan yang sehat dengan emosi kita tidak hanya penting untuk kesehatan mental dan emosional kita, tetapi juga penting untuk membina hubungan yang positif dan bermakna dengan orang lain.