Sukses

Gejalanya Tidak Selalu Sama, Kenali 4 Tipe PCOS yang Jarang Diketahui

PCOS ternyata memiliki beberapa tipe yang perlu Anda tahu. Hal ini berguna untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak sedikit wanita yang mungkin merasa kurang begitu memahami tentang organ reproduksi yang mereka miliki, mungkin juga termasuk Anda. Maka tidak heran jika masalah kesehatan di area tersebut kerap terabaikan dan menjadi masalah yang cukup serius saat semuanya sudah terasa menyakitkan dan menganggu aktivitas sehari-hari.

Seperti misalnya PCOS atau Polycystic ovary syndrome. PCOS ini merupakan sebuah kondisi hormonal yang memengaruhi organ reproduksi wanita. Kondisi ini terjadi ketika ovarium memproduksi lebih banyak androgen (hormon seks pria) daripada yang dibutuhkannya.

Melansir dari Health, Senin (14/10/2024), peneliti tidak mengetahui penyebab pasti PCOS. Namun, kombinasi faktor genetik, kadar hormon dan resistensi insulin dapat meningkatkan risiko Anda terkena kondisi tersebut.

Di Amerika Serikat sendiri, PCOS memengaruhi sekitar 6% hingga 12% orang yang memiliki ovarium. Orang dengan kondisi tersebut dapat mengalami sejumlah gejala termasuk infertilitas, pertumbuhan rambut berlebih (hirsutisme), jerawat parah, kulit berminyak dan obesitas.

Sayangnya, belum ada obat untuk PCOS. Oleh karena itu, tujuan pengobatan adalah untuk membantu mengurangi gejala.

Nah, agar pengobatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik, Anda juga perlu mengetahui tentang tipe PCOS yang sudah diungkapkan oleh peneliti. Sebab, hal ini berguna untuk mencari akar masalahnya. 

Selain itu, jenis PCOS yang Anda alami akan bergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Berikut ini adalah ulasan selengkapnya yang bisa dibaca.

2 dari 4 halaman

1. Insulin-Resistant PCOS

Insulin-Resistant PCOS merupakan salah satu jenis PCOS yang paling umum, yang memengaruhi hingga 70% orang dengan kondisi tersebut. Insulin-Resistant PCOS terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons insulin.

Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa, atau gula darah. Jika bekerja dengan baik, insulin membantu mengubah gula dari makanan menjadi energi atau menyimpannya untuk energi di kemudian hari.

Namun, dengan resistensi insulin, tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai energi, sehingga gula menumpuk di dalam sel dan menyebabkan gula darah tinggi. Akibatnya, kadar insulin dapat meningkat, yang menyebabkan gejala terkait PCOS.

2. Adrenal PCOS

Penelitian telah menemukan bahwa adrenal PCOS terjadi ketika kelenjar adrenal (yang terletak di atas ginjal Anda) memproduksi terlalu banyak hormon. Biasanya, kelenjar adrenal memproduksi hormon seperti cortisol (hormon stres) dan norepinephrine (adrenalin).

Ketika kelenjar adrenal Anda memproduksi terlalu banyak hormon, Anda mungkin berisiko mengalami kadar androgen yang lebih tinggi, yang dapat menimbulkan gejala PCOS.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, para peneliti menemukan bahwa dari 38 wanita dengan PCOS, 15 wanita memproduksi lebih banyak hormon adrenal daripada biasanya. Sekitar 10% dari semua orang dengan PCOS memiliki tipe adrenal

3 dari 4 halaman

3. Inflammatory PCOS

Orang dengan inflammatory PCOS memiliki peradangan kronis tingkat rendah. Ini berarti bahwa orang dengan tipe ini memiliki kadar protein C-reaktif yang tinggi dalam darah, protein yang diproduksi hati saat terjadi peradangan dalam tubuh. Peradangan dapat meningkatkan kadar androgen dan insulin, yang menyebabkan timbulnya gejala PCOS.

4. Post-Pill PCOS

Pil kontrasepsi oral (misalnya, alat kontrasepsi) dapat menyebabkan post-pill PCOS. Secara khusus, pil kontrasepsi oral memanipulasi hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan.

Dalam beberapa kasus, saat Anda berhenti minum pil tersebut, ovarium Anda dapat memproduksi lebih banyak androgen dari biasanya. Kadar androgen yang tinggi tersebut menyebabkan gejala PCOS, seperti jerawat, menstruasi tidak teratur, dan pertumbuhan rambut berlebih.

4 dari 4 halaman

Penyebab dan Faktor Risiko PCOS

PCOS terjadi ketika hormon seks tidak seimbang. Biasanya, ovarium menghasilkan estrogen dan androgen.

Namun, orang yang terlahir sebagai perempuan membutuhkan lebih banyak estrogen dan lebih sedikit androgen daripada mereka yang terlahir sebagai laki-laki. Dengan PCOS, orang dengan kondisi tersebut justru memiliki kadar androgen yang tinggi dan kadar estrogen yang rendah.

Kadar androgen yang tinggi dapat mencegah terjadinya ovulasi. Ketika ovulasi tidak terjadi, folikel ovarium yang menumbuhkan dan mematangkan sel telur Anda tidak dapat melepaskan sel telur. Sebaliknya, sel telur akan tumbuh di dalam folikel, yang terkadang dapat membentuk kista ovarium.

Mengapa kondisi ini terjadi masih menjadi misteri bagi para peneliti—karena para ahli belum memahami penyebab pasti PCOS. Namun, kombinasi faktor genetik dan biologis dapat meningkatkan risiko Anda terkena kondisi tersebut.

Faktor Risiko

Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena PCOS jika Anda memiliki:

  • Riwayat keluarga dengan kondisi tersebut
  • Kegemukan
  • Resistensi insulin
  • Kadar androgen tinggi