Sukses

Jangan Asal Makan, Konsumsi 7 Makanan Seperti Ini Bikin Asam Lambung

Berikut ini daftar makanan yang bila dikonsumsi bisa membuat asam lambung

Liputan6.com, Jakarta Asam lambung adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan. Situasi ini sering menimbulkan gejala yang tidak menyenangkan seperti sensasi terbakar di dada, mual, dan bahkan muntah. Berbagai faktor dapat menyebabkan naiknya asam lambung, salah satunya adalah jenis makanan yang kita konsumsi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui makanan mana yang sebaiknya dihindari atau dibatasi agar asam lambung tidak kambuh.

Penyebab Terjadinya Naiknya Asam Lambung

Makanan yang memiliki kandungan asam tinggi, bersifat pedas, berlemak, atau yang mengalami fermentasi dapat meningkatkan produksi asam lambung. Minuman bersoda juga diketahui dapat memperburuk gejala yang dialami. Selain itu, makanan olahan yang mengandung banyak garam, gula, dan bahan pengawet dapat memicu peradangan pada lambung, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya asam lambung.

Dengan mengenali dan menghindari makanan yang dapat memicu asam lambung, Anda dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mengurangi risiko kambuhnya gejala. Penting untuk selalu memperhatikan pola makan dan memilih makanan yang lebih sehat demi mendukung kesehatan lambung Anda.

2 dari 5 halaman

1. Makanan Asam

Produksi asam lambung yang berlebihan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, termasuk sensasi terbakar di tenggorokan. Beberapa makanan diketahui dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari jika Anda rentan terhadap masalah asam lambung.

1. Makanan dengan Rasa Asam

Makanan yang memiliki rasa asam, seperti jeruk, lemon, tomat, dan cuka, dapat memicu produksi asam lambung yang lebih tinggi. Ketika asam ini naik ke tenggorokan, dapat menimbulkan rasa terbakar dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, bagi yang sensitif terhadap asam lambung, sebaiknya kurangi atau hindari makanan asam ini.

2. Makanan Pedas

Makanan pedas, seperti cabai, jahe, dan lada, mengandung capsaicin yang dapat merangsang produksi asam lambung. Selain itu, capsaicin juga dapat mengiritasi lambung dan memperburuk gejala asam lambung. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, sebaiknya hindari makanan pedas sampai kondisi membaik.

3. Makanan Tinggi Lemak

Makanan yang tinggi lemak, seperti daging berlemak, makanan cepat saji, dan gorengan, dapat memperlambat proses pencernaan. Ketika makanan lebih lama berada di lambung, hal ini dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Untuk menjaga kesehatan lambung, pilihlah makanan yang rendah lemak dan lebih sehat, seperti yang direbus atau dipanggang.

Dengan mengetahui jenis makanan yang dapat memicu asam lambung, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan pencernaan. Selalu perhatikan reaksi tubuh terhadap makanan yang dikonsumsi dan sesuaikan pola makan untuk menghindari masalah yang lebih serius.

3 dari 5 halaman

4. Minuman Bersoda

Minuman bersoda mengandung asam karbonat, yang dapat memicu terjadinya refluks asam lambung. Asam karbonat dalam minuman ini meningkatkan tekanan di dalam perut, sehingga bisa menyebabkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, disarankan untuk memilih air putih atau minuman tanpa pemanis buatan sebagai pilihan yang lebih baik.

5. Makanan Fermentasi dan Efeknya terhadap Asam Lambung

Makanan fermentasi seperti kimchi, acar, dan keju mengandung bakteri asam laktat yang dapat merangsang produksi asam lambung. Walaupun memiliki manfaat kesehatan, bakteri ini juga dapat mengiritasi perut dan memperburuk gejala asam lambung. Jika Anda mengalami masalah dengan asam lambung, sebaiknya hindari makanan fermentasi untuk sementara waktu.

6. Coklat dan Refluks Asam Lambung

Coklat mengandung theobromine, sebuah senyawa yang dapat menyebabkan relaksasi pada otot sfingter esofagus bagian bawah. Otot ini berfungsi untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan. Ketika otot sfingter ini menjadi rileks, asam lambung lebih mudah bergerak ke atas, yang dapat memicu gejala asam lambung. Oleh karena itu, bagi mereka yang sensitif terhadap asam lambung, sebaiknya konsumsi coklat dibatasi.

4 dari 5 halaman

7. Olahan Susu

Produk olahan susu seperti susu sapi, keju, dan yogurt mengandung laktosa, sejenis gula yang bisa sulit untuk dicerna oleh sebagian orang. Bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa, mengonsumsi produk-produk ini dapat menyebabkan fermentasi dalam usus, yang berujung pada peningkatan produksi gas. Gas tersebut bisa meningkatkan tekanan dalam perut dan memicu naiknya asam lambung ke esofagus. Jika Anda termasuk orang yang tidak bisa mentoleransi laktosa, sangat dianjurkan untuk menghindari atau membatasi konsumsi produk olahan susu.

 

5 dari 5 halaman

Cara mencegah terjadinya asam lambung

Selain itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kambuhnya asam lambung, antara lain:

1. Makan dalam Porsi Kecil dan Lebih Sering

Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung, sehingga mengurangi risiko naiknya asam lambung.

2. Makan dengan Perlahan dan Mengunyah dengan Baik

Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu pencernaan menjadi lebih efisien dan mengurangi beban kerja lambung.

3. Hindari Makan Terlalu Dekat dengan Waktu Tidur

Makan sebelum tidur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung karena posisi berbaring membuat lambung lebih mudah bekerja.

4. Berhenti Merokok

Merokok dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yang meningkatkan kemungkinan naiknya asam lambung.

5. Menurunkan Berat Badan

Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan tekanan pada lambung, sehingga berpotensi memicu naiknya asam lambung.

6. Konsultasi dengan Ahli

Jika Anda mengalami gejala asam lambung yang parah dan sering, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu menentukan penyebab masalah asam lambung Anda dan memberikan pengobatan yang tepat.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence