Sukses

Pria Ini Meninggal Setelah Mengonsumsi Vitamin D Terlalu Banyak

Ahli kesehatan telah mengingatkan akan risiko yang timbul dari konsumsi berlebihan vitamin D setelah seorang pria di Inggris meninggal karena hiperkalsemia, sebuah kondisi langka yang dipicu oleh tingginya kadar vitamin D dalam tubuhnya.

Liputan6.com, Jakarta Kelebihan kalsium dalam tubuh, yang disebut sebagai hiperkalsemia, merupakan suatu keadaan medis yang jarang terjadi. Namun, sangat serius karena dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, ginjal, dan jantung, seperti yang terjadi pada pemeriksaan mayat Mitchener.

Keadaan ini muncul ketika terjadi konsumsi vitamin D yang berlebihan, suatu masalah yang semakin umum terjadi pasca-Covid karena masyarakat meningkatkan asupan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa kelebihan dari hal-hal yang baik seperti ini dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda.

Di bawah ini adalah uraian mengenai kasus kematian David Mitchener karena kelebihan vitamin D yang dikutip dari odditycentral.com pada (16/4).    

2 dari 8 halaman

Kematian David Mitchener Akibat Kelebihan Vitamin D

Seorang pebisnis pensiunan yang bernama David Mitchener, berusia 89 tahun, warga Inggris, meninggal pada tahun lalu karena hiperkalsemia, yakni akumulasi kalsium berlebihan di tubuh akibat kelebihan vitamin D.

Pada tanggal 10 Mei 2023, Mitchener dirawat di Rumah Sakit East Surrey dan meninggal sepuluh hari kemudian.

Laporan yang disampaikan oleh Jonathan Stevens, seorang asisten koroner di rumah sakit tersebut, menunjukkan bahwa kadar vitamin D dalam tubuh pria lanjut usia tersebut telah mencapai level tertinggi yang bisa dideteksi.    

3 dari 8 halaman

Bahaya Vitamin D yang Berlebihan

Tingginya tingkat vitamin D menjadi salah satu faktor utama yang berperan dalam meninggalnya Mitchener, bersama dengan penyakit jantung kongestif, gagal ginjal kronis, dan juga hiperkalsemia.

Sebelum wafat, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar vitamin D di tubuh Mitchener mencapai 380 ng/mL, mencapai nilai maksimum yang dapat terdeteksi oleh laboratorium.

Sebagai contoh, laporan Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2010 menegaskan bahwa kadar vitamin D setinggi 20 ng/mL sudah memadai untuk menjaga kesehatan tulang yang optimal.    

Stevens melaporkan tentang meninggalnya David Mitchener dengan menyoroti kekhawatiran bahwa penggunaan tambahan vitamin bisa mengakibatkan "potensi bahaya dan dampak serius jika digunakan secara berlebihan," sambil menekankan bahwa aturan saat ini tentang label tambahan tidak membutuhkan inklusi risiko ini dalam labelnya.

"Tidak ada peringatan yang jelas di kemasan yang menjelaskan risiko khusus atau efek samping dari penggunaan vitamin D," dicatat oleh Jonathan Stevens. "Menurut saya, tanpa langkah yang diambil, risiko kematian di masa depan bisa terjadi."    

4 dari 8 halaman

Vitamin D itu Fungsinya untuk Apa?

Manfaat vitamin D bagi tubuh telah terbukti membantu dalam merawat kesehatan gigi dan tulang, mengeluarkan racun dari tubuh (pembersihan toksin), memulihkan jaringan tubuh yang terluka, dan meningkatkan fungsi sistem imun.

 

5 dari 8 halaman

Vitamin D itu dari Apa Saja?

Vitamin D ditemukan dalam beragam jenis ikan dari lautan, minyak hasil ekstraksi ikan, ikan salmon, ikan tuna, produk susu dan turunannya, jamur, organ hati, dan kuning telur.

 

6 dari 8 halaman

Makanan dan Sayuran Apa yang Mengandung Vitamin D?

Umumnya, asupan vitamin D berasal dari produk hewani. Namun, jamur, seperti jamur liar atau jamur yang terpapar sinar UV, juga mengandung nutrisi ini. Selain itu, sumber vitamin D bagi vegetarian dapat ditemukan dalam susu kedelai, susu sapi yang diperkaya, jus jeruk yang diperkaya, serta biji-bijian yang diperkaya nutrisi.

 

7 dari 8 halaman

Vitamin D Apakah Boleh Dikonsumsi Setiap Hari?

Tidak disarankan mengonsumsi suplemen yang memberikan lebih dari 4.000 IU vitamin D tiap hari kecuali dalam pengawasan profesional medis.

 

8 dari 8 halaman

Apa yang Terjadi jika Tubuh Kelebihan Vitamin D?

Manfaat dari vitamin D adalah meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap setiap sumber kalsium dari makanan yang Anda makan. Namun, hal ini dapat menimbulkan risiko karena proses pencernaan akan terfokus pada penyerapan kalsium, yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia).