Liputan6.com, Jakarta - Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan serius di banyak wilayah Indonesia, terutama di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara Timur. Ketersediaan air yang layak berpengaruh langsung pada kesehatan masyarakat, ekonomi, dan kesejahteraan desa.
Banyak masyarakat harus menempuh jarak jauh, seringkali 2-4 kilometer, hanya untuk mendapatkan air, yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi semakin berat.
Baca Juga
Namun, berkat kemajuan teknologi dan kolaborasi berbagai pihak, tantangan ini mulai teratasi. Program-program berbasis energi terbarukan, seperti pemanfaatan tenaga surya, mulai memberikan solusi yang berkelanjutan. Kini, desa-desa yang sebelumnya kesulitan mendapatkan air bersih mulai merasakan perubahan signifikan.
Advertisement
Seperti halnya warga di Desa Banuan di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Mereka berhasil mengatasi krisis air bersih melalui gotong royong. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, 26-30 Agustus 2024 dengan membangun fasilitas pompa air tenaga surya.
Ini merupakan pencapaian besar bagi desa yang selama bertahun-tahun harus menempuh perjalanan sejauh 2-4 kilometer untuk mendapatkan air bersih. Berkat kerja sama antara warga desa, Solar Chapter, dan program CSR perusahaan, kini Desa Banuan memiliki sistem air bersih yang menggabungkan gravitasi dan pompa tenaga surya.
Proyek ini menghadapi banyak tantangan karena jarak antara sumber air dan pemukiman mencapai 3,3 km, dengan medan yang sulit berupa tebing dan hutan.
Menurut Koordinator Proyek Solar Chapter, Yoga Nahak, instalasi pipa sepanjang ini merupakan salah satu yang terpanjang dan tersulit di tahun 2024.
"Dengan dukungan 10 panel surya yang menghasilkan 5.500 Watt Peak, fasilitas ini mampu memompa hingga 60.000 liter air per hari ke bak reservoir atas, memperbaiki kualitas hidup masyarakat Desa Banuan," ucap Yoga, dalam keterangannya, Minggu (29/9/2024).
Air bersih kini bisa dinikmati setiap hari oleh masyarakat Desa Banuan
“Seluruh masyarakat keluar untuk menarik pipa yang ada ke sumber mata air dan dibawa ke dekat pemukiman yang jaraknya sekitar 3 km. Sulit perjalanan ke sana, mendaki terus naik turun naik turun akhirnya warga kecapean,” cerita Martinus Nuni, warga desa Banuan, kepada Tim Solar Chapter.
Kerja sama lintas sektor sangat penting bagi kesuksesan proyek ini. Dukungan dari sponsor utama seperti Vinilon berupa pengadaan pipa dan juga beberapa sponsor lainnya telah memungkinkan penyediaan infrastruktur berkualitas tinggi, termasuk pipa dan panel surya.
Kepala Desa Banuan, Agustinus Manbait, yang tahun lalu menginisiasi pengajuan bantuan melalui survei dari Solar Chapter, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas segala dukungan yang diterima.
“Kami tidak bisa mengungkapkan betapa bersyukurnya kami. Air bersih kini tidak lagi menjadi impian yang jauh, melainkan kenyataan yang akan kami nikmati setiap hari,” katanya.
Advertisement
Penyediaan air bersih diharapkan memberi dampak berkelanjutan
Sementara itu, salah satu warga desa, Mama Veronika juga mengucapkan rasa syukurnya karena air mulai mengalir tanpa kendala.
“Awalnya kami cemas, takut kalau airnya tidak akan naik. Tapi ketika air mulai mengalir, rasa syukur kami tak terhingga. Puji Tuhan, kini air sudah mengisi bak pompa kami,” ujarnya.
Proyek ini membuktikan bahwa kolaborasi lintas komunitas dan sektor bisa membawa perubahan besar. Desa Banuan menunjukkan bahwa dengan kemauan dan dukungan yang tepat, tantangan besar dapat diatasi.
"Penyediaan air bersih diharapkan memberi dampak berkelanjutan. Ini akan membantu kesehatan dan ekonomi lokal, terutama untuk pertanian. Tujuannya agar kesejahteraan tercapai dan air bersih terus mengalir untuk generasi mendatang," tutup Yoga.