5 Manfaat Anggur Hitam untuk Kesehatan, Lawan Kanker Hingga Kontrol Kadar Gula Darah

Liputan6.com, Jakarta - Anggur hitam, dengan warna ungu tua yang memikat, telah menarik perhatian banyak orang bukan hanya karena rasanya yang manis, tetapi juga berkat beragam manfaat kesehatan yang ditawarkannya.

Buah kecil ini bisa dinikmati dalam berbagai bentuk, seperti segar, dikeringkan menjadi kismis, atau diolah menjadi jus.

Dengan kandungan air mencapai 82 persen, anggur hitam rendah kalori, meskipun mengandung gula alami. Kandungan air yang tinggi tidak hanya membantu Anda tetap terhidrasi, tetapi juga memberikan rasa kenyang, menjadikannya camilan yang ideal.

Secara umum, anggur hitam terutama terdiri dari karbohidrat dan memiliki kandungan lemak dan protein yang rendah. Namun, jangan khawatir! Buah ini kaya akan mineral dan vitamin penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan Anda.

Berikut beberapa manfaat anggur hitam untuk kesehatan, seperti melansir dari Pinkvilla, Minggu (27/10/2024):

1. Meningkatkan kesehatan jantung

Kandungan resveratrol dan antosianin dalam anggur hitam berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung. Antioksidan ini telah terbukti menawarkan perlindungan yang luar biasa terhadap jantung dan pembuluh darah.

Mereka membantu mengurangi risiko aterosklerosis—penumpukan plak di arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Dengan mengurangi peradangan dan stres oksidatif, anggur hitam berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik.

Omega 3 ternyata punya manfaat yang banyak untuk tubuh. Salah satunya dapat kurangi risiko kanker payudara.

2 dari 5 halaman

2. Melawan kanker

Ilustrasi logo kanker payudarah. (Foto: Unsplash/Angiola Harry)

Kandungan antioksidan dalam anggur hitam, termasuk resveratrol dan antosianin, memiliki potensi untuk melawan kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini dapat menghentikan pertumbuhan dan penyebaran tumor.

Kulit anggur hitam mengandung konsentrasi resveratrol yang paling tinggi, sehingga penting untuk mengonsumsinya dengan kulitnya. Meskipun hasil penelitian pada hewan sangat menjanjikan, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk memahami efeknya secara lebih mendalam.

3 dari 5 halaman

3. Mengatur kadar gula darah

ilustrasi pemeriksaan diabetes. foto unsplash

Polifenol dalam anggur hitam, termasuk resveratrol, telah menunjukkan efek anti-diabetik yang menjanjikan. Penelitian menunjukkan bahwa resveratrol dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan mengaktifkan protein SIRT1, yang mengurangi resistensi insulin.

Ini sangat penting bagi penderita diabetes, karena mengontrol kadar gula darah dapat mencegah komplikasi serius. Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa resveratrol dapat meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan resistensi insulin.

4 dari 5 halaman

4. Meningkatkan penglihatan

Menyertakan anggur hitam dalam pola makan Anda, terutama sejak usia muda, dapat membantu mengurangi risiko masalah penglihatan terkait usia.

Anggur hitam mengandung lutein dan zeaxanthin, dua jenis karotenoid yang dikenal berperan dalam menjaga kesehatan mata. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa diet kaya anggur dapat memberikan perlindungan signifikan terhadap retina dan membantu mencegah kebutaan.

Dengan memasukkan anggur hitam ke dalam makanan, Anda dapat mendukung kesehatan mata jangka panjang.

5 dari 5 halaman

5. Penurun berat badan

Efek Samping dari Obesitas — Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: unsplash.com/iyunmai

Penelitian menunjukkan bahwa resveratrol dan pterostilbene, dua senyawa yang ditemukan dalam anggur hitam, memiliki efek anti-obesitas. Keduanya berperan dalam memengaruhi bakteri usus dan pengaturan energi, yang sangat penting dalam menjaga berat badan yang sehat.

Selain itu, bubuk anggur, yang kaya akan serat dan polifenol, telah terbukti memberikan dampak positif pada mikrobiota usus dan mekanisme kolesterol.

Ini tidak hanya membantu proses pencernaan tetapi juga memecah makanan menjadi zat-zat bermanfaat yang dapat membantu penurunan berat badan secara alami. Meskipun hasil ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efektivitasnya pada manusia.