Liputan6.com, Jakarta Orang-orang dengan autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan autisme seringkali menunjukkan berbagai tanda dan gejala yang mempengaruhi keterampilan sosial dan komunikasi, baik verbal maupun non-verbal. Gejala-gejala ini biasanya muncul sebelum usia tiga tahun. Mendiagnosis gangguan autisme pada usia dewasa bisa lebih sulit, tetapi ada beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai sebagai indikasi gangguan autisme pada orang dewasa.
Berikut ini tanda-tanda dan gejala autisme pada orang dewasa, dikutip dari health.com (19/04/2024).
Gejala Sosial
Banyak orang dewasa yang mengalami gangguan autisme mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa gejala autisme yang berkaitan dengan interaksi sosial dan komunikasi:
- Tidak melakukan kontak mata
- Kesulitan mendengarkan ketika orang lain berbicara
- Sulit mengekspresikan emosi, baik melalui kata-kata, bahasa tubuh, atau ekspresi wajah
- Kesulitan menjalin dan mempertahankan teman
- Tidak memahami norma-norma sosial
- Memiliki nada datar saat berbicara
Advertisement
Perilaku Terbatas dan Berulang
Orang dewasa yang mengalami gangguan autisme seringkali menunjukkan pola perilaku yang berulang dan terbatas. Hal ini dapat mempengaruhi gerakan fisik, kemampuan berbicara, minat, dan rutinitas sehari-hari mereka. Gejala autisme yang terkait dengan pengulangan dan pembatasan dapat mencakup:
- Echolalia (pengulangan kata atau frasa)
- Kesulitan mengalihkan fokus dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya
- Stimming (gerakan berulang)
- Lebih tertarik pada benda dibandingkan manusia
Gejala Sensorik
Orang dewasa yang mengalami gangguan autisme seringkali memiliki respon yang tidak biasa terhadap masukan sensorik seperti sentuhan, rasa, bau, suara, dan pemandangan. Beberapa gejala sensorik yang terkait dengan gangguan autisme meliputi:
- Toleransi yang terlalu rendah atau tinggi
- Menjadi hipo atau hipersensitif terhadap rangsangan sensorik seperti cahaya dan suara
- Sensitif terhadap panas atau dingin
- Menghindari sentuhan fisik
- Hanya makan makanan tertentu
- Menjadi lebih sensitif terhadap rasa, bau, dan tekstur makanan tertentu
Advertisement
Gejala Lainnya
Autisme bisa bermanifestasi dalam berbagai cara dan tingkat keparahan. Ada yang menunjukkan hampir semua gejala klinis yang umum terkait autisme, sementara yang lain hanya menunjukkan beberapa gejala saja. Berikut adalah beberapa gejala autisme yang mungkin terjadi :
- Kesulitan tidur
- Sifat cepat marah
- Kesulitan dalam hal kognitif
- Impulsif
- Kesulitan berkonsentrasi
- Suasana hati yang tidak biasa
Apa Saja Ciri-ciri Anak Autis?
Autisme merupakan gangguan perkembangan otak. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi seseorang dengan orang lain. Sayangnya, autisme rentan terjadi pada anak sejak balita. Ciri-ciri yang perlu dikenali yaitu tidak merespon saat dipanggil namanya hingga tidak mampu merespon emosi.
Advertisement
Autis Ringan Itu Seperti Apa?
Autisme ringan adalah istilah tidak resmi yang biasa digunakan untuk merujuk pada diagnosis gangguan spektrum autisme tingkat 1. Orang autis ringan memiliki ciri-ciri yang kurang terlihat (yang sering mereka sembunyikan) dan memiliki kebutuhan dukungan yang rendah.
Apa yang Dirasakan Penderita Autisme?
Salah satu ciri-ciri anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap perasaannya sendiri maupun orang lain.
Advertisement
Wajah Anak Autis Seperti Apa?
Pertama, anak dengan gangguan autisme memiliki wajah yang lebih lebar, termasuk mata yang lebih lebar. Kedua, bagian tengah wajahnya lebih pendek, termasuk pipi dan hidung. Ketiga, memiliki ukuran mulut yang lebih lebar dan Philtrum, wilayah antara hidung dan bibir.
Apa Perbedaan Autis dan Autisme?
Mereka adalah satu dan sama. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah definisi klinis autisme. Beberapa orang memilih untuk disebut sebagai “orang autis”, sementara yang lain lebih suka disebut sebagai “orang dengan autisme”.
Advertisement