Liputan6.com, Jakarta - Perut buncit merupakan salah satu masalah yang dihindari banyak orang. Selain mengganggu penampilan, kondisi ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius yang patut diwaspadai.
Melansir dari Healthline, Selasa (29/10/2024), perut buncit sering disebabkan oleh penumpukan lemak tidak sehat akibat konsumsi makanan yang kurang baik. Risiko yang ditimbulkan sangat beragam, mulai dari penyakit jantung, diabetes, hingga Alzheimer.
Baca Juga
Apalagi di era digital saat ini, fenomena makanan kekinian semakin menarik perhatian masyarakat. Dari media sosial hingga acara kuliner, berbagai hidangan baru bermunculan dengan tampilan menggoda dan rasa yang unik.
Advertisement
Makanan ini seringkali menjadi perbincangan hangat dan banyak dicoba oleh orang-orang yang ingin mengikuti tren. Namun, di balik kelezatannya, terdapat risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Banyak orang tanpa sadar mengonsumsi makanan ini dalam jumlah berlebihan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada masalah perut buncit.
Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang adalah kunci untuk menghindari perut buncit. Meskipun makanan kekinian menawarkan daya tarik tersendiri, penting untuk lebih selektif dalam memilih apa yang kita konsumsi.
Oleh karena itu, berikut beberapa jenis makanan kekinian yang sebaiknya dihindari:
1. Rib eye steak
Steak adalah hidangan yang populer dan sering menjadi pilihan saat bersantap. Namun, jika Anda menginginkan potongan steak, sebaiknya hindari rib eye steak.
Potongan ini dikenal dengan kandungan lemak yang tinggi, yang dapat menambah kalori dan berkontribusi pada perut buncit. Pilihlah potongan daging yang lebih lean, seperti filet mignon atau sirloin, untuk mengurangi asupan lemak tanpa mengorbankan cita rasa.
2. French fries
Kentang goreng adalah salah satu camilan favorit banyak orang. Namun, proses penggorengan dengan minyak panas membuat kentang goreng kaya akan lemak jenuh.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kentang goreng secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan, hingga lebih dari 1,5 kg setiap empat tahun.
Seseorang yang sering mengonsumsi kentang goreng juga diketahui memperoleh sekitar 5,8 kg lemak perut. Sebagai alternatif, coba konsumsi kentang panggang atau kentang goreng yang dipanggang untuk pilihan yang lebih sehat.
Advertisement
3. Produk susu
Produk susu seperti susu, keju, cokelat, mentega, dan yogurt banyak tersedia di pasaran dan diketahui memiliki kandungan protein dan kalsium yang baik untuk tubuh. Namun, produk susu yang tinggi lemak, seperti whole milk, bisa berkontribusi pada penumpukan lemak di perut.
Apalagi, jika Anda juga menyukai cokelat batangan, produk ini seringkali mengandung kalori dan gula yang tinggi. Pilihlah produk susu rendah lemak atau alternatif nabati untuk menjaga asupan kalori tetap terkendali.
4. Pizza
Siapa yang bisa menolak kelezatan pizza? Makanan cepat saji ini memang menggugah selera, tetapi tidak disadari bahwa pizza kaya akan kalori dan lemak dari berbagai topping seperti keju, sosis, dan daging olahan.
Bahkan, beberapa varian pizza dapat mengandung lebih dari 400 kalori per potong. Jika terlalu sering mengonsumsinya, Anda bisa berisiko mengalami penumpukan lemak di area perut. Sebagai alternatif, cobalah pizza dengan topping sayuran dan adonan tipis untuk pilihan yang lebih sehat.
Advertisement
5. Sereal
Sereal sering dianggap sebagai pilihan sarapan yang praktis dan cepat. Namun, tidak semua sereal diciptakan sama. Sereal yang beraroma manis dan berwarna-warni biasanya mengandung banyak gula dan rendah serat serta protein.
Ini hanya akan membuat Anda kenyang sementara dan kemudian cepat lapar kembali. Jika Anda menyukai sereal, carilah pilihan yang kaya serat dan protein, seperti oatmeal atau sereal gandum utuh, yang lebih sehat dan dapat memberikan rasa kenyang lebih lama.
6. Olahan gandum
Makanan seperti roti, pasta, tortilla, dan pizza sering dianggap sebagai pilihan yang sehat karena terbuat dari gandum. Namun, gandum mengandung gluten, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan bagi orang yang sensitif, seperti penderita celiac.
Selain itu, jenis gandum yang diolah secara genetik dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat dibandingkan dengan gula murni. Ini bisa memicu rasa lapar yang lebih cepat, sehingga Anda cenderung makan lebih banyak.
Oleh karena itu, jika Anda ingin mengonsumsi produk gandum, pilihlah yang minim proses dan tidak mengandung bahan tambahan berbahaya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement