Liputan6.com, Jakarta - Rematik, atau dalam istilah medis dikenal sebagai rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh seolah-olah mereka adalah patogen asing.
Akibatnya, terjadi peradangan yang seringkali memengaruhi sendi-sendi tubuh. Gejala rematik meliputi nyeri pada banyak sendi, kekakuan yang membuat sendi sulit digerakkan, serta nyeri dan pembengkakan di beberapa sendi sekaligus.
Baca Juga
Selain itu, penderita juga dapat mengalami penurunan berat badan dan rasa kelelahan atau kelemahan yang umum.
Advertisement
Menurut informasi dari Mayo Clinic, seperti dilansir dari Times of India, Minggu (18/8/2024), rematik tidak hanya memengaruhi sendi, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan jantung.
Peradangan yang disebabkan oleh rematik dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah jantung, seperti penyumbatan arteri yang dapat mengganggu aliran darah ke jantung dan radang pada kantung yang melindungi jantung.
Hal ini membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi serius seperti serangan jantung, stroke, fibrilasi atrium, dan gagal jantung.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana rematik dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh dan mengenali gejala-gejala yang perlu diwaspadai.Â
1. Komplikasi saraf
Rematik juga dapat menyebabkan komplikasi saraf yang signifikan. Menurut WebMD, kondisi ini dapat memengaruhi saraf perifer, yang merupakan bagian dari sistem saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Peradangan akibat rematik bisa menekan saraf-saraf ini, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan sindrom carpal tunnel. Sindrom ini adalah gangguan yang ditandai dengan kelemahan, rasa mati rasa, dan atau kesemutan terutama pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
Gejala-gejala ini terjadi karena tekanan pada saraf median yang melalui pergelangan tangan, dan dapat mengganggu fungsi sehari-hari serta kualitas hidup.
Advertisement
2. Perubahan suasana hati
Menurut laporan dari National Institute of Health (NIH), depresi dan kecemasan adalah masalah kejiwaan utama yang sering dikaitkan dengan rematik.
Hal ini bisa disebabkan oleh mekanisme biologis yang melibatkan sitokin, yaitu protein yang terlibat dalam proses peradangan, atau oleh dampak psikologis dari menghadapi kondisi medis kronis yang memengaruhi kesejahteraan mental pasien.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa individu dengan masalah kesehatan mental cenderung kurang responsif terhadap pengobatan, yang dapat memperburuk aktivitas penyakit pada rematik.
Dengan kata lain, kondisi kesehatan mental yang buruk bisa memperparah gejala rematik dan membuat pengelolaannya menjadi lebih menantang.
3. Masalah sendi
Rematik terutama berdampak pada sendi di tangan, pergelangan tangan dan lutut. Pada area ini, lapisan sendi mengalami peradangan dan pembengkakan yang dapat merusak jaringan sekitarnya.
Akibatnya, penderita sering mengalami nyeri kronis, gangguan keseimbangan, dan dalam kasus yang lebih parah, kelainan bentuk sendi.
Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, gejala rematik dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti pergelangan kaki, siku, pinggul dan bahu.
Perlu diwaspadai bahwa penyebaran ini dapat memperburuk kondisi dan memperlambat proses penyembuhan, sehingga penting untuk segera mengatasi rematik agar tidak mengganggu kualitas hidup secara keseluruhan.
Advertisement
4. Pembuluh darah
Rematik sebagian besar memengaruhi persendian, tetapi juga dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, kondisi yang dikenal sebagai rheumatoid vasculitis.
Rheumatoid vasculitis biasanya terjadi pada individu yang telah menderita rematik dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk pembuluh darah di kulit, jari tangan dan kaki, saraf, mata dan jantung.
Jika rematik tidak diobati dengan baik, komplikasi serius seperti rheumatoid vasculitis dapat berkembang. Komplikasi ini berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang berat, dan dalam kasus ekstrem, bahkan dapat berujung pada kematian.
Oleh karena itu, penting untuk menangani rematik dengan tepat dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk mencegah perkembangan komplikasi yang serius.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence