Liputan6.com, Jakarta - Ada enam zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia, yaitu karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air dan protein.
Setiap zat gizi ini memiliki peran khusus dalam menjaga fungsi tubuh yang optimal. Jika salah satu dari zat gizi ini kekurangan, tubuh dapat mengalami masalah kesehatan.
Baca Juga
Meskipun protein seringkali dianggap penting untuk pembentukan dan pemeliharaan otot, namun sebenarnya protein juga sangat penting untuk banyak fungsi dasar tubuh lainnya.
Advertisement
Kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai gejala yang berpengaruh pada kesehatan secara signifikan.
Jika seseorang tidak mendapatkan cukup protein melalui makanan atau tidak dapat mempertahankan kadar protein yang cukup karena kondisi kesehatan yang mendasarinya, hal ini dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, seperti perbaikan sel dan produksi antibodi dalam sistem kekebalan tubuh.
Dan memahami gejala kekurangan protein tersebut dapat membantu dalam mendeteksi masalah kesehatan lebih awal dan mengatasinya dengan lebih efektif, dan berikut adalah hal-hal yang Anda harus ketahui, melansir dari Best Life, Jumat (31/5/2024).
Apa yang dimaksud dengan kekurangan protein?
Kekurangan protein yang juga disebut Hipoproteinemia, adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki kadar protein yang rendah dalam darah.
Raj Dasgupta, MD, kepala penasihat medis untuk National Council on Aging (NCOA), berpendapat bahwa kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya konsumsi makanan berprotein atau adanya kondisi kesehatan tertentu.
"Ini berarti bahwa seseorang mungkin memenuhi kebutuhan minimum protein, tetapi asupannya mungkin tidak optimal atau tidak sesuai dengan yang seharusnya," jelasnya.
Menurut Mayo Clinic, asupan protein Anda harus mencakup 10 hingga 35 persen dari keseluruhan asupan kalori Anda.
Siapakah yang kemungkinan besar mengalami kekurangan protein?
Raj Dasgupta menjelaskan bahwa kelompok-kelompok rentan ini mencakup individu yang mengalami kekurangan gizi karena kemiskinan, lansia, mereka yang memiliki gangguan makan, serta orang-orang dengan gangguan hati, ginjal, atau penyakit pencernaan seperti penyakit celiac yang memengaruhi penyerapan nutrisi.
Meskipun protein dapat diperoleh dari sumber nabati, namun hal tersebut cenderung lebih berisiko mengalami kekurangan protein daripada mengonsumsi daging.
Individu dengan hipoproteinemia umumnya memiliki pola makan yang kurang seimbang secara keseluruhan.
Advertisement
7 gejala bahwa Anda mengalami kekurangan protein
Jika Anda tidak mengonsumsi cukup protein, Anda dapat mengalami sejumlah gejala ringan yang memburuk seiring waktu.
"Gejala dari kadar protein yang sangat rendah dalam tubuh mungkin tidak spesifik. Banyak dari gejala ini juga dapat menunjukkan masalah kesehatan lain, seperti kekurangan vitamin atau zat besi," ucap Raj Dasgupta.
Dan berikut beberapa gejala yang menunjukkan Anda kekurangan protein:
1. Mudah lelah
Protein membantu membangun otot dan memasok energi bagi tubuh, sehingga kekurangan protein dapat menyebabkan kelemahan atau kelelahan. Faktanya, ini adalah salah satu gejala kekurangan protein yang paling umum.
2. Luka lama sembuh
Tanda lain dari rendahnya protein adalah adanya luka yang lambat sembuh, termasuk luka, memar, keseleo, dan lainnya.
Tentunya protein untuk menyembuhkan luka atau sayatan, membuat sel darah yang membawa oksigen atau melawan infeksi dan mempertahankan hampir setiap sel dalam tubuh.
3. Pembengkakan
Jika Anda mengalami edema (membengkaknya bagian tubuh tertentu karena terdapat penumpukan cairan berlebih), yang sering terjadi pada kaki dan membuatnya bengkak, ini juga bisa menjadi tanda kekurangan protein.
"Protein hadir dalam berbagai bentuk dalam darah kita. Protein ini cenderung menarik air ke dalam pembuluh darah (mirip dengan 'magnet air'). Ketika kadar protein dalam darah rendah, air dapat keluar dari pembuluh darah dan mengumpulkan di jaringan," demikian penjelasan dari London Health Sciences Center (LHSC).
4. Masalah pada rambut, kulit, atau kuku Anda
Kadar protein yang rendah juga dapat mulai memengaruhi rambut, kulit, dan kuku Anda. Hal tersebut dikarenakan keratin, kolagen, dan elastin merupakan protein utama yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatannya.
Secara khusus, Anda mungkin akan mengalami kerontokan rambut, kulit kering dan bersisik, ataupun kuku yang rapuh.
5. Perubahan mood yang tak menentu
Dasgupta memberikan pendapat bahwa kekurangan protein juga dikaitkan dengan perubahan suasana hati.
“Konsumsi protein (dari makanan seperti ikan, daging sapi, ayam, kalkun, tahu, kacang-kacangan, telur, dan yogurt tanpa pemanis) telah dikaitkan dengan tingkat dopamin dan norepinefrin yang lebih tinggi, yang merupakan bahan kimia otak yang berperan dalam suasana hati, motivasi dan konsentrasi Anda,” jelasnya.
6. Pengurangan massa otot
Kekurangan protein dapat menyebabkan pengecilan otot atau atrofi otot karena tubuh membutuhkan protein untuk membangun dan memelihara otot.
Bahkan kekurangan protein ringan dapat menyebabkan atrofi otot pada orang dewasa yang lebih tua, yang dapat mempengaruhi mobilitas dan kesehatan secara keseluruhan.
7. Gangguan kekebalan tubuh
Protein juga penting dalam pembentukan antibodi yang bertanggung jawab melawan infeksi saat tubuh sedang sakit, dan apabila kekurangan protein dapat mengakibatkan gangguan kekebalan tubuh.
Jika Anda menyadari bahwa Anda tetap sakit ketika sedang mengalami infeksi, ini bisa menjadi tanda kekurangan protein yang perlu Anda sampaikan kepada dokter.
Bagaimana cara untuk dapat mengobati kekurangan protein?
Perawatan untuk kekurangan protein akan disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, umumnya dokter akan merekomendasikan rencana untuk meningkatkan asupan protein melalui makanan atau suplemen.
Dasgupta menyarankan untuk konsumsi lebih banyak daging, ikan, produk susu, kacang-kacangan, serta meminum minuman yang mengandung protein.
Untuk mencegah hipoproteinemia, disarankan untuk mengikuti pola makan yang kaya nutrisi dan mengelola kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi tubuh.
Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut tentang kekurangan protein, atau pertimbangkan berkonsultasi dengan ahli diet atau ahli gizi untuk membantu menyeimbangkan pola makan Anda.
Advertisement