Sukses

Pangkas Angka Stunting, Ibu Hamil di Manggarai Barat Diberi Pendampingan

Berdasarkan data terakhir, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting pada anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta - Stunting, yang disebabkan oleh gizi buruk dan kondisi kesehatan yang tidak memadai, berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Di Manggarai Barat, angka prevalensi stunting masih tergolong tinggi.

Berdasarkan data terakhir, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting pada anak-anak. Oleh karena itu, intervensi yang dimulai sejak masa kehamilan sangat penting dalam upaya menekan angka stunting.

Dalam upaya menurunkan angka stunting yang masih tinggi, 1000 Days Fund berkolaborasi dengan Yayasan Life After Mine (LINE) dan Dinas Kesehatan Manggarai Barat meluncurkan inisiatif berupa pelatihan pengelolaan kasus pendampingan Ibu Hamil Berisiko BBLR dan Anak Berisiko Stunting.

 

Pelatihan ini dirancang sebagai bagian dari upaya kolektif untuk memperkuat strategi pencegahan stunting di wilayah tersebut, yang menjadi prioritas utama pemerintah dan berbagai organisasi kesehatan.

Dalam pelatihan yang berlangsung pada 24 September 2024, sebanyak 20 bidan dari berbagai kecamatan di Manggarai Barat mengikuti sesi khusus untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menangani kasus ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Selain itu, juga mempelajari intervensi efektif yang bisa diterapkan untuk mencegah stunting sejak dini.

Para bidan ini kemudian akan melatih kader Posyandu di wilayah masing-masing, memastikan setiap ibu hamil yang berisiko mendapat perhatian dan pendampingan yang memadai.

 

 

2 dari 4 halaman

Pentingnya kolaborasi untuk siklus stunting

Direktur 1000 Days Fund, dr. Rindang Asmara, menyampaikan pentingnya kolaborasi ini dalam memutus siklus stunting.

"Sejak 2019, kami telah meluncurkan berbagai program untuk pencegahan stunting di Manggarai Barat. Kali ini, kami hadir dengan pendekatan baru melalui pendampingan intensif terhadap ibu hamil berisiko BBLR dan anak yang berisiko stunting," jelas dr Rindang, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/10/2024).

Lebih lanjut ia mengatakan, "Kami berharap pelatihan ini dapat memperkuat kapasitas bidan dan kader Posyandu dalam memberikan pendampingan yang lebih tepat dan berkualitas."

Program ini merupakan langkah awal dari inisiatif jangka panjang yang akan berlangsung selama satu tahun penuh, dengan target dampak langsung terhadap lebih dari 3.000 ibu hamil, anak balita dan keluarga di Manggarai Barat.

Melalui pendampingan intensif ini, para bidan yang dilatih diharapkan dapat bekerja secara berkelanjutan bersama kader kesehatan di komunitas masing-masing, memastikan pencegahan stunting dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi.

 

3 dari 4 halaman

Pentingnya peran berbagai pihak untuk upaya pencegahan stunting

Sementara itu, Ketua Yayasan Life After Mine (LINE), Adri Martowardojo, menegaskan pentingnya peran berbagai pihak dalam upaya pencegahan stunting.

"Stunting adalah masalah multidimensi yang memerlukan komitmen lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, seperti yang kita lakukan saat ini, sangat penting," ucap Adri.

"Dengan intervensi yang kami lakukan di Kecamatan Boleng dan Kecamatan Sano Nggoang, kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka stunting di Manggarai Barat," sambungnya.

 

4 dari 4 halaman

Butuh partisipasi aktif dari berbagi sektor untuk mengatasi stunting

Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, Adrianus Ojo, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini.

"Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai sektor. Kolaborasi dengan 1000 Days Fund dan Yayasan LINE ini merupakan contoh nyata bagaimana berbagai pihak bisa bekerja sama untuk tujuan yang sama," kata Adrianus.

Adrianus berharap, para bidan dan kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan dapat menerapkan pengetahuan ini di lapangan, khususnya dalam pendampingan langsung kepada ibu hamil yang berisiko.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia. Inisiatif ini juga sejalan dengan visi nasional untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan bebas dari stunting, serta memastikan bahwa upaya penurunan stunting berjalan secara terukur dan berkelanjutan.