Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak-anak mereka, termasuk dalam hal memberikan hukuman. Ada orang tua yang lebih suka bersikap tegas dan konsisten, sementara yang lain lebih memilih pendekatan yang penuh kasih sayang. Perbedaan ini mencerminkan berbagai pandangan dan filosofi dalam pengasuhan anak yang bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya.
Meskipun pendekatan pengasuhan berbeda-beda, ada saat-saat di mana anak-anak bisa sangat lucu dan menggemaskan, namun ada juga saat di mana mereka bisa bersikap nakal dan membuat orang tua pusing. Dalam situasi seperti ini, beberapa orang tua merasa perlu memberikan hukuman agar anak belajar dari kesalahan mereka. Namun, penting untuk memastikan hukuman yang diberikan tidak bersifat merusak atau berlebihan.
Baca Juga
Dalam beberapa kasus, hukuman yang diberikan kepada anak justru menjadi kontroversial dan menimbulkan perdebatan. Berikut adalah delapan hukuman paling kontroversial yang pernah diterapkan pada anak, seperti yang dikutip dari Listverse.com. Perlu diingat bahwa pendekatan ini tidak dianjurkan dan bisa memiliki dampak negatif yang serius bagi perkembangan anak.
Advertisement
Mewajibkan Anak Mengikuti Pendidikan Basket
Di Amerika Serikat, tepatnya di sebuah lembaga pelayanan anak-anak bernama Carroll Academy, anak-anak nakal diwajibkan untuk mengikuti pendidikan basket. Tujuannya adalah untuk mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab, terlepas dari apakah mereka menyukai olahraga tersebut atau tidak. Hanya anak dengan alasan medis yang kuat yang bisa menghindari hukuman ini.
Pendekatan ini diterapkan dengan harapan bahwa kedisiplinan yang diajarkan melalui olahraga akan membantu anak-anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun, memaksa anak melakukan aktivitas yang tidak mereka sukai bisa menimbulkan kebencian dan resistensi, sehingga perlu dipertimbangkan cara yang lebih positif dan suportif.
Advertisement
Hukuman Fisik, Memukuli Anak
Meski 31 negara telah melarang hukuman berupa pemukulan bagi anak, termasuk Afrika, Selandia Baru, dan Swedia, beberapa negara seperti Amerika Serikat masih belum memiliki undang-undang yang melarang hukuman fisik. Kasus ekstrem terjadi ketika William Adams, seorang hakim di Texas, memfilmkan dirinya memukuli anaknya selama delapan menit karena menggunakan internet tanpa izin.
Hukuman fisik tidak hanya menimbulkan trauma fisik tetapi juga psikologis bagi anak. Para ahli sepakat bahwa pendekatan ini tidak efektif dalam jangka panjang dan dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak. Sebaiknya, hukuman yang diberikan bersifat mendidik dan membantu anak memahami kesalahan mereka tanpa harus melalui kekerasan.
Menyuruh Anak Mengenakan Baju Badut
Seorang ibu di Murray, Utah, memberikan hukuman kepada anak remajanya yang menertawai seragam teman sekelasnya dengan cara yang tidak biasa. Sang ibu membeli beberapa pakaian dari toko bekas dan meminta anaknya mengenakan pakaian tersebut ke sekolah selama dua hari. Tujuannya adalah untuk mengajarkan anaknya tentang empati dan konsekuensi dari perilaku mengejek.
Hukuman ini menarik perhatian banyak orang dan menuai pro dan kontra. Sementara beberapa orang melihatnya sebagai cara yang kreatif untuk mengajarkan empati, yang lain merasa bahwa itu bisa mempermalukan anak dan merusak harga dirinya. Orang tua perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari hukuman semacam ini sebelum menerapkannya.
Advertisement
Membiarkan Anak Kelaparan
Hukuman ekstrem ini diterapkan oleh sepasang suami istri di Smethport, Pennsylvania, bernama Mark dan Susan Hooper. Mereka melarang anak-anak mereka untuk makan sebelum menyelesaikan PR Matematika. Bahkan, salah satu anak mengaku harus mengemis ke tetangga untuk mendapatkan makanan.
Membiarkan anak kelaparan sebagai bentuk hukuman sangat tidak manusiawi dan dapat menimbulkan dampak fisik dan psikologis yang serius. Hukuman seperti ini tidak hanya berbahaya tetapi juga ilegal di banyak negara. Orang tua perlu mencari cara yang lebih positif dan konstruktif untuk mendisiplinkan anak.
Meninggalkan Anak Mereka
Saat ini ada 50 negara yang memiliki undang-undang yang memungkinkan orang tua untuk meninggalkan bayi baru lahir di pemadam kebakaran, polisi, atau rumah sakit. Kasus terbesar terjadi ketika seorang ayah tunggal yang istrinya baru saja meninggal meninggalkan sembilan anaknya di sebuah rumah sakit di Omaha.
Meskipun undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi anak-anak yang tidak diinginkan, meninggalkan anak tetap menjadi tindakan yang kontroversial dan sering kali menimbulkan trauma bagi anak-anak yang ditinggalkan. Penting untuk menyediakan dukungan dan bantuan bagi orang tua yang merasa tidak mampu merawat anak-anak mereka daripada mengambil langkah yang drastis.
Advertisement
Apa dampak dari hukuman fisik pada anak?
Hukuman fisik dapat menimbulkan trauma fisik dan psikologis serta merusak hubungan antara orang tua dan anak.
Bagaimana cara yang baik untuk mendisiplinkan anak tanpa kekerasan?
Memberikan konsekuensi yang mendidik dan konsisten, serta menggunakan pendekatan yang penuh kasih sayang.
Â
Advertisement