Liputan6.com, Jakarta Sebagai makhluk sosial, tentunya kita perlu untuk berinteraksi dengan orang lain. Walaupun terkadang, ada beberapa orang yang lebih senang menikmati kesendirian daripada suasana yang terlalu ramai dan bising. Namun sayangnya, terlalu sering sendiri, ternyata bisa menyebabkan perasaan kesepian.
Maka tidak mengherankan bila saat-saat sendiri, Anda mungkin akan merasakan perasaan ingin ditemani, diajak berinteraksi, dan bertemu dengan seseorang yang dipercaya, tapi tidak ada seorang yang bisa diajak bicara. Itulah yang mendefisikan kesepian.
Baca Juga
Melansir dari Healthshots, Senin (3/6/2024), dalam kondisi pikiran, kesepian sering kali membuat Anda merasa tidak diinginkan. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti kecemasan, depresi, stroke, dan bahkan penyakit jantung dalam kasus yang ekstrem. Jadi, tidak hanya masalah kesehatan mental yang terganggu, tapi juga kesehatan tubuh Anda secara menyeluruh.
Advertisement
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet menunjukkan bahwa sepertiga orang di negara-negara industri menderita kesepian. Satu dari setiap 12 orang juga bisa mengalami gejala yang parah.
Apa Itu Kesepian?
Meskipun seseorang mungkin merasa bahwa kesepian ada hubungannya dengan tidak adanya orang di sekitar Anda yang dapat diajak berinteraksi, tapi sebenarnya tidak demikian. Kesepian adalah kondisi pikiran.
Ini adalah pengalaman menyedihkan yang berasal dari persepsi kita tentang keterasingan, dan juga bisa merujuk pada kesenjangan antara interaksi sosial yang kita inginkan, dan apa yang kita dapatkan, pada kenyataannya, demikian dinyatakan dalam penelitian bertajuk Our Epidemic of Loneliness and Isolation, yang dilakukan oleh US Surgeon General, Vivek Murthy.
Murthy lebih jauh menguraikan bahwa kesepian dapat menimbulkan konsekuensi fisik. Ia mengatakan risiko kematian dini pada orang yang kesepian meningkat sebesar 26 persen.
Menjelaskan konsep kesepian, psikiater Dr. Ajit Dandekar mengatakan, “Ini semua tentang perasaan Anda. Jika kamu merasa sendirian, maka kamu kesepian. Inilah perbedaannya dengan isolasi sosial. Isolasi sosial adalah ketika kita terisolasi secara sosial dari masyarakat.”
Alasan Kenapa Anda Merasa Kesepian
Ada banyak alasan mengapa seseorang merasa kesepian. Berikut beberapa penyebab kesepian, antara lain:
1. Isolasi fisik
Isolasi fisik seperti pindah ke kota atau negara baru, menikah, atau bahkan bercerai dapat menimbulkan perasaan kesepian. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychosomatic Medicine menyebutkan bahwa pasangan yang pernah mengalami perpisahan atau perceraian seringkali bisa mengalami kesepian.
Intervensi harus dilakukan untuk membantu masyarakat memahami bagaimana “melepaskan”. Kehilangan orang terdekat juga bisa membuat Anda merasa kesepian, meski Anda dikelilingi oleh banyak orang, kata penelitian ini, yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychology.
2. Gejala depresi
Kesepian bisa dirasakan oleh orang yang menderita depresi. Ketika seseorang mengalami depresi, dia mungkin menarik diri dari pergaulan, dan menyendiri hampir sepanjang waktu.
Hal ini sering kali berujung pada perasaan terisolasi. Kesepian juga bisa menyebabkan depresi.
Kesepian adalah variabel signifikan yang dapat mempengaruhi depresi, demikian dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Social Psychiatry.
Advertisement
3. Kepribadian introvert
Jika Anda seorang introvert, hal itu bisa menjadi penyebab Anda juga merasa kesepian. Seorang introvert cenderung tidak dikelilingi oleh koneksi sosial.
Hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dan sendirian. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Health Psychology Open menunjukkan bahwa orang berasumsi bahwa jika Anda seorang introvert, Anda tidak memerlukan banyak koneksi sosial.
4. Harga diri yang rendah
Saat kita merasa rendah diri, kita tidak ingin dikelilingi oleh terlalu banyak orang. Hal ini sering kali menyebabkan seseorang merasa kesepian.
Orang yang tidak percaya diri, merasa tidak pantas mendapatkan waktu dan perhatian orang lain. Kecemasan sosial yang dihadapi seseorang juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan kesepian, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychological Studies.
Dampak dari Kesepian
Kesepian dapat menimbulkan banyak efek samping pada kesehatan fisik dan mental Anda. Berikut beberapa akibat dari kesepian, seperti yang dicantumkan oleh US Centers for Disease Control and Prevention.
Disebutkan bahwa orang yang kesepian mempunyai risiko kematian dini yang lebih tinggi. Selain itu, kesepian juga dapat dikaitkan dengan penyebab berkembangnya depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.
Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Disebutkan pula bahwa pasien jantung yang dilaporkan kesepian memiliki risiko kematian empat kali lebih tinggi.
Mereka juga memiliki peningkatan risiko memerlukan rawat inap sebesar 68 persen, menurut penelitian berjudul Social Isolation and Loneliness in Older Adults.
Advertisement
Bagaimana Cara Mengatasi Kesepian?
Jika selama ini Anda merasa kesepian, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk merasa lebih baik. Anda dapat bergabung dengan kelompok hobi atau kelas.
“Memiliki pilihan untuk berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan yang lebih terstruktur, seperti di kelas, seringkali memudahkan seseorang untuk menemukan orang-orang yang berpikiran sama. Anda mungkin akan mendapatkan persahabatan yang baik,” kata Dr. Dandekar.
Anda juga dapat mencari dukungan online.
“Ada beberapa kelompok dukungan online yang dapat membantu Anda mengatasi perasaan Anda. Ketika Anda berbicara dengan orang-orang yang menghadapi masalah yang sama seperti Anda, Anda menjadi lebih transparan,” kata Dr Dandekar.
Grup-grup ini juga menawarkan platform yang bagus untuk mengenal lebih banyak orang. Selain itu, mempraktikkan perawatan diri juga dapat membantu Anda merasa lebih baik.
“Hanya menjaga diri sendiri dan kebutuhan Anda seringkali dapat membantu orang mengatasi perasaan putus asa dan kesepian,” kata Dr. Dandekar.