Sukses

Jangan Sepelekan Kaki Bengkak Saat Hamil, Kenali Risiko dan Cara Mengatasinya

Menurut para ahli, kaki bengkak selama kehamilan bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk perubahan fisik yang terjadi pada tubuh ibu hamil.

Liputan6.com, Jakarta - Kehamilan memang membawa banyak kebahagiaan, namun tidak jarang ibu hamil juga menghadapi sejumlah tantangan kesehatan. Salah satunya adalah keluhan kaki bengkak yang sering terjadi selama masa kehamilan.

Meskipun terdengar biasa, kondisi ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius, seperti Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam.

Menurut para ahli, kaki bengkak selama kehamilan bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk perubahan fisik yang terjadi pada tubuh ibu hamil.

Namun, jika dibiarkan begitu saja, DVT dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan berpotensi mengancam nyawa. Lalu, bagaimana cara mencegah dan mengatasi masalah ini? Simak penjelasan berikut.

Apa Itu DVT dan Kenapa Berisiko Saat Hamil?

Melansir dari Everydayhealth, Minggu (24/11/2024), DVT adalah kondisi medis yang terjadi ketika terjadi pembekuan darah di pembuluh vena dalam tubuh, umumnya pada kaki.

Pembekuan darah ini sangat berbahaya karena dapat terlepas dan mengalir melalui sistem peredaran darah, berpotensi menuju jantung atau paru-paru dan menyebabkan emboli paru—sebuah kondisi yang bisa berujung pada kematian.

“Ketakutan dari kondisi ini adalah kondisi akan berpindah ke jantung atau paru-paru dan menyebabkan emboli paru, yang dapat menyebabkan kematian," ucap spesialis kedokteran janin ibu dan asisten profesor kebidanan dan ginekologi di NYU Grossman School of Medicine, Daniel Roshan.

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ibu hamil memiliki risiko lima kali lebih tinggi terkena DVT dibandingkan wanita yang tidak hamil. Risiko ini bahkan dapat bertahan hingga tiga bulan setelah melahirkan.

2 dari 4 halaman

Faktor Penyebab DVT pada Kehamilan

 

Mengapa wanita hamil lebih rentan terhadap DVT? Banyak faktor fisiologis yang berkontribusi pada peningkatan risiko ini. Salah satunya adalah tekanan yang ditimbulkan oleh janin yang berkembang di dalam rahim, yang dapat memberi tekanan pada pembuluh darah di panggul.

Selain itu, ada perubahan hormon—terutama peningkatan kadar estrogen—yang juga berperan dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah.

“Banyak perubahan fisiologis terjadi selama kehamilan. Salah satunya adalah kompresi di panggul karena janin berkembang. Ada juga perubahan faktor pembekuan dalam darah yang dimulai sejak awal kehamilan dan berlangsung hingga enam minggu pascapersalinan," jelas profesor kebidanan dan ginekologi, dari McGovern Medical School di UTHealth, Houston, Pamela Berens.

Faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko DVT pada ibu hamil antara lain:

  • Berusia 35 tahun atau lebih
  • Merokok
  • Mengonsumsi pil KB atau terapi kesuburan
  • Mengalami komplikasi kehamilan seperti preeklampsia atau diabetes
  • Pernah menjalani operasi caesar (C-section)
  • Kelebihan berat badan
  • Riwayat keluarga dengan masalah pembekuan darah
  • Imobilitas jangka panjang (misalnya, terlalu banyak berbaring setelah melahirkan)

 

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Kaki Bengkak yang Perlu Diwaspadai

 

Pembekuan darah atau DVT biasanya terjadi di kaki, terutama di bagian betis dan paha. Anda harus waspada jika merasakan nyeri atau bengkak yang terasa berbeda pada satu sisi kaki. Tanda-tanda lainnya bisa berupa:

  • Kaki terasa panas atau merah
  • Betis terasa sakit atau kencang
  • Kaki bengkak pada satu sisi tubuh
  • Pembesaran pembuluh darah

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

4 dari 4 halaman

Tips Mencegah DVT Saat Hamil

 

Meskipun tidak mungkin untuk menghindari semua faktor risiko, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya DVT selama kehamilan, di antaranya:

1. Tetap Aktif Bergerak

Selama kehamilan, penting untuk menjaga agar tubuh tetap aktif. Aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki, dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mencegah pembekuan darah.

Namun, jika Anda mengalami komplikasi dan harus banyak berbaring, dokter mungkin akan meresepkan obat pengencer darah sebagai tindakan pencegahan.

2. Perbanyak Minum Air Putih

Menghidrasi tubuh dengan cukup air sangat penting untuk menjaga kelancaran peredaran darah. CDC menyarankan wanita hamil untuk mengonsumsi minimal 10 gelas cairan setiap hari, dan lebih banyak lagi saat menyusui.

3. Gunakan Stoking Kompresi

Stoking kompresi khusus bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi bengkak di kaki. Penggunaan stoking ini dapat menurunkan risiko DVT, terutama bagi ibu hamil yang memiliki riwayat atau faktor risiko DVT.

4. Gerak Saat Perjalanan Jauh

Perjalanan panjang, terutama dengan pesawat, bisa meningkatkan risiko DVT. Jika Anda terpaksa terbang, pastikan untuk bergerak setiap satu hingga dua jam sekali. Anda juga bisa melakukan latihan pergelangan kaki untuk memperlancar aliran darah.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence