Liputan6.com, Jakarta Kadar kolesterol dalam tubuh sering kali dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Kolesterol sendiri merupakan zat lilin yang berguna untuk berbagai fungsi tubuh, seperti produksi hormon, pembentukan membran sel, hingga membantu penyerapan vitamin D. Meski penting, kadar kolesterol harus dijaga agar tidak menumpuk dan memicu penyakit serius.
Dilansir melalui beberapa sumber pada Senin (25/11), ada dua jenis kolesterol dalam tubuh, yaitu HDL atau kolesterol baik, dan LDL atau kolesterol jahat. Jika kadar LDL terlalu tinggi, risiko penyakit jantung dan stroke meningkat. Beberapa makanan yang sering kita anggap aman ternyata mengandung kolesterol tinggi dan perlu dibatasi konsumsinya. Berikut daftar lengkapnya.
Telur Tinggi Kolesterol, tetapi Masih Aman jika Dikontrol
Telur dikenal sebagai sumber protein yang terjangkau, namun kandungan kolesterolnya cukup tinggi. Berdasarkan data FoodData Central, satu butir telur mengandung sekitar 207 mg kolesterol.
Meski begitu, studi dari Foods pada 2021 menunjukkan bahwa konsumsi telur utuh dapat meningkatkan kadar HDL, kolesterol baik dalam tubuh. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, telur juga bisa memicu peningkatan LDL, terutama bagi individu dengan riwayat kolesterol tinggi. Para ahli menyarankan konsumsi satu butir telur per hari masih tergolong aman.
Advertisement
Keju Kaya Nutrisi tetapi Perlu Dibatasi
Keju menjadi favorit banyak orang karena rasanya yang lezat dan kandungan kalsiumnya yang tinggi. Namun, satu lembar keju Swiss mengandung 20 mg kolesterol.
Penelitian yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi keju berlemak penuh tidak meningkatkan LDL secara signifikan jika dibandingkan dengan keju rendah lemak. Meski demikian, keju tetap harus dikonsumsi dalam batas wajar untuk menghindari lonjakan kolesterol.
Kerang-Kerangan Baik untuk Nutrisi, tetapi Jangan Berlebihan
Kerang-kerangan, seperti udang, remis, dan kepiting, mengandung banyak nutrisi, termasuk vitamin B dan zat besi. Namun, makanan laut ini juga kaya kolesterol. Sebagai contoh, 85 gram udang mengandung sekitar 214 mg kolesterol.
Meskipun begitu, penelitian dari Adv Food Nutr Res menunjukkan bahwa konsumsi makanan laut dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular jika diimbangi dengan pola makan yang sehat secara keseluruhan.
Advertisement
Gorengan Musuh Utama Kolesterol dan Kesehatan Jantung
Gorengan adalah makanan yang populer di banyak kalangan, tetapi kandungan lemak transnya sangat berbahaya. Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar LDL secara signifikan dan menurunkan HDL, yang berfungsi melindungi jantung.
Konsumsi gorengan yang berlebihan juga dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi. Maka dari itu, gorengan sebaiknya dihindari atau diganti dengan metode memasak lain yang lebih sehat.
Dessert dan Makanan Manis yang Kalori Tinggi dengan Risiko Ganda
Kue, es krim, dan dessert lainnya mengandung kolesterol, gula tambahan, dan lemak jenuh yang tinggi. Studi menunjukkan bahwa asupan gula tambahan yang tinggi berkaitan erat dengan risiko obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.
Selain itu, makanan manis cenderung rendah nutrisi penting, seperti protein dan vitamin, sehingga konsumsinya hanya memberikan efek negatif pada tubuh jika tidak dibatasi.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Makanan Tinggi Kolesterol
Apakah telur aman untuk dikonsumsi setiap hari?
Telur masih aman dikonsumsi satu butir per hari jika kadar kolesterol Anda normal. Namun, bagi yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Apa efek konsumsi makanan tinggi kolesterol bagi tubuh?
Makanan tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar LDL, yang dapat memicu risiko penyakit jantung, stroke, dan sirkulasi darah yang buruk.
Advertisement
Apakah semua jenis gorengan menyebabkan kolesterol tinggi?
Ya, gorengan cenderung mengandung lemak trans yang meningkatkan LDL. Sebaiknya, hindari gorengan atau pilih metode memasak yang lebih sehat.
Apakah makanan cepat saji lebih buruk daripada gorengan biasa?
Makanan cepat saji sering kali mengandung lebih banyak lemak jenuh, sodium, dan gula tambahan yang memperburuk kadar kolesterol serta risiko kesehatan lainnya.
Advertisement