Sukses

Rekomendasi 10 Film Jackie Chan Terbaik yang Wajib Ditonton

Jackie Chan mengembangkan kariernya melalui kemampuan bela diri Kung Fu, penyutradaraan film laga, serta kemampuan aktingnya yang serba bisa dalam komedi dan drama.

Liputan6.com, Jakarta Tidak ada bintang film lain di dunia yang memiliki warisan dan pengaruh dalam dunia perfilman seperti Jackie Chan.

Koreografi pertarungan akrobatik dan komedinya yang sempurna, serta inovasinya yang telah mempengaruhi franchise film aksi seperti The Matrix, John Wick, Kill Bill, dan The Kingsman.

Saat menerima penghargaan pencapaian seumur hidup di MTV Movie Awards 1995, Quentin Tarantino menyebutnya sebagai "salah satu pembuat film terbaik yang pernah dikenal dunia" dan "salah satu komedian aksi bela diri terhebat sejak film dapat bersuara”.

Dengan kepribadian yang luas dan dihormati di seluruh dunia, baik di Barat maupun Timur, Jackie Chan mengembangkan kariernya melalui kemampuan Kung Fu, penyutradaraan film laga, serta kemampuan aktingnya yang serba bisa dalam komedi dan drama.

Dengan karier yang telah mencapai lebih dari enam dekade, sudah saatnya kita melihat kembali filmografinya, dan berikut adalah 10 film terbaik Jackie Chan berdasarkan peringkat, melansir dari Collider, Kamis (20/06/2024).

10. Rush Hour (1998)

Rush Hour telah memiliki triloginya, namun, film pertama dalam seri ini yang dirilis 26 tahun lalu tetap lucu dan penuh aksi.

Dalam film ini, Jackie Chan berperan sebagai Kepala Inspektur Lee yang terbang dari Hong Kong ke Los Angeles untuk mencari putri konsulat China yang diculik, sambil "diasuh" oleh Detektif LAPD James Carter (yang diperankan oleh Chrish Tucker).

Rush Hour adalah film yang sangat mencerminkan era 90-an dengan premis aksi komedi polisi, memasangkan bintang film dengan komedian stand-up yang sedang naik daun pada masanya, serta memenangkan penghargaan di MTV Movie Awards.

Namun, chemistry antara Jackie dan Chrish yang membuatnya tetap abadi, karena komedi Jackie lebih halus dan berperan sebagai karakter yang serius berbanding dengan karakter liarnya Chris

Rush Hour memantapkan posisi Jackie sebagai bintang Hollywood selama lebih dari satu dekade, dan menariknya, film ini juga menginspirasi lahirnya situs kritikus film Rotten Tomatoes.

2 dari 10 halaman

9. Police Story 2 (1988)

Police Story 2 dihadapkan dengan ekspektasi tinggi, namun Jackie Chan tahu apa yang ingin dicapai dengan sekuel ini dengan menggunakan kritik dari film pertamanya sebagai pijakan.

Dengan karakter Chan Ka-Kui yang kini ditugaskan di patroli jalan raya, ia pergi berlibur ke Bali bersama kekasihnya May (diperankan oleh Maggie Cheung). Namun, ketika bom menghancurkan sebuah pusat perbelanjaan, ia dipanggil untuk menyelesaikan kasus tersebut, sementara penjahat Chu Tao (diperankan oleh Chor Yuen) kembali untuk membalas dendam.

Kritikus film pada saat itu sepakat bahwa Police Story 2 tidak memiliki banyak cerita, tetapi menonjolkan aksi yang lebih realistis dan emosional. Film ini meredam akting Jackie untuk menonjolkan kemampuan penyutradaraannya, ketimbang peran aksinya.

Police Story 2 berusaha mempertahankan momentum franchise-nya dengan cara-cara baru. Meski begitu, film ini tetap berharga dan menunjukkan perkembangan Jackie sebagai seorang pembuat film.

3 dari 10 halaman

8. Wheels on Meals (1984)

Pada satu periode di tahun 1980-an, Jackie Chan berkolaborasi dengan teman sekolah dan aktor Yuen Biao serta Sammo Hung, yang menjadikan mereka dikenal sebagai Three Brothers.

Dalam film Wheels on Meals, Jackie memerankan Thomas, seorang ekspatriat Tiongkok di Barcelona yang menjalankan van makanan cepat saji bersama sepupunya David (Yuen Biao) dan berlatih bela diri dalam waktu senggang.

Ketika teman detektif mereka, Moby (Sammo Hung), ditugaskan untuk melindungi seorang pencopet bernama Sylvia (Lola Forner), mereka menggunakan keterampilan bela diri mereka untuk melawan geng motor dengan berbagai aksi kejar-kejaran.

Wheels on Meals adalah film pertama dari dua kolaborasi antara Jackie dan seorang kickboxer legendaris, Benny Urquidez. Adegan pertarungan terakhir di film ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa, menampilkan Jackie memanjat kastil untuk menyelamatkan Sylvia dan pertarungan tangan kosong yang dinamis antara Jackie dan Benny.

4 dari 10 halaman

7. Dragons Forever (1988)

Film ini adalah kolaborasi terakhir antara Jackie Chan, Sammo Hung, dan Yuen Biao.

Ceritanya mengikuti pengacara Jackie Lung (Jackie) yang disewa oleh pabrik kimia untuk menyelidiki pemilik perikanan lokal (Deannie Yip) yang menuntut pabrik tersebut.

Jackie meminta bantuan seorang pedagang senjata (Sammo Hung) dan seorang pemilik toko senjata tersebut (Yuen Biao), namun mereka terkejut mengetahui bahwa pabrik tersebut sebenarnya adalah kedok untuk pabrik narkotika.

5 dari 10 halaman

6. Police Story 3: Supercop (1992)

Dalam film ini, Jackie Chan kembali memerankan peran "polisi super" Hong Kong, Chan Ka-Kui, yang bermitra dengan Inspektur Interpol Jessica Yang (Michelle Yeoh) untuk menghancurkan kartel narkoba.

Meskipun Chan tidak menyutradarai film ini seperti dua film pertama dalam seri Police Story, ia bertindak sebagai koordinator pemeran pengganti (atau sutradara laga) dan memproduseri film ini.

Kemitraan antara Jackie Chan dan Michelle Yeoh dalam film ini dianggap sebagai sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi para penggemar.

Keduanya melakukan aksi mereka sendiri, dan adegan kejar-kejaran dengan helikopter dan kereta api menjadi sorotan karena realisme dan risikonya yang sebenarnya, berbeda dengan kebanyakan aksi Hollywood yang menggunakan pemeran pengganti dan efek khusus.

Quentin Tarantino bahkan menyebut film ini sebagai salah satu film favoritnya dalam 32 tahun terakhir, memuji aksi dalam film ini sebagai beberapa yang terbaik yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman

Dirilis oleh Dimension Films dan Miramax pada tahun 1996, kesuksesan film ini membawa perhatian Hollywood pada karier kedua Jackie Chan dan Michelle Yeoh setelah keduanya pensiun sejenak pada akhir tahun 80-an.

6 dari 10 halaman

5. Snake in the Eagle

Jackie Chan memulai karirnya sebagai figuran, aktor latar, dan pemeran pengganti dalam film-film seni bela diri, terutama yang dibintangi oleh Bruce Lee.

Disutradarai oleh legenda film seni bela diri Yuen Woo-ping, Jackie memerankan Chien Fu, seorang anak yatim piatu yang dianiaya di sekolah Kung Fu. Dia kemudian bertemu dengan seorang pengemis, Pai Cheng-tien (Yuen Siu-tien), yang melatihnya dalam seni bela diri Kung Fu Ular.

Film ini memberikan dampak besar pada industri film pada tahun 1980-an karena yang pertama, Jackie diberikan kebebasan untuk mengekspresikan aksinya oleh Yuen Woo-ping. Hal ini memungkinkannya mengembangkan gaya seni bela diri Kung Fu yang khas, yang berbeda dengan gaya Jeet Kune Do yang diperkenalkan dalam film-film Bruce Lee

Kedua, plotnya menciptakan pola dasar untuk film-film seni bela diri di masa depan, termasuk franchise The Karate Kid dan film-film serupa.

7 dari 10 halaman

4. Project A (1983)

Kolaborasi pertama antara Three Brothers ini mengisahkan Jackie Chan sebagai Sersan Dragon Ma dari pasukan marinir Hong Kong.

Dalam film Project A, Sersan Dragon Ma menghadapi perompak yang merampok kapal dan korupsi internal dari pejabat tinggi yang membuatnya bekerja sama dengan seorang kapten polisi (Yuen Biao) dan seorang pencuri (Sammo Hung) untuk mengakhiri teror perompak tersebut. Film ini meraih kesuksesan besar di Asia Timur dan memenangkan penghargaan Koreografi Aksi Terbaik di Hong Kong Film Awards.

Salah satu aksi yang paling terkenal dalam film ini adalah aksi menara jam, di mana Chan bergelantungan di tangan menara jam setinggi 60 kaki di atas tanah dan jatuh melalui tenda kanopi dan dia melakukan aksi ini sebanyak tiga kali.

Project A menjadi titik balik dalam karier Jackie, mengukuhkan pendekatan yang lebih menekankan pada aksi dalam film-filmnya di masa depan.

8 dari 10 halaman

3. Drunken Master (1978)

Drunken Master difilmkan setelah Snake in the Eagle's Shadow dan melibatkan kru yang sama, dengan struktur dan cerita yang serupa.

Film ini mengikuti perjalanan Wong Fei-hung (Jackie Chan), yang setelah serangkaian peristiwa tidak menguntungkan, dipaksa untuk belajar bela diri dari pengemis bernama So (Siu-tien), seorang master dalam jurus mabuk.

Meskipun awalnya mereka tidak akur, Wong akhirnya mengembangkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap So. Dibawah bimbingan So, Chan menampilkan jurus-jurus bela diri seperti Head-fu, Ular, Bangau, Harimau, Monyet, dan Choi Lei Fut.

Drunken Master menetapkan standar untuk film-film seni bela diri di masa depan dan menjadi fenomena yang berpengaruh.

Gaya rambut sebahu Jackie Chan menjadi tren di Asia, bahkan direferensikan dalam karya-karya seperti Naruto dan Mortal Kombat.

Film ini juga diakui sebagai inspirasi oleh seniman-seniman seperti Edgar Wright dan Akira Toriyama untuk karya-karya mereka seperti The World's End dan Dragon Ball.

Yang paling penting, film Drunken Master melambungkan popularitas Jackie menjadi bintang terkenal di Hong Kong.

9 dari 10 halaman

2. Police Story (1985)

Police Story dianggap sebagai puncak karier Jackie Chan, tidak hanya sebagai pemeran pengganti tetapi juga sebagai aktor, penulis, dan pembuat film.

Film ini memiliki plot sederhana di mana Detektif Ka-Kui (Jackie Chan) harus membersihkan namanya setelah sebuah operasi penyergapan yang gagal membuatnya dituduh melakukan pembunuhan.

Adegan kejar-kejaran mobil di adegan pembuka, adegan menggigit kuku saat Chan bergelantungan di bus tingkat, dan adegan klimaks selama 20 menit di pusat perbelanjaan yang dijuluki "Glass Story" karena banyaknya kaca yang pecah, semuanya mengesankan.

Dalam aksi terakhirnya, Chan bahkan menderita luka bakar tingkat dua setelah meluncur menuruni tiang lampu yang panas dari lantai atas, dan Jackie mengalami cedera punggung dan panggul yang terkilir, serta tim produksi harus membersihkan semua logistik yang ada di pusat perbelanjaan tersebut untuk bisnis bisa dijalankan kembali keesokan harinya.

Namun, semua pengorbanan tersebut terbayar, karena Police Story dikenal sebagai salah satu film aksi terpopuler sepanjang masa.

10 dari 10 halaman

1. Drunken Master II (The Legend of Drunken Master - 1994)

Drunken Master II, yang juga dikenal sebagai The Legend of the Drunken Master, bukanlah sekuel langsung dari Drunken Master, tetapi film yang berdiri sendiri.

Film ini menampilkan Jackie Chan mengulangi peran sebagai Wong Fei-hung, yang kembali ke rumah di Guangzhou pada awal abad ke-20 bersama ayahnya, Wong Kei-ying, dan pelayannya, Tso.

Mereka terjebak dalam konflik antara menghentikan pencurian artefak bersegel Tiongkok oleh sekelompok orang asing atau mengikuti prinsip pasifisme ayah Wong.

Drunken Master II menampilkan komedi, seni bela diri, aksi, dan karisma Jackie Chan pada saat performa puncaknya. Film ini menunjukkan keberagaman gaya pertarungan Jackie.

Pertarungan di kereta api mengikuti gaya Hung Ga, pertarungan di restoran menggunakan Kung Fu Shaolin, dan pertarungan ikonik di pusat kota melibatkan tinju dalam keadaan mabuk. Jackie Chan juga memperlihatkan keahlian dalam gaya Drunken Eight Immortals dalam pertarungan terakhirnya.

Film ini dianggap sebagai salah satu film laga terbaik sepanjang masa, dengan pujian dari Majalah TIME dan British Film Institute.