Liputan6.com, Jakarta Institusi Media Digital Emtek (IMDE) bersama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP), SCTV, dan Indosiar mengadakan program literasi digital di SMAN 25, Jakarta Pusat, pada Jumat, 8 November 2024. Kegiatan ini diikuti antusias oleh lebih dari 360 siswa kelas 10 dan 11 yang tertarik mempelajari pentingnya literasi digital di era teknologi.
Acara ini menghadirkan Rektor IMDE, Totok Amin Soefijanto, bersama para dosen IMDE yang membawakan materi inspiratif. Beberapa di antaranya adalah Safrudiningsih (Dosen Produksi Media), Suyadi (Dosen Produksi Entertainment), Suradi (Dosen Komunikasi Massa), Ichicho Sembiring (Produksi Entertainment), Dio Irsandi (Dosen Bisnis Digital), dan Dias Suminta Suria Putra (Dosen Kajian Film, Televisi, dan Media).
Baca Juga
Kepala Sekolah SMAN 25, Triyem, S.Pd., M.Si., menyampaikan apresiasinya terhadap YPP, SCTV, Indosiar, dan IMDE atas inisiatif ini. "Saat ini adalah era teknologi dan media yang berkembang pesat. Saya harap kalian dapat mengambil manfaat dari penyuluhan ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya kepada para siswa, berharap mereka dapat bijak memanfaatkan teknologi.
Advertisement
Totok Amin Soefijanto, Rektor IMDE, juga hadir untuk membuka penyuluhan dan memperkenalkan IMDE sebagai bagian dari Emtek Group.
"Berkuliah di ATVI-IMDE membuka kesempatan lebih besar bagi mahasiswa untuk berkarir di media, khususnya di bawah naungan EMTEK Group," ungkapnya sambil memperkenalkan lima program studi yang tersedia di IMDE, antara lain D3 Komunikasi Massa, D4 Produksi Media, Bisnis Digital, Produksi Entertainment, dan Kajian Film, TV, dan Media.
Aktivitas Interaktif
Penyuluhan diawali dengan sesi mengenal tokoh inspiratif Ben Carson sebagai motivasi bagi para siswa untuk pantang menyerah dalam meraih mimpi. Dilanjutkan dengan sesi berbagi, para siswa saling menceritakan buku-buku inspiratif yang mereka baca dan bagaimana buku tersebut mendorong mereka meningkatkan literasi.
Dalam sesi berikutnya, siswa diajak berdiskusi tentang penggunaan media sosial. Mereka yang aktif di platform seperti TikTok dan YouTube diberi kesempatan untuk berbagi jenis konten yang mereka buat. Tak lupa, mereka diberi informasi tentang batas usia minimum 13 tahun untuk menggunakan media sosial—fakta yang belum banyak diketahui siswa.
Tugas Kelompok tentang Cita-cita dan Media SosialSebagai penutup, siswa dibagi ke dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan tentang cita-cita, langkah mencapai impian, serta pandangan mereka tentang akun media sosial cadangan atau second account. Hasil diskusi ini dipresentasikan di depan kelas untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
Advertisement
Tanggapan positif
Program literasi media ini mendapat tanggapan positif dari para guru di SMAN 25. Didi Supriyadi, M.Pd., guru matematika, mengapresiasi kegiatan ini yang menurutnya dapat meningkatkan kesadaran digital siswa, terutama di kalangan generasi Z. “Dengan kegiatan ini, murid-murid semakin antusias belajar literasi digital,” ujarnya.
Wakil Kepala Sekolah, Sarono, S.Pd., berharap kegiatan serupa dapat berlanjut untuk mendukung pembelajaran di sekolah. “Saya berharap kegiatan seperti ini tidak hanya sekali, tetapi terus berlanjut ke depannya,” tuturnya.
Teuku Vary Shavarna, M.Pd., juga menilai acara ini sangat relevan bagi siswa yang hidup di tengah dominasi teknologi dan media sosial. "Kegiatan ini sangat menarik dan relevan, mengingat media sosial kini sudah mendominasi keseharian anak-anak,” katanya.
Tanggapan Siswa SMAN 25
Beberapa siswa menyampaikan kesan mereka terhadap kegiatan yang diisi dengan aktivitas kelompok dan sesi interaktif. Yoris Dinata dari kelas 10 mengaku senang dengan acara yang memungkinkan siswa berbagi cita-cita dan strategi untuk mencapainya. “Selain bisa saling sharing dan jadi makin termotivasi, kita juga jadi lebih akrab sama teman-teman lain,” katanya.
Muchammad Ziven, siswa kelas 10 lainnya, mengaku semakin antusias belajar literasi digital setelah berani tampil di depan kelas dan mendapat hadiah. Ia juga belajar pentingnya kebijaksanaan dalam bermedia sosial. “Dapat hadiah karena berani maju ke depan, dan banyak belajar bagaimana bijak bermedia sosial,” ujarnya.
Queenesya Aline Shafa dari kelas 10 menyoroti sesi tanya jawab mengenai batas usia penggunaan media sosial. “Kegiatan ini seru banget karena kita jadi tahu batasan usia untuk bermedia sosial, yaitu minimal 13 tahun, dan sesi tanya jawabnya juga asyik banget,” ungkapnya.
Totok Amin Soefijanto, Rektor IMDE, menilai pentingnya program literasi media bagi generasi muda, terutama untuk mendorong kebiasaan reflektif dalam bermedia sosial dan terus membaca di era digital. “Dengan adanya program literasi oleh YPP, kita bisa membuat anak-anak kita lebih reflektif dalam menggunakan media sosial, dan penting bagi mereka untuk terus membaca,” ucapnya.
Totok juga mengapresiasi desain acara yang adaptif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. "Acara penyuluhan ini sangat adaptif, benar-benar menyesuaikan dengan target audiens yaitu siswa-siswi SMA," tambahnya.
Advertisement