Sukses

Buku Philanthropist’s Guide to Giving dalam Bahasa Indonesia Resmi Diluncurkan

Buku Philanthropist’s Guide to Giving diluncurkan untuk generasi muda agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan mempraktikan startegi yang tercantum dalam studi kasus buku ini.

Liputan6.com, Jakarta - Buku Philanthropist’s Guide to Giving kini resmi hadir dalam bahasa Indonesia. Peluncuran buku tersebut dilakukan oleh Dian A. Purbasari, Direktur Yayasan Bakti Bintaro dan Wakil Ketua Dewan Direksi Asosiasi Filantropis Indonesia, bersama Gusman Yahya, Direktur Eksekutif Asosiasi Filantropi Indonesia, pada Jumat (23/8/2024).

Acara peluncuran ini menandai kolaborasi penting antara Filantropi Indonesia dan Yayasan Bakti Bintaro, dua organisasi yang berkomitmen untuk meningkatkan dampak sosial di Indonesia.

“Sebelum berkolaborasi dengan Penghimpunan Filantropi Indonensia (PFI), Yayasan Bakti Barito yang berdiri sejak 14 tahun yang lalu dibentuk dengan tujuan charity. Kemudian, selama tujuh tahun mengubah strategi menjadi filantropi. Dengan tujuan menjadi organisasi yang berdampak secara berkelanjutan,” ujar Dian, di Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Buku ini menawarkan wawasan mendalam tentang pengalaman para filantropis, dengan fokus pada strategi-strategi efektif untuk menyelesaikan masalah secara berkelanjutan. Terjemahan dalam bahasa Indonesia ini bertujuan untuk membantu pembaca menerapkan strategi-strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Philantropis, organisasi yang dikenal karena pendekatannya yang mandiri dan fleksibel, berkomitmen untuk mendukung pembangunan Indonesia melalui sektor sosial dan ekonomi. Mereka berfokus pada isu-isu lingkungan dan pendidikan, dengan dampak yang terbukti signifikan dalam pengumpulan dana serta pengelolaan sampah dan akses pendidikan.

Buku ini, yang berisi studi kasus dan pengalaman para filantropis, memadukan pendekatan tradisional dengan perkembangan modern. Ini dirancang untuk menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda, dengan harapan dapat memperkaya pengetahuan dan praktek filantropi di masa depan.

“Jadi untuk pembaca tidak perlu memulai sesuatu dari nol, buku ini memberikan motivasi dan inovasi bagi para filantropi Indonesia”, ucap Gusman.

Lebih lanjut ia mengatakan, "Dengan peluncuran ini, diharapkan para pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan prinsip-prinsip filantropi yang efektif, serta mengembangkan mekanisme organisasi yang berlandaskan kedermawanan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan dan Peluang Bagi Generasi Emas di Masa yang Akan Datang

Meskipun dunia filantropi di Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas dan dampaknya.

Salah satu tantangan utama adalah masalah pencatatan data yang masih belum memadai. Banyak aktivitas filantropi tidak tercatat secara jelas, sehingga menyulitkan dalam pemantauan dan evaluasi. Ada juga individu atau kelompok yang terlibat dalam filantropi namun tidak tercatat dalam data resmi, mengakibatkan kurangnya visibilitas dan koordinasi.

Tantangan lain terkait dengan perbedaan budaya. Budaya filantropi di Indonesia, yang dipengaruhi oleh tradisi dan nilai-nilai lokal, seringkali berbeda dengan praktik filantropi di Barat. Perbedaan ini menciptakan tantangan dalam mengadaptasi pendekatan filantropi yang efektif dan relevan dengan konteks budaya Indonesia.

Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar bagi filantropi Indonesia untuk dikenal lebih luas di kancah internasional. Indonesia seringkali dinilai lebih aktif dibandingkan dengan banyak negara lainnya dalam hal kegiatan filantropi.

“Hal ini terjadi karena berdasarkan dengan pengalaman yang sudah dilakukan terlebih dahulu dan hasilnya seperti itu. Ibaratnya Do and Dont’s nya sudah  ada. Jadi to the poin apa yang dilakukan kedepannya,"  kata Dian.

 

3 dari 3 halaman

Menggaet Generasi Muda Indonesia untuk Ikut Ambil Bagian Sebagai Filantropi Indonesia

Jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari anak mudah jauh lebih melek akan kemajuan zaman dibandingkan generasi dibawahnya. “Mereka punya jiwa sosial tinggi, mereka juga dapat melakukan ekperimen secara langsung," ujar Gusaman.

Buku yang dibalut secara praktis ini mampu memberikan gambaran kepada anak muda tentang bagaimana memulai segala sesuatu tanpa diawali dari nol. Misalnya ketika ingin mulai terjun ke dalam dunia start up mereka mencoba untuk mengamatinya dan memulai untuk langsung mempraktekannya.

“Philantropis adalah tren dan inovasi. Sekarang arahnya lebih ke sosial. Anak muda bisa sangat terinspirasi. Tidak hanya generasi muda Indonesia bahkan di negara Cina juga sama," sambungnya.

Melalui buku ini generasi muda dapat langsung melihat kisah sukses dari para filantropi. Dengan membaca buku ini diharapkan Indonesia memiliki filan muda yang mampu membangun Indonesia untuk kedepannya.

Di mulai dengan membaca strategi, lalu memonitoring dan menginsiprasi dengan merealisasikan passion ke dalam bentuk action.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini