Liputan6.com, Jakarta Walaupun telah dilarang oleh otoritas kesehatan, penggunaan boraks dalam pembuatan bakso masih menjadi perhatian serius di beberapa daerah. Boraks, yang sebenarnya merupakan senyawa kimia untuk industri non-pangan, sering kali digunakan oleh produsen untuk membuat bakso lebih kenyal, memperpanjang masa simpan, dan memperbaiki penampilannya.
Namun, bakso yang mengandung boraks sangat berbahaya bagi kesehatan. Boraks dapat terakumulasi dalam tubuh manusia dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Efek jangka pendeknya meliputi mual, muntah, dan diare, sementara efek jangka panjang dapat merusak ginjal, hati, serta sistem saraf pusat. Boraks juga diketahui memiliki potensi karsinogenik, yang dapat meningkatkan risiko kanker, menurut laporan dari WebMD.
Baca Juga
Untuk menghindari risiko kesehatan akibat konsumsi bakso yang mengandung boraks, konsumen perlu lebih selektif dalam memilih bakso. Banyak orang masih kesulitan membedakan bakso yang mengandung boraks dengan yang tidak. Salah satu cara yang umum adalah dengan memeriksa kekenyalan bakso. Bakso yang mengandung boraks biasanya memiliki tekstur yang sangat kenyal. Namun, ada beberapa metode tambahan untuk membedakannya.
Advertisement
Untuk melindungi diri dari bahaya boraks, konsumen harus lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih bakso. Berikut ini beberapa tips yang diambil dari Briliofood.net, Rabu (24/07/2024).
Aroma
- Bakso Berboraks: Salah satu indikator utama adalah aroma. Bakso yang mengandung boraks seringkali memiliki bau mirip obat atau bahan kimia. Bau ini muncul karena boraks adalah senyawa yang bukan untuk konsumsi manusia
- Bakso Alami: Sebaliknya, bakso yang menggunakan bahan-bahan alami cenderung beraroma sedap dan harum dari bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses pembuatan. Aroma ini adalah hasil dari rempah-rempah dan bumbu yang segar.
Advertisement
Tekstur
- Bakso Berboraks: Ciri-ciri tekstur bakso berboraks sangat kentara. Bakso ini cenderung sangat kenyal dan keras, bahkan jika ditekan dengan kekuatan tangan. Tekstur ini disebabkan oleh penambahan boraks yang membuat bakso lebih elastis
- Bakso Alami: Bakso alami biasanya akan terasa lebih lembut dan mudah pecah saat ditekan. Jika bakso mudah hancur dan tidak terlalu kenyal, itu adalah tanda bahwa bakso tersebut tidak mengandung boraks.
Rasa
- Bakso Berboraks: Mengonsumsi bakso yang mengandung boraks dapat memberikan pengalaman rasa yang tidak menyenangkan. Biasanya, bakso ini akan terasa keras dan kenyal dengan sensasi pahit yang tidak alami. Pahit ini adalah indikasi adanya bahan kimia berbahaya
- Bakso Alami: Sebaliknya, bakso yang alami akan terasa gurih dan lezat, dengan tekstur yang lebih mudah dikunyah dan rasa yang menyenangkan. Bakso ini juga lebih mudah hancur saat dikunyah, menandakan kualitas bahan yang digunakan.
Advertisement
Asal Usul Bakso
Bakso, makanan berbentuk bola daging yang sangat populer di Indonesia, menyimpan sejarah yang cukup menarik. Asal usul bakso dapat ditelusuri kembali ke masa kolonial di Asia Tenggara, khususnya di Tiongkok. Di sana, bakso dikenal dengan nama ru wan, yang berarti bola daging. Pada masa itu, bakso dibuat dengan menggiling daging babi dan mencampurkannya dengan berbagai bahan tambahan seperti tepung, bumbu, dan rempah-rempah. Makanan ini kemudian dibawa oleh para pedagang Tiongkok ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.
Pada awal abad ke-20, bakso mulai dikenal di Indonesia, terutama di kalangan komunitas Tionghoa yang menetap di sini. Proses pembuatan bakso di Indonesia mengalami adaptasi sesuai dengan selera lokal. Daging babi digantikan dengan daging sapi untuk menyesuaikan dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Selain itu, bakso juga dipadukan dengan kuah kaldu dan pelengkap lain seperti mie, tahu, dan sayuran.
Seiring berjalannya waktu, bakso semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. Penjual bakso mulai bermunculan di berbagai sudut kota, dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Variasi bakso pun berkembang pesat, mulai dari bakso berisi keju, bakso bakar, hingga bakso dengan berbagai topping yang menggugah selera.
Saat ini, bakso bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga simbol dari kuliner Indonesia yang penuh warna. Dengan rasa yang lezat dan fleksibilitas dalam penyajian, bakso terus menjadi salah satu pilihan favorit bagi banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia.
Pertanyaan Umum Netizen Tentang Bakso
Advertisement
Bakso berasal dari negara apa?
Asal Usul. Bakso memiliki jejak sejarah yang kaya dalam seni kuliner Tionghoa-Indonesia. Ini terlihat jelas dari asal kata Bakso yang berasal dari Bahasa Hokkien, di mana Bak-So secara harfiah berarti daging giling.
Kenapa bakso dipanggil bakso?
Terbukti dari asal-usul kata 'Bakso' yang diambil dari istilah 'Bak-So' dalam Bahasa Hokkien, yang secara harfiah berarti daging giling. Namun, karena mayoritas penduduk Nusantara pada masa itu beragama Islam, mereka tidak menggunakan daging babi sebagai bahan utama. Sebaliknya, mereka memilih daging sapi, kambing, ayam, atau bahkan kerbau sebagai bahan dasar pembuatan bakso.
Advertisement
Bakso terdiri dari apa?
Bakso pada umumnya terbuat dari daging sapi yang digiling halus, dicampur dengan sedikit tepung tapioka dan garam untuk memberikan tekstur yang kenyal. Namun, bakso tidak hanya terbatas pada daging sapi saja. Kreasi bakso juga bisa menggunakan bahan lain seperti ayam, babi, ikan, atau udang, memberikan variasi rasa yang unik dan menarik bagi para pecinta kuliner.
Apa nama nama bakso?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai jenis bakso dengan nama yang unik dan menggugah selera. Beberapa di antaranya adalah bakso ikan, bakso sapi, bakso Malang, bakso Wonogiri, bakso jumbo, bakso gepeng, bakso ceker, bakso goreng, dan bakso batok.
Advertisement
Siapa yang pertama kali membuat bakso?
Sejarah bakso bermula pada masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok. Konon, ada seorang pemuda bernama Meng Bo yang ingin menyajikan daging yang lembut dan empuk untuk ibunya tercinta. Terinspirasi dari tekstur mochi, kue yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk halus, Meng Bo menciptakan hidangan yang kini kita kenal sebagai bakso, dengan cita rasa yang lembut dan kenyal.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence