Liputan6.com, Jakarta Atlet Olimpiade Huang Yaqiong akan kembali ke Tiongkok dengan medali emas Olimpiade di lehernya dan cincin di jarinya. Ini dikarenakan pacarnya melamarnya beberapa menit setelah ia memenangkan final ganda campuran bulu tangkis.
Setelah penyerahan medali, Huang berdiri di zona momen atlet, area di luar lapangan yang memungkinkan interaksi langsung antara atlet Olimpiade dan keluarga serta teman terdekat mereka yang tidak dapat hadir di Paris.
Saat Huang berbicara, pacarnya Liu Yuchen, yang juga bermain bulu tangkis untuk Tiongkok, menghampirinya, berlutut dan mengajukan pertanyaan, "Maukah kau menikah denganku?".
Advertisement
Hal ini tentu saja membuat Huang, keluarga dan teman-temannya, serta mereka yang berada di kerumunan di Porte de La Chapelle Arena, heboh dan berteriak.
“Itu membuat saya menangis, lagi. Setelah saya memenangkan gelar, saya juga melangkah maju ke babak lain dalam hidup saya. Musim panas ini tidak bisa lebih sempurna. Saya terlalu bahagia untuk diungkapkan dengan kata-kata,” kata Huang Yaqiong seperti dilaporkan South China Morning Post.
Keduanya kemudian berpose untuk foto, dengan satu foto menunjukkan Huang dengan medali di lehernya saat ia memamerkan cincin pertunangan barunya ke kamera.
Huang Yaqiong, 30, memenangkan medali emas Olimpiade Paris 2024 bersama pasangannya di ganda campuran Zheng Siwei dalam kemenangan straight set atas Kim Won-ho dan Jeong Na-eun dari Korea Selatan pada hari Jumat, untuk melampaui medali perak yang mereka peroleh di Tokyo 2021.
Sementara sang kekasih, yang kemudian melamarnya, Liu, bermain di ganda putra bulu tangkis dengan pasangannya, Ou Xuanyi, tetapi pasangan itu tidak berhasil melewati babak penyisihan grup.
Respons netizen
Momen itu dengan cepat melesat ke puncak daftar tren Weibo, dengan lebih dari 160 juta penayangan.
“[Dia] benar-benar melamar! Medali emas dan cincin keduanya dibawa pulang!” tulis seorang pengguna Weibo.
“Sebuah cincin berlian baru saja ditambahkan ke tabel medali tahun ini,” tulis yang lain.
“Seluruh dunia menyaksikan kemenangan dan romansa.”
“Ternyata melihat orang lain bahagia benar-benar membuat saya menangis,” kata pengguna lain.
Tiongkok tidak asing dengan lamaran Olimpiade. Di Olimpiade Rio 2016, Qin Kai melamar kekasihnya, sesama penyelam He Zi, setelah ia memenangkan medali perak di nomor papan loncat 3m putri.
Advertisement
Performa Atlet Indonesia di Olimpiade 2024, dari Badminton Tinggal Gregoria Mariska Tunjung
Performa Atlet Indonesia di Olimpiade 2024 hingga saat ini belum membuahkan medali. Baik itu emas, perak ataupun perunggu.
Berdasarkan keterangan dari tim Indonesia, ada 29 atlet Tanah Air di Olimpiade Paris 2024. Mereka tersebar dalam 12 cabang olahraga atau cabor di olimpiade musim panas yang berlangsung di Paris, Prancis, pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang.
Skuad Merah Putih pada Olimpiade Paris terbanyak kedua setelah Olimpiade Athena 2004 yang saat itu berkekuatan 38 atlet. Kali ini bulu tangkis menjadi cabor dengan jumlah kontingen terbanyak mewakili Indonesia, yakni 9 atlet.
Selanjutnya, cabor panahan dan panjat tebing dengan masing-masing 4 atlet. Cabor angkat besi dengan 3 atlet, sedangkan renang mengirim 2 atlet. Adapun 7 atlet Indonesia lainnya mewakili 7 cabor. Terdiri dari balap sepeda, judo, atletik, senam, dayung, menembak, hingga selancar.
Selama ini, tim Badminton menjadi satu-satunya cabor yang selalu menyumbangkan medali emas. Sudah ada total delapan medali yang dimiliki Indonesia.
Namun, tahun ini asa untuk mendapatkan medali berada di pundak Gregoria Mariska Tunjung (unggulan ketujuh di badminton Olimpiade Paris 2024).
Sungai Seine Jadi Lokasi Triatlon di Olimpiade Paris 2024, Berapa Biaya untuk Bersihkan Sungai Tercemar?
Setelah berbulan-bulan tertunda dan khawatir, penyelenggara Olimpiade Paris 2024 akhirnya mengonfirmasi bahwa nomor renang triatlon akan diadakan di Sungai Seine. Keputusan ini diambil setelah perdebatan panjang mengenai kualitas air sungai yang tercemar.
Mengutip dari laman Euro News, Kamis, 1 Agustus 2024, berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan bahwa sungai ini aman bagi para atlet yang akan berkompetisi. Namun, bagaimana Sungai Seine yang terkenal dengan polusinya ini bisa dipersiapkan untuk menjadi tuan rumah bagi salah satu ajang olahraga terbesar di dunia?
Untuk diketahui, sejarah berenang di Sungai Seine sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Sungai ini menjadi tuan rumah acara renang selama Olimpiade 1900.
Namun, pada 1923, mandi di sungai ini dilarang karena bahaya dari lalu lintas perahu dan polusi air. Jalur air tersebut kemudian menjadi cara kota Paris untuk mengangkut barang dan orang dengan perahu, yang secara perlahan membuat airnya menjadi sangat beracun sehingga bahkan ikan pun kesulitan untuk bertahan hidup.
Selain menjadi tempat pembuangan sepeda rusak dan sampah, sungai utama Paris juga tercemar oleh air limbah yang tidak diolah. Pada 2015, kota Paris mengumumkan proyek pembersihan menyeluruh senilai 1,4 miliar Euro atau sekitar Rp2,4 triliun untuk mengubah perairan Sungai Seine yang berbahaya menjadi tempat berenang.
Advertisement