Kenali 8 Tanda Anda Berada dalam Hubungan Disfungsional Secara Emosional

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia hubungan yang rumit saat ini, mengenali tanda-tanda disfungsi emosional sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.

Oleh karena itu, ketahui beberapa tanda yang menunjukkan Anda berada dalam hubungan yang tidak berfungsi secara emosional, seperti melansir dari Times of India, Kamis (11/7/2024).

1. Manipulasi emosional

Taktik seperti menghilangkan rasa bersalah, melontarkan gaslighting, atau mengeksploitasi rasa tidak aman untuk memanipulasi emosi atau perilaku.

2. Kurangnya dukungan

Merasa tidak didukung atau tidak diakui dalam emosi, tujuan, atau aspirasi Anda oleh pasanganmu.

3. Perubahan dan ketidakstabilan suasana hati

Keadaan emosi yang tidak dapat diprediksi atau perubahan suasana hati yang sering menyebabkan ketegangan atau ketidakstabilan dalam hubungan.

4. Kelelahan emosional

Perasaan terkuras emosi, kelelahan, atau kelelahan mental yang terus-menerus karena dinamika dalam hubungan.

Kontroversi menjadi hal yang buruk dalam suatu hubungan karena rasa marah dan kecewa mampu menghentikan perjalanan kasih antar-pasangan. Banyak orang merasa sulit mengumpulkan keberanian saat hendak memberi tahu pasangannya ketika ia sedang marah. Akhirny

2 dari 3 halaman

5. Tantangan komunikasi

support system — Ilustrasi pasangan yang sedang membicarakan masa depan. (Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez)

Masalah seperti kesalahpahaman yang sering terjadi, gangguan komunikasi, atau penghindaran topik penting dapat menandakan adanya masalah mendasar.

6. Kritik berlebih

Disengaja atau tidak, kritik yang terus-menerus atau komentar yang meremehkan dapat melemahkan harga diri dan menumbuhkan suasana negatif.

3 dari 3 halaman

7. Konflik yang belum selesai

Ilustrasi pasangan cinta, romantis, pacaran, kencan. (Photo by Vladimir Kudinov on Unsplash)

Perselisihan atau perselisihan yang terus-menerus tanpa mekanisme penyelesaian yang efektif.

8. Dinamika kontrol

Salah satu pihak yang melakukan kontrol terhadap keputusan, tindakan, atau interaksi sosial pihak lain mungkin mengindikasikan adanya ketidakseimbangan kekuasaan yang tidak sehat.