Sukses

Studi Ungkap Tidur Berkualitas Dapat Perpanjang Usia, Bagaimana denganmu?

Tidur memengaruhi banyak aspek kesehatan, mulai dari hormon dan metabolisme hingga kesehatan mental dan memori.

Liputan6.com, Jakarta Tidak cukup tidur? Hal itu dapat memperpendek usia Anda, demikian menurut sebuah penelitian baru.

Menurut penelitian dari American College of Cardiology yang dirilis pada hari Kamis, mendapatkan jumlah tidur cukup setiap malam dapat berperan dalam kesehatan jantung dan kesehatan secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat memperpanjang usia Anda. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 8% kematian dapat dikaitkan dengan pola tidur yang buruk.

Dr. Frank Qian, salah satu penulis penelitian dan peneliti klinis di bidang kedokteran di Harvard Medical School, mengatakan kepada CBS News bahwa tidur memengaruhi banyak aspek kesehatan, mulai dari hormon dan metabolisme hingga kesehatan mental dan memori. Dari analisisnya dan timnya, ia sangat terkejut dengan "potensi peningkatan harapan hidup... hanya dengan peningkatan kualitas tidur yang cukup sederhana."

Kualitas yang mereka identifikasi meliputi:

  • Tidur selama 7-8 jam setiap malam
  • Sulit untuk tertidur tidak lebih dari dua kali seminggu
  • Sulit untuk tetap tertidur tidak lebih dari dua kali seminggu
  • Tidak menggunakan obat tidur
  • Bangun tidur dengan perasaan segar setidaknya lima hari seminggu

Meskipun ini mungkin menyerupai rutinitas malam yang biasa bagi sebagian orang, bagi yang lain, terutama mereka yang bergantung pada obat untuk tidur nyenyak di malam hari, memenuhi tujuan dalam daftar ini dapat menjadi tantangan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, lebih dari sepertiga orang Amerika tidak cukup tidur secara teratur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan penelitian

Penelitian tersebut menemukan bahwa bagi mereka yang melaporkan memenuhi kelima ukuran tidur yang tercantum, harapan hidup 4,7 tahun lebih besar untuk pria dan 2,4 tahun lebih besar untuk wanita, dibandingkan dengan orang yang hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satu pun kriteria dalam daftar.

Bagi mereka yang sudah cukup tidur tetapi masih belum merasa segar, Qian mengatakan hal itu bisa jadi mengindikasikan sejumlah hal, termasuk tidur dengan gangguan, tidur di lingkungan yang kurang optimal, atau mengalami sleep apnea yang tidak diobati, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas secara berkala saat tidur.

Namun, ia mengakui bahwa tidak ada orang yang tidurnya sempurna, dan itu tidak apa-apa — sampai batas tertentu.

 

3 dari 4 halaman

Perlunya penelitian lebih lanjut

"Tentu saja kita semua... pernah mengalami malam-malam di mana kita mungkin begadang untuk melakukan sesuatu atau merasa stres memikirkan hari berikutnya," jelas Qian.

"Jika itu hanya terjadi beberapa hari dalam seminggu, tampaknya itu tidak apa-apa, tetapi jika terjadi lebih sering, maka di situlah kita mengalami masalah."

Penelitian tersebut merupakan studi observasional yang menganalisis data dari 172.321 orang yang berpartisipasi dalam Survei Wawancara Kesehatan Nasional antara tahun 2013 dan 2018, yang dilakukan setiap tahun oleh CDC dan Pusat Statistik Kesehatan Nasional.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami perbedaan hasil antara jenis kelamin serta jenis alat bantu tidur atau obat apa yang menjadi faktor dan dampaknya.

4 dari 4 halaman

Kaya Akan Vitamin dan Serat, Mengonsumsi Labu Kuning dapat Turunkan Kadar Kolesterol Jahat

Seiring dengan semakin banyaknya produk yang terinspirasi dari labu kuning yang beredar di pasaran, para ahli mengatakan konsumen harus menyadari bahwa dampaknya terhadap pola makan Anda dapat sangat bervariasi. Sementara beberapa makanan beraroma rempah labu yang populer mengandung gula yang tinggi, labu itu sendiri sebenarnya adalah makanan super.

"Labu menawarkan kombinasi nutrisi unik yang memiliki efek kuat pada kesehatan otak, terutama melalui kandungan antioksidan, vitamin, dan mineralnya yang kaya," kata ahli saraf nutrisi Timothy Frie kepada CBS News.

 Antioksidan seperti vitamin A dan C yang ditemukan dalam labu, misalnya, dapat membantu melindungi sel-sel kita dari kerusakan.

Julia Zumpano, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic, sebelumnya mengatakan kepada CBS News bahwa labu juga kaya serat, yang membantu mengelola gula darah, membuat Anda merasa kenyang, dan membantu kesehatan usus dan pencernaan.

"(Labu) juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, (dan) sangat rendah kalori," kata Zumpano.

"Labu mengandung betakaroten, yang diubah menjadi vitamin A, yang dapat digunakan dalam tubuh untuk berbagai manfaat luar biasa bagi kulit dan kekebalan tubuh," tambahnya. "Kita juga tahu kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah."

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.