Sukses

Ilmuwan Ciptakan Sistem AI untuk Memprediksi Kematian dengan Tingkat Akurasi yang Menakjubkan

Sebuah sistem kecerdasan buatan yang dirancang oleh para peneliti dari berbagai negara telah berhasil meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan manusia, termasuk prediksi kapan seseorang akan meninggal.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah tim peneliti dari Denmark dan Amerika Serikat berhasil menciptakan Life2vec.

Life2vec adalah suatu model kecerdasan buatan yang mampu meramalkan berbagai aspek kehidupan seseorang.

Para pengembang Life2vec menjelaskan bahwa kerangka kerja mereka memfasilitasi peneliti untuk menemukan mekanisme yang mungkin mempengaruhi hasil kehidupan individu serta potensi intervensi yang bisa disesuaikan secara personal.

Berikut adalah ringkasan mengenai Life2vec yang dikutip dari odditycentral.com pada (3/5).

2 dari 8 halaman

Model Kecerdasan Buatan Life2vec

Inovasi transformer Life2vec memadukan data besar dari catatan kesehatan dan demografi Denmark yang mencakup enam juta individu.

Hasil model Life2vec merupakan hasil kolaborasi antara para ilmuwan Denmark dan Amerika Serikat.

Data seperti tanggal lahir, sejarah pendidikan, penghasilan, kondisi tempat tinggal, dan status kesehatan dimanfaatkan dalam proses pelatihan model kecerdasan buatan ini untuk memprediksi kejadian-kejadian dalam kehidupan.

3 dari 8 halaman

Kemampuan Life2vec

Gambaran yang disajikan oleh peneliti menunjukkan bahwa Life2vec memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memperkirakan kematian seseorang berdasarkan analisis data.

Dalam uji coba yang melibatkan kelompok usia 35-65 tahun, di mana setengah dari mereka meninggal antara 2016 dan 2020, model ini berhasil memprediksi dengan akurasi sebesar 78% siapa yang akan bertahan hidup dan siapa yang tidak.   

 

4 dari 8 halaman

Penelitian tentang Life2vec

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Sune Lehmann Jørgensen dari Technical University of Denmark telah menunjukkan bahwa Life2vec disiapkan dengan menggunakan data eksklusif dari Denmark sehingga hasilnya mungkin berbeda bagi individu di negara lain.

Meskipun demikian, Jørgensen menegaskan bahwa model semacam itu tidak boleh dipegang oleh perusahaan, meskipun mereka mungkin memanfaatkannya.

“Model yang kami kembangkan tidak boleh dimiliki oleh perusahaan asuransi karena asuransi bergantung pada ketidakpastian untuk membagi risiko secara adil,” kata Profesor Jørgensen.

Meskipun Life2vec belum tersedia secara luas, para pengembangnya menduga bahwa model serupa mungkin digunakan oleh perusahaan teknologi besar yang memiliki akses data yang luas.

Meskipun mempertimbangkan implikasi etis dari penggunaan model kecerdasan buatan yang dapat memprediksi dengan tepat berapa lama seseorang akan hidup, manfaat yang tidak dapat disangkal adalah bahwa prediksi semacam itu dapat membantu dalam mencegah kematian dini.

5 dari 8 halaman

Siapa yang Menciptakan Artificial Intelligence?

John McCarthy, salah satu peneliti, menyusun istilah "Intelegensi Buatan" yang memegang peranan besar dalam perkembangan awal AI. Peristiwa penting dalam sejarah AI adalah Konferensi Dartmouth 1956, di mana istilah tersebut secara resmi diperkenalkan.

 

6 dari 8 halaman

Bagaimana Cara Kerja Sistem Kecerdasan Buatan?

Kecerdasan buatan bekerja dengan cepat menyatukan banyak data, melakukan pemrosesan berulang, dan menerapkan algoritma cerdas. Hal ini memungkinkan perangkat lunak untuk secara otomatis mempelajari pola atau fitur dalam data.

 

7 dari 8 halaman

AI Diciptakan untuk Apa?

Teknologi kecerdasan buatan (AI) mendekati kemampuan manusia. Dengan bijaksana menggunakannya, AI dapat meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan serta memfasilitasi pekerjaan.

 

8 dari 8 halaman

Mengapa Sistem AI dapat Berpikir seperti Manusia?

Kemampuan AI meniru perilaku manusia tergantung pada struktur program yang dibuat khusus. Namun, selain dari kode yang tersusun, AI juga membutuhkan akses terhadap informasi dan pengalaman baru, mirip dengan manusia.

Video Terkini