Liputan6.com, Jakarta - Menjalin hubungan asmara dengan seseorang pastinya tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang, Anda mungkin akan memiliki keraguan dengan mereka. Apakah hubungan ini bisa diteruskan atau segera diakhiri?
Ya, semuanya itu merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Sebab, hubungan romantis dapat menjadi salah satu hubungan terpenting dalam kehidupan seseorang. Hubungan romantis biasanya melibatkan kedekatan emosional dan fisik yang dibangun di atas hubungan yang mendalam antara dua orang.
Baca Juga
Hubungan seringkali mencakup komitmen seperti hidup bersama, menikah, dan memiliki anak. Namun hal ini berbeda dengan individu yang mengalami relationship OCD, seperti apa itu?
Advertisement
Dalam hal kesehatan mental, Anda mungkin tidak asing lagi dengan istilah OCD. Ya, OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder adalah istilah yang sering dikaitkan dengan perilaku repetitif dan pikiran mengganggu. Nah, dalam spektrum OCD terdapat subtipe yang kurang dikenal yang dapat memengaruhi hubungan romantis.
Subtipe ini disebut Relationship OCD (R-OCD). Meskipun tidak secara resmi diakui sebagai diagnosis terpisah dalam DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), R-OCD bermanifestasi sebagai keraguan obsesif dan perilaku kompulsif yang berpusat pada hubungan intim.
Melansir dari Style Craze, Jumat (13/9/2024), dalam artikel ini kita akan membahas beberapa tanda dari relationship OCD yang mungkin Anda alami dengan pasangan. Yuk, baca terus artikel ini sampai habis!Â
1. Muncul Rasa Keraguan dan Terlalu Sering Menganalisis Hubungan
Salah satu ciri R-OCD adalah terus-menerus mempertanyakan perasaan seseorang terhadap pasangannya. Hal ini juga dapat berarti mempertanyakan keaslian hubungan itu sendiri.
Orang dengan R-OCD mungkin mendapati diri mereka terperangkap dalam siklus keraguan. Mereka terus-menerus menganalisis emosi dan dinamika hubungan mereka.
Setiap interaksi, baik positif maupun negatif, menjadi bahan untuk pengamatan yang obsesif. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan tekanan yang meningkat.
Bayangkan seseorang yang terus-menerus mempertanyakan cintanya terhadap kasih sayang dan dukungan yang tak tergoyahkan dari pasangannya. Pikiran mereka terus-menerus memunculkan keraguan tentang kecocokan mereka dan kelanggengan hubungan mereka.
Keraguan ini merasuki pikiran mereka, membayangi momen-momen keintiman dan kegembiraan serta membuat mereka merasa terperangkap dalam jaring ketidakpastian.
Advertisement
2. Selalu Mencari Kepastian
Dalam upaya mengurangi tekanan yang disebabkan oleh keraguan yang obsesif, orang dengan R-OCD seringkali mencari kepastian dari pasangannya. Mereka mungkin berulang kali meminta validasi atau konfirmasi atas perasaan mereka, berharap menemukan kelegaan sementara dari kecemasan yang luar biasa yang mengganggu pikiran mereka.
Namun, kebutuhan akan kepastian yang terus-menerus ini dapat membebani hubungan dan menciptakan siklus ketergantungan. Hal ini dapat semakin memperburuk tekanan individu tersebut.
Misalnya, seseorang mungkin mencari kepastian dari pasangannya, mempertanyakan apakah mereka benar-benar mencintainya dan apakah hubungan mereka solid. Meskipun pasangannya terus-menerus meyakinkan dan menunjukkan kasih sayang, keraguan itu tetap ada.
Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan ketegangan di antara mereka. Siklus ini terus berlanjut, dengan orang yang mencari kepastian hanya untuk menemukan kelegaan sementara sebelum keraguan muncul kembali.
3. Suka Membanding-bandingkan Hubungan
Orang dengan R-OCD seringkali terlibat dalam perbandingan kompulsif antara hubungan mereka saat ini dan hubungan masa lalu. Mereka bahkan mungkin mengidealkan versi hubungan yang digambarkan di media.
Mereka mungkin terpaku pada kekurangan atau kelemahan yang dirasakan pada pasangan mereka saat ini. Hal ini menyebabkan perasaan tidak puas dan ketidakpuasan.
Perbandingan yang terus-menerus ini dapat mengikis kepercayaan dan keintiman dalam hubungan, karena individu tersebut berjuang untuk menyesuaikan harapan mereka dengan kenyataan.
Hal ini seperti seseorang yang mendapati dirinya terus-menerus membandingkan hubungan mereka dengan pasangannya, dengan hubungan teman-teman mereka atau pasangan fiksi dalam film romantis.
Meskipun pasangannya menunjukkan kasih sayang yang tulus dan berupaya untuk memelihara hubungan mereka, orang tersebut tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang.
Mereka terpaku pada ketidaksempurnaan dan perbedaan kecil, mendambakan hubungan yang selaras sempurna dengan fantasi ideal mereka.
Advertisement
4. Memiliki Perilaku Ritualistik dan Sering Menghindar
Untuk mengatasi tekanan yang disebabkan oleh R-OCD, orang mungkin mengembangkan perilaku ritualistik (memiliki pola pengulangan) atau strategi penghindaran. Perilaku ini berfungsi sebagai mekanisme penanganan sementara, yang memberikan rasa kendali sementara atas kecemasan mereka.
Namun, ritual dan taktik penghindaran ini hanya berfungsi untuk memperkuat siklus OCD. Hal ini melanggengkan tekanan orang tersebut dan merusak kemampuan mereka untuk terlibat sepenuhnya dalam hubungan.
Pertimbangkan seseorang yang mengalami kecemasan intens setiap kali pasangannya mengungkapkan kasih sayang atau keintiman. Untuk mengatasi perasaan ini, mereka mengembangkan perilaku ritualistik.
Ini bisa berupa sesuatu seperti menghitung atau mengulang frasa dalam pikiran mereka hingga kecemasan mereda. Mereka juga mulai menghindari situasi yang memicu pikiran mengganggu mereka seperti menarik diri secara emosional dan fisik dari hubungan.
Meskipun telah berupaya sebaik mungkin untuk mengatasinya, pasangan tersebut merasa semakin terisolasi dan terputus dari pasangannya.
Tips Membantu Pasangan Anda
Menghadapi R-OCD memerlukan pendekatan yang menggabungkan kesadaran diri, strategi mengatasi masalah, dan dukungan profesional. Pertama-tama, mengakui dan menerima keberadaan R-OCD sangat penting dalam memulai penyembuhan.
Menumbuhkan kesadaran dan kasih sayang pada diri sendiri dapat membantu orang mengatasi kecemasan yang terkait dengan R-OCD. Hal ini dapat membantu menumbuhkan rasa ketahanan emosional yang lebih besar. Sangat penting untuk menantang keyakinan irasional dan distorsi kognitif melalui teknik kognitif-perilaku.
Selain itu, juga dapat berupa restrukturisasi kognitif dan terapi pemaparan, di bawah bimbingan terapis yang berkualifikasi. Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur ​​dengan pasangan juga dapat memberikan dukungan yang sangat berharga. Hal ini dapat membantu membangun pemahaman dan empati dalam hubungan.
Mempraktikkan self-care dan memprioritaskan kesehatan mental melalui aktivitas seperti olahraga, meditasi, dan kegiatan kreatif dapat membantu dalam mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Ingat, mencari bantuan adalah tanda kekuatan, dan dengan kesabaran dan ketekunan, orang dapat mengatasi tantangan R-OCD dan membangun hubungan yang lebih sehat dan lebih memuaskan.
Advertisement