Gejala TBC pada Anak, Kenali Tanda dan Hal yang Perlu Orang Tua Lakukan

Liputan6.com, Jakarta Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang lebih rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang. Penularan TBC pada anak dapat terjadi melalui udara, terutama saat mereka menghirup partikel bakteri yang tersebar akibat batuk orang yang terinfeksi.

Gejala TBC pada anak sering kali tidak disadari oleh orang tua, sehingga kondisi ini dapat berkembang tanpa penanganan yang tepat. Selain demam, masih ada berbagai tanda lain yang perlu diwaspadai. Dilansir melalui beberapa sumber pada Selasa (19/11), berikut penjelasan mengenai gejala, langkah diagnosis, hingga pencegahan TBC pada anak secara rinci.

2 dari 11 halaman

Batuk yang Tidak Kunjung Sembuh

Batuk berkepanjangan pada anak bisa menjadi tanda infeksi TBC. Batuk ini berlangsung lebih dari dua minggu dan sering kali sembuh sementara, tetapi kembali kambuh. Bahkan, batuk ini dapat terasa menyakitkan atau disertai darah, meskipun kasus seperti ini lebih jarang terjadi.

Kondisi ini sering kali dianggap batuk biasa, sehingga banyak orang tua yang terlambat menyadari. Namun, jika batuk tidak kunjung sembuh meski sudah diobati, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

3 dari 11 halaman

Penurunan Berat Badan

Anak dengan TBC kerap mengalami penurunan berat badan yang signifikan akibat hilangnya nafsu makan. Infeksi bakteri dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga anak kehilangan banyak energi.

Selain itu, lemahnya sistem kekebalan tubuh akibat TBC semakin memperparah penurunan berat badan. Orang tua perlu waspada jika anak tampak lebih kurus tanpa alasan jelas.

4 dari 11 halaman

Mudah Lelah dan Lemah

Anak yang menderita TBC cenderung merasa lelah terus-menerus, bahkan setelah mendapatkan cukup istirahat. Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang berjuang melawan infeksi, sehingga energi anak habis.

Rasa lelah yang berlebihan sering kali membuat anak menjadi rewel atau sulit diajak beraktivitas. Hal ini perlu diwaspadai sebagai salah satu tanda utama TBC.

5 dari 11 halaman

Keringat Berlebihan

Anak yang mengidap TBC sering berkeringat secara berlebihan di malam hari. Keringat ini dapat mengganggu tidur dan membuat anak merasa tidak nyaman.

Gejala ini sering kali diabaikan karena dianggap sebagai reaksi tubuh biasa terhadap demam, padahal keringat malam bisa menjadi petunjuk penting dari infeksi TBC.

6 dari 11 halaman

Diagnosis TBC pada Anak, Biaya, dan Jenis Pemeriksaan

Tes Mantoux

Tes Mantoux adalah langkah awal untuk mendeteksi infeksi TBC. Dokter akan menyuntikkan cairan khusus di bawah kulit anak, dan hasilnya diperiksa setelah 48-72 jam. Biaya tes ini umumnya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp1.000.000, tergantung lokasi dan fasilitas kesehatan.

Tes Darah

Tes darah juga dapat digunakan untuk mendeteksi TBC, terutama dalam menilai respons imun tubuh terhadap infeksi. Biayanya cukup bervariasi, mulai dari beberapa ratus ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis tes dan laboratorium yang digunakan.

Pemeriksaan Dahak

Tes dahak dilakukan untuk mencari keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam lendir. Pemeriksaan ini penting bagi anak yang sudah menunjukkan gejala khas TBC. Biaya tes dahak umumnya berkisar antara Rp300.000 hingga Rp2.000.000.

7 dari 11 halaman

Cara Efektif Mencegah TBC pada Anak

Berikan Vaksin BCG

Vaksin BCG merupakan cara paling efektif untuk melindungi anak dari TBC berat, seperti tuberkulosis meningitis. Vaksin ini biasanya diberikan segera setelah bayi lahir untuk memberikan perlindungan dini.

Hindari Paparan TBC Aktif

Pastikan anak tidak berinteraksi langsung dengan orang yang memiliki TBC aktif. Jika anggota keluarga terinfeksi, mereka harus menjalani pengobatan hingga sembuh sebelum kembali melakukan kontak dengan anak.

Jaga Kebersihan Lingkungan

Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun secara rutin, terutama sebelum makan atau setelah bermain. Selain itu, pastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri di udara.

8 dari 11 halaman