Desain Rumah Biofilik, Sejuk Walau Tanpa AC

Desain rumah ini adalah ciptaan dari Ismail Solehudin Architecture. Bernama Kampoong in House, rumah ini mengusung konsep kehidupan kampung di tengah kota. Keaslian alamnya terletak pada depan rumah dengan adanya planter box di setiap jendela kamar tidur.

Di dalam rumah, terdapat lorong yang dikelilingi oleh dinding batu bata yang juga dihiasi dengan tanaman hijau. Atap lorong ditutupi dengan skylight untuk memberikan pencahayaan alami ke dalam rumah.

Desain rumah Envelope House ini dibuat untuk menjadi tempat tinggal bagi keluarga multigenerasi yang membutuhkan privasi. Dengan lahan yang terbatas, rumah ini menonjolkan ciri khas dengan memadukan ruang hijau yang mencukupi. Courtyard di dalam rumah berfungsi sebagai area publik dan ruang hijau yang menyatu dengan rumah.

Dengan nama yang sesuai, desain rumah ini mendominasi dengan material batu bata. Batu bata memancarkan kesan alami dan mampu menahan panas dalam jangka waktu yang lama.

Keseluruhan tampilan rumah ini memperlihatkan penggunaan palet warna alami yang terbentuk dari paduan dinding batu bata, frame pintu dan jendela, serta furnitur dari kayu. Tidak hanya itu, rumah yang terhubung dengan alam ini juga mengadopsi lantai beton.

Rumah ini didirikan di atas lahan yang sempit dan terbatas, dengan sedikit ruang hijau yang tersedia. Untuk mengatasi hal ini, tanaman rambat ditanam pada kisi-kisi di sekitar rumah untuk menciptakan suasana yang hijau dan nyaman.

Lantai pertama rumah ini difungsikan sebagai ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Selain itu, sebuah taman dalam ruangan juga dibangun di area ini. Pencahayaan alami disediakan melalui skylight yang ditempatkan di setiap area dengan tanaman, menambah kesan alami dan sejuk.

Selain menerapkan konsep desain biofilik dalam satu atau beberapa ruangan di rumah, kamu juga bisa memanfaatkan area tangga untuk menerapkannya. Di Rainforest House, area tangga menjadi salah satu titik fokus karena dijadikan sebagai area panorama.

Tangga di rumah ini dirancang dengan menggunakan material logam, sehingga terlihat ringan dan tidak massif seperti tangga beton biasanya. Selain itu, sekitar tangga juga dipasang dinding kaca. Dengan desain ini, penghuni dapat merasakan atmosfer hutan hanya dari area tangga tersebut.

Desain Interior (DI) adalah jurusan yang mempelajari tata letak dan dekorasi untuk memaksimalkan fungsi dan memperindah suatu ruangan. DI merupakan hal yang selalu kita jumpai dalam keseharian kita, baik itu di rumah, sekolah, kantor, kafe, dst.

Arsitektur Bioklimatik adalah adalah suatu pendekatan desain yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan mempertimbangkan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungan iklim daerah tersebut. Kajian ini membahas prinsip desain Arsitektur Bioklimatik pada iklim tropis.

Arsitektur biomorfik adalah desain bangunan yang langsung dipengaruhi oleh bentuk hewan, tumbuhan, tubuh manusia dan struktur anatomi. Biomorfik menekankan pada proses terbentuknya dan pembentukan wujud-wujud arsitektur.

Desain Biophilic adalah desain yang berlandaskan pada aspek biophilia yang memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam.

Menurut Keller, biofilik merupakan sebuah teori desain yang diawali dari mengkaji fenomena bahwa pada hakikatnya manusia mencintai lingkungan yang alami. Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa manusia berada pada kemampuan optimalnya ketika berada di dalam lingkungan yang alami.