Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita muda asal Tiongkok yang telah tidur setiap malam selama dua tahun sambil mendengarkan musik melalui earphone, kini menghadapi konsekuensi dari gangguan pendengarannya dengan memakai alat bantu dengar. Mendengarkan musik melalui earphone memang dapat memberikan kesenangan dan kedamaian. Namun, penggunaan earphone dengan volume yang terlalu tinggi dan dalam waktu yang berlebihan dapat berdampak buruk pada pendengaran, bahkan menyebabkan kerusakan permanen.
Dikutip dari odditycentral.com (05/04/2024), berikut ini fakta lengkap tentang seorang wanita yang mengalami gangguan pendengaran permanen akibat kebiasaan menggunakan earphone.
Kisah Wanita Alami Gangguan Pendengaran Permanen
Wang, seorang wanita muda asal Shandong, Tiongkok, menjabat sebagai sekretaris di sebuah perusahaan lokal. Baru-baru ini, dia mengunjungi rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan telinga setelah menyadari bahwa kemampuan pendengarannya mengalami gangguan. Selama rapat, seringkali dia kesulitan memahami kata-kata atasannya yang berbisik kepadanya. Keprihatinan pun muncul karena dia menyadari bahwa masalah ini dapat mengganggu kinerjanya di tempat kerja. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Wang menderita kerusakan saraf pendengaran permanen di telinga kirinya, yang menjelaskan kesulitannya dalam mendengarkan atasan.
Advertisement
Penyebab Gangguan Pendengaran Permanen
Ketika dokter bertanya kepada Wang apakah dia mengalami trauma atau telah terpapar suara keras dalam jangka waktu yang lama, Wang menjawab bahwa yang terus menerus menghampirinya adalah mendengarkan musik melalui headphone setiap malam. Dia menjelaskan kepada dokternya, "Pada masa kuliah, saya sering tidur sambil mendengarkan musik dengan earphone. Begitu saya mulai mendengarkan, saya akan tidur dengan earphone menyala sepanjang malam. Ini sudah menjadi kebiasaan saya selama sekitar dua tahun." Li Tao, direktur Departemen THT di rumah sakit, menyampaikan kepada surat kabar Tiongkok The Paper bahwa kemungkinan besar gangguan pendengaran Wang disebabkan oleh kebiasaan mendengarkan musik tersebut setiap malam. Meskipun volume suaranya tidak berlebihan, namun paparan kebisingan pada telinga dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan pendengaran permanen.
Saran dari Dokter
Kisah Wang ini baru-baru ini menjadi viral di Tiongkok, menimbulkan perhatian khususnya di kalangan kaum muda sebagai kisah peringatan. Dokter-dokter telah menyarankan kepada masyarakat untuk mengikuti prinsip tiga "60" guna menghindari masalah serupa. Mereka menyarankan untuk tidak terpapar lingkungan dengan tingkat suara lebih dari 60 desibel dalam waktu yang lama, tidak menggunakan headphone atau mendengarkan musik keras selama lebih dari 60 menit secara berkelanjutan, dan saat menggunakan perangkat elektronik pemutar suara, disarankan untuk menjaga volumenya di bawah 60 persen.
Advertisement
Apakah Gangguan Pendengaran Bisa Disembuhkan?
Jawabannya, bisa. Pengobatan gangguan pendengaran tergantung pada penyebab dan jenis gangguan pendengaran yang dialami. Beberapa jenis gangguan pendengaran dapat disembuhkan, sedangkan yang lain hanya dapat dikelola atau membutuhkan perawatan jangka panjang.
Â
Apakah Pendengaran Bisa Kembali Normal?
Fungsi pendengaran perlahan bisa normal kembali dan kamu pun bisa mendengar lagi dengan jelas. Umumnya, gendang telinga yang pecah bisa membaik dan sembuh tanpa perawatan selama beberapa minggu hingga tiga bulan.
Advertisement
Apa Itu Tuli Sensorineural?
Tuli sensorineural (sensorineural hearing loss) adalah gangguan pendengaran yang terjadi akibat adanya masalah pada koklea, yakni bagian telinga dalam yang memiliki saraf sensorik.
Apakah Tuli Berat Bisa Sembuh?
Sayangnya, sampai saat ini tuli tidak bisa disembuhkan dan terobosan tersebut belum bisa diterapkan pada manusia. Namun, ilmuwan masih terus melakukan penelitian. Meski belum bisa sembuh, tunarungu masih bisa dibantu dengan beberapa alat bantu, misalnya pengeras suara atau alat bantu dengar (implan koklea).
Â
Advertisement
Apakah Gangguan Pendengaran Bisa Mempengaruhi Mental Seseorang?
Sebuah penelitian lain yang dimuat di American Journal of Epidemiology, menemukan bahwa peserta penelitian berusia lanjut yang mengalami gangguan pendengaran tingkat sedang hingga serius, ternyata mengalami penurunan daya ingat serta kemampuan mental lainnya, seperti berpikir dan mengambil keputusan.