Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, berpelukan bukan hanya sekadar tanda simpati, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Selain mempererat hubungan, pelukan terbukti dapat menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh, sehingga membuat kita merasa lebih tenang.
Melansir dari Bright Side, Minggu (28/7/2024), para ahli menjelaskan bahwa berpelukan bisa menciptakan rasa ketergantungan antara pasangan. Ketika kamu dan pasangan semakin dekat, pelukan menjadi cara alami untuk saling menunjukkan kasih sayang, dan tanpa disadari, kalian menjadi lebih sering melakukannya.
Banyak pasangan setuju bahwa berpelukan dapat membangun keintiman dalam hubungan mereka. Namun, ada juga yang meragukan apakah pelukan benar-benar membuat mereka kecanduan satu sama lain.
Advertisement
Kuncinya terletak pada hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta. Hormon ini dilepaskan saat berpelukan, dan memicu rasa bahagia serta kedekatan emosional yang mendalam. Dengan adanya hormon oksitosin, pelukan menjadi pengalaman yang sangat memuaskan dan membuat kita merasa ingin mengulanginya lagi dan lagi.
Hormon oksitosin menghasilkan perasaan bahagia
Hormon oksitosin dikenal karena perannya dalam proses persalinan pada wanita. Selain membantu merangsang kontraksi saat melahirkan, hormon ini juga memerintahkan otak untuk memproduksi susu guna menyusui bayi yang baru lahir.
Peran oksitosin tidak hanya berhenti di situ, hormon ini juga sangat penting dalam membangun dan memperkuat ikatan antara ibu dan bayi, menciptakan hubungan emosional yang dalam dan penuh kasih sayang. Namun, manfaat oksitosin jauh lebih luas daripada sekadar perannya dalam proses persalinan dan menyusui.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa oksitosin memiliki kemampuan untuk menghasilkan perasaan bahagia, kehangatan, dan cinta. Hormon ini secara signifikan memengaruhi suasana hati kita, membuat kita merasa lebih baik dan lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar kita.
Penelitian yang dilakukan oleh psikiater Rene Hurlemann menambahkan bahwa peningkatan kadar oksitosin dapat membuat pasangan kita terasa lebih menarik. Ketika oksitosin dilepaskan, ia memicu pelepasan dopamin, zat kimia di otak yang berhubungan dengan perasaan senang dan kepuasan.
Dengan efek ini, tidak mengherankan jika kita merasa "kecanduan" pada seseorang yang sering kita peluk. Setiap pelukan atau kontak fisik yang penuh kasih memicu lebih banyak oksitosin, yang pada gilirannya meningkatkan rasa nyaman dan kebahagiaan kita.
Jadi, hubungan kita dengan orang yang kita peluk bisa semakin kuat dan mendalam, berkat efek positif dari hormon oksitosin yang menciptakan pengalaman emosional yang menyenangkan.
Advertisement
Manfaat pelukan bagi kesehatan fisik dan mental
Menurut Virginia Satir, seorang terapis asal Amerika, kita memerlukan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup, delapan pelukan sehari untuk pemeliharaan, dan dua belas pelukan sehari untuk mendukung pertumbuhan pribadi.
Berikut beberapa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik dan mental:
1. Mengurangi kecemasan
Oksitosin, hormon yang dilepaskan saat pelukan, ternyata memiliki kekuatan untuk melawan perasaan cemas sosial. Jika Anda merasa gugup di sebuah pesta, cobalah memeluk seseorang yang Anda kenal. Pelukan ini bisa membuat Anda merasa lebih percaya diri, santai dan lebih mudah bergaul.
Hal ini karena oksitosin membantu kita untuk berpikir lebih positif dan melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih optimis.
2. Mengurangi rasa sakit
Sebuah studi dari New York University mengungkapkan bahwa berbagai jenis sentuhan, seperti pelukan dapat membantu mengurangi rasa sakit. Dalam penelitian ini, "sentuhan terapi" terbukti efektif dalam mengurangi rasa sakit pada pengidap sindrom fibromyalgia.
Peserta penelitian melaporkan peningkatan kualitas hidup setelah menjalani enam sesi perawatan sentuhan. Karena pelukan adalah salah satu bentuk sentuhan, hal ini juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Â
3. Tingkatkan imunitas
Pelukan dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengatasi stres, tetapi manfaat fisiknya tidak berhenti di situ.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Carnegie Mellon dan Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh menemukan bahwa memberikan dukungan melalui pelukan dapat mengurangi risiko seseorang jatuh sakit.
Dalam studi tersebut, 404 orang dewasa yang terkena flu biasa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menerima lebih banyak dukungan dan pelukan, sementara kelompok kedua tidak mendapatkan pelukan sama sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelukan dapat melemahkan dampak flu pada mereka yang sering mendapatkan pelukan. Selain itu, peserta yang masih sakit menunjukkan tanda-tanda pemulihan lebih cepat jika mereka telah menerima pelukan secara rutin.
Advertisement