Sukses

Kenali Tanda-Tanda Pasangan Narsistik yang Perlu Diwaspadai

Mengenali tanda-tanda narsistik sejak dini sangat penting, karena menjalin hubungan dengan seorang narsistik dapat menyebabkan tekanan emosional dan bahkan masalah kesehatan fisik.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami perilaku narsistik dalam hubungan sangat penting untuk menjaga kesejahteraan emosional dan menghindari potensi bahaya. Narsistik adalah individu yang memiliki rasa penting diri yang berlebihan dan sering menunjukkan perilaku manipulatif yang dapat berdampak besar pada pasangannya.

Mengenali tanda-tanda narsistik sejak dini sangat penting, karena menjalin hubungan dengan seorang narsistik dapat menyebabkan tekanan emosional dan bahkan masalah kesehatan fisik.

Namun, mengidentifikasi kecenderungan narsistik dapat menjadi tantangan, sehingga penting untuk tetap jeli dan berhati-hati saat hubungan berkembang.

Untuk membantu mencegah potensi bahaya, berikut beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai dalam mengidentifikasi perilaku narsistik dalam hubungan, seperti melansir dari Times of India, Rabu (5/6/2024). 

1. Keegoisan

Narsistik secara alami memiliki rasa penting diri dan kebutuhan yang besar akan perhatian dan kekaguman. Mereka secara konsisten memprioritaskan minat, kebutuhan, keinginan, dan hasrat mereka sendiri di atas minat, kebutuhan, dan hasrat pasangan mereka, seringkali menuntut perlakuan khusus dan menunjukkan rasa superioritas.

Dalam hubungan yang sehat, harus selalu ada kesetaraan dan rasa saling menghormati di antara pasangan, oleh karena itu, perilaku seperti ini tidak boleh ditoleransi.

Perilaku seperti itu dapat menyebabkan konsekuensi yang parah, menyebabkan perasaan dendam, marah, dan frustrasi pada korban ketika terus-menerus diabaikan oleh pasangannya.

2 dari 4 halaman

2. Kurangnya empati

Tanda penting lainnya dari pasangan narsistik adalah kurangnya empati mereka. Empati, pada dasarnya, adalah kemampuan untuk mengenali dan berbagi perasaan dan emosi orang lain, berusaha untuk benar-benar memahaminya.

Namun, narsistik biasanya berjuang dalam aspek ini. Mereka seringkali merasa sulit dan tidak penting untuk berupaya mengenali dan memvalidasi perasaan, emosi dan kebutuhan pasangannya, yang menyebabkan mereka tidak memvalidasi dan mengabaikannya.

Ketiadaan empati ini dapat berdampak besar pada kesejahteraan emosional pasangan, membuat mereka merasa diabaikan dan tidak dipahami dalam hubungan.

3 dari 4 halaman

3. Love bombing

Tahap awal suatu hubungan dapat menjadi penting dalam memahami perilaku pasanganmu, terutama untuk mengidentifikasi tanda-tanda potensial narsistik. Love bombing, meskipun awalnya terasa menyenangkan, dapat menyebabkan bahaya emosional yang signifikan seiring berjalannya waktu.

Hal ini melibatkan ungkapan kasih sayang, pujian dan perhatian yang berlebihan, sehingga menciptakan ilusi hubungan yang dalam dan keintiman. Namun, masalah utamanya bukan terletak pada ungkapan cinta itu sendiri, melainkan pada waktu dan intensitas ungkapan tersebut.

Seorang narsistik mungkin terburu-buru mengungkapkan cinta dan keterikatan di awal, menggunakan frasa seperti "Aku mencintaimu lebih dari apa pun" atau "Aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya."

Mereka mungkin mengharapkan perasaan timbal balik darimu dan membuatmu merasa bersalah jika Anda tidak menanggapi harapan mereka. Selain itu, mereka mungkin membanjiri Anda dengan pesan teks, panggilan telepon, dan hadiah mahal yang terus-menerus, sehingga menciptakan rasa ketergantungan dan kewajiban.

Saat Anda menjadi lebih terlibat secara emosional, mereka mungkin tiba-tiba menarik diri, membuat Anda bingung dan mempertanyakan harga diri Anda sendiri. Trik manipulasi ini seringkali mengarah pada siklus mengejar kasih sayang mereka, yang merusak kesejahteraan emosional Anda dalam prosesnya.

4 dari 4 halaman

4. Perilaku korban

Dalam banyak kasus, pasangan narsistik menggambarkan diri mereka sebagai korban, memanipulasi korban yang sebenarnya agar percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas masalah hubungan apa pun.

Melalui manipulasi emosional dan gaslighting yang ekstrem, mereka menanamkan keraguan dalam pikiran pasangannya, menyebabkan mereka mempertanyakan perasaan dan pengalaman mereka sendiri.

Ketika dihadapkan dengan masalah apa pun, narsistik memutarbalikkan situasi, mengalihkan kesalahan kepada pasangannya dan menggambarkan diri mereka sebagai korban. Perilaku ini menyebabkan rasa sakit emosional yang luar biasa pada korban, memicu kebingungan, frustrasi, rasa malu, rasa bersalah, dan perasaan terjebak dan terkuras.