Liputan6.com, Jakarta Orangtua mana yang tidak ingin anaknya patuh dan mengikuti setiap perintah tanpa banyak bertanya? Harapan ini adalah impian banyak orangtua, namun mencapai titik di mana anak menjadi penurut bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran, kasih sayang, dan pendekatan yang tepat untuk mencapai tujuan ini.
Ketika orangtua menghadapi situasi di mana anak tidak mau mendengarkan, sering kali muncul rasa frustasi. Namun, penting untuk diingat bahwa menggunakan kekerasan fisik bukanlah solusi. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology, anak yang mengalami kekerasan fisik dapat mengalami dampak buruk pada perkembangan mereka.
Baca Juga
Untuk mendidik anak agar menjadi penurut, sebenarnya ada cara-cara yang efektif tanpa menggunakan kekerasan. Perlu diingat bahwa setiap anak bereaksi berbeda terhadap arahan orangtua. Berikut adalah tiga cara mudah yang bisa diterapkan untuk membuat anak menjadi penurut.
Advertisement
Gunakan Bahasa yang Halus
Untuk mendapatkan hasil yang instan, banyak orangtua menggunakan suara keras, teriakan, dan ancaman. Namun, cara ini dapat merusak mental anak dan membuat mereka lebih keras kepala. Dilansir oleh Triumphantlearning.com, mendidik anak agar penurut tidak memerlukan teriakan atau ancaman. Sebaliknya, gunakan suara yang halus dan singkat agar anak mudah memahami.
Kunci utama dalam mendidik anak adalah konsistensi. Ajari mereka untuk memahami permintaan Anda dengan menggunakan bahasa yang singkat dan jelas. Misalnya, jika Anda meminta anak untuk membereskan mainannya, gunakan kalimat yang jelas dan konsisten. Berikan konsekuensi jika mereka tidak menurut, tetapi hindari mengulang permintaan Anda berkali-kali. Ini akan mengajarkan anak untuk mendengarkan sejak pertama kali.
Advertisement
Dorong Anak untuk Mengakui Instruksi
Anak-anak sering kali menunda-nunda pekerjaan yang diminta, baik itu pekerjaan rumah dari sekolah atau tugas sehari-hari. Solusi yang tepat adalah kembali ke poin penggunaan bahasa yang halus dan singkat. Tunggu hingga mereka merespons dengan mengakui instruksi, seperti "Ya, Bu" atau "Oke, Bu, saya akan melakukannya.
Buat peraturan yang sesuai dan disetujui oleh seluruh keluarga. Pastikan peraturan tersebut memberikan dampak positif bagi pertumbuhan anak. Contohnya, batasi penggunaan teknologi, tentukan jam tidur, dan bagi tugas rumah tangga. Konsisten dalam menerapkan peraturan dan berikan konsekuensi alami jika anak tidak mematuhi, seperti merasa lapar saat jam makan jika tidak membawa bekal.
Jadi Role Model
Anak selalu meniru apa yang mereka lihat dari orangtua. Jika Anda menginginkan anak yang patuh, pastikan Anda memberikan contoh yang baik. Misalnya, jika ada peraturan rumah tangga, ikut serta dalam menjalankan peraturan tersebut. Anak akan lebih mudah mengikuti aturan jika mereka melihat orangtua juga melakukannya.
Selain memberikan contoh, penting untuk menghargai usaha anak. Berikan dukungan atau apresiasi ketika mereka melakukan sesuatu dengan baik, seperti "Wah, kerja bagus!" atau "Terima kasih karena mengikuti aturan." Lingkungan yang positif akan membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk menurut.
Advertisement
Mengapa penting menggunakan bahasa yang halus kepada anak?
Menggunakan bahasa yang halus membantu anak lebih mudah memahami dan tidak merusak mental mereka.
Bagaimana cara mengatasi anak yang suka menunda-nunda tugas?
Gunakan bahasa yang halus dan singkat, dan pastikan anak mengakui instruksi dengan mengatakan "Ya" atau "Oke."
Advertisement