Sukses

Kepergian Tragis Bob Bryar, Eks Drummer My Chemical Romance: Kesehatan Mental dan Kontroversinya

Kematian mantan drummer My Chemical Romance, Bob Bryar, telah memicu luapan emosi campur aduk di seluruh komunitas musik alternatif.

Liputan6.com, Jakarta Bob Bryar Eks Drummer My Chemical Romance ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Kabar ini telah memicu luapan emosi campur aduk di seluruh komunitas musik alternatif.

Bagi penggemar era ‘Three Cheers for Sweet Revenge’ hingga ‘The Black Parade’, permainan drumnya yang menggelegar tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari momen-momen paling ikonik grup tersebut. Namun, tahun-tahun terakhir Bryar—periode yang ditandai oleh perjuangan pribadi, retorika penuh kebencian, dan isolasi yang semakin meningkat—telah membuat banyak orang bergulat dengan cara mengenang sosok yang dirayakan sekaligus dikutuk tersebut.

Menurut laporan BluntMag, setelah kematiannya, My Chemical Romance merilis pernyataan melalui juru bicara: “Grup tersebut meminta kesabaran dan pengertian Anda saat mereka memproses berita meninggalnya Bob.”

Itu adalah tanggapan yang disusun dengan hati-hati yang mencerminkan kompleksitas situasi—pengakuan atas peran Bryar dalam sejarah grup tersebut sekaligus memberi ruang bagi warisan campur aduk yang ditinggalkannya.

Kontribusi Bob Bryar untuk My Chemical Romance selama kebangkitan mereka yang luar biasa dari emo darlings menjadi ikon rock tidak dapat disangkal. Masa ia di sana membuat band tersebut merilis beberapa karya mereka yang paling berpengaruh, dan penampilannya membantu mendefinisikan suara dan semangat yang membentuk sebuah generasi.

Namun kepergiannya menandai dimulainya spiral kemerosotan, yang kemudian membuatnya mundur dari musik, berjuang melawan masalah kesehatan mental, dan mengasingkan penggemar melalui serangkaian pernyataan transfobik dan rasis secara daring.

 

2 dari 5 halaman

Ketenaran yang Meningkat: Kontribusi untuk My Chemical Romance

Bob Bryar bergabung dengan My Chemical Romance pada tahun 2004, melangkah ke kursi drummer selama periode transformatif bagi band tersebut. Permainan drumnya yang tepat namun kuat membantu mendorong suara grup tersebut ke wilayah yang lebih gelap dan lebih ambisius, yang berpuncak pada perilisan karya besar mereka, 'The Black Parade'. Lagu-lagu seperti ‘Welcome to the Black Parade’ dan ‘Famous Last Words’ menunjukkan kemampuan Bryar untuk menyeimbangkan irama yang rumit dengan energi emosional yang mentah, yang memperkuat posisinya di jajaran anggota band yang paling terkenal.

Para penggemar mengingat kehadiran Bryar yang berwibawa di atas panggung dan kecerdasannya yang tajam di luar panggung, sifat-sifat yang membuatnya disukai oleh generasi yang melihat My Chemical Romance lebih dari sekadar band—mereka adalah penyelamat. Dari penampilan langsung yang luar biasa hingga MTV VMA 2005 yang ikonik, di mana perlengkapan Bryar bergemuruh di tengah panggung yang dipenuhi konfeti, ia membantu menciptakan momen-momen yang tetap terukir dalam sejarah musik alternatif.

Namun seiring dengan meningkatnya popularitas band, keretakan mulai terbentuk di balik layar.

 

3 dari 5 halaman

Kepergian: Titik Balik

Pada tahun 2010, ketegangan di dalam band memuncak dengan kepergian Bryar yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan. Meskipun rinciannya tetap menjadi rahasia yang dijaga ketat, anggota band Frank Iero kemudian menggambarkan keputusan itu sebagai "menyakitkan" tetapi perlu. Bagi Bryar, itu adalah pukulan telak. Dalam cuitannya yang kini telah dihapus dari tahun 2015, ia menulis, "Setelah dikeluarkan dari MyChem, saya menjadi orang yang paling tertekan, pemarah, dan ingin bunuh diri."

Bryar juga berbicara terbuka tentang beralih ke pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya, dan mengakui dalam cuitan lainnya, "Sekarang saya minum begitu banyak pil sehingga saya merasa sedikit lebih baik, meskipun hal itu masih mengganggu saya setiap hari."

Refleksi publiknya mengisyaratkan pergumulan yang sedang berlangsung antara kehilangan perannya dalam band dan kekacauan batin yang ditinggalkannya. Meskipun mengakui hal ini, kepahitan Bryar sesekali muncul, yang semakin memperparah hubungannya dengan band dan para penggemar.

 

4 dari 5 halaman

Tahun-Tahun Terakhir: Kontroversi dan Dampaknya

Pada tahun-tahun berikutnya, Bryar tampaknya semakin mengasingkan diri. Meskipun ia tetap aktif secara daring, kehadirannya di media sosial semakin memecah belah. Retorikanya yang berpihak pada MAGA, yang dipadukan dengan cuitan penuh kebencian—termasuk penggunaan kata-kata makian dan penolakannya terhadap gerakan sosial—menyingkirkan banyak penggemar yang dulu memujanya. Pria yang dulu menggalang dana untuk penyelamatan hewan dan berbicara terbuka tentang perjuangan kesehatan mentalnya kini tampak diwarnai kemarahan dan ideologi yang memecah belah.

Bagi banyak orang, sisi Bryar yang ini tidak dapat didamaikan dengan pria yang dulu mereka kagumi. Seorang penggemar berkomentar, "Kata-kata dan tindakan Bob Bryar tidak dapat dimaafkan. Penyakit mental tidak dapat memaafkan kefanatikan, tetapi tidak seorang pun pantas mati seperti yang dialaminya."

Yang lain menambahkan, "Ia berkontribusi pada rekaman ikonik tetapi mengatakan hal-hal yang buruk. Keduanya bisa jadi benar."

 

5 dari 5 halaman

Reaksi Penggemar: Duka, Akuntabilitas, dan Perpecahan

Reaksi terhadap meninggalnya Bryar mencerminkan kompleksitas fandom di era digital. Beberapa orang berduka atas kematian drummer yang menjadi bagian dari tahun-tahun pembentukan mereka, sementara yang lain berjuang untuk menyesuaikan karya seninya dengan tindakannya.

Penemuan jasadnya—sendirian dan membusuk, dengan anjing-anjingnya masih di dalam rumah—menunjukkan tragedi keterasingan yang dialaminya. “Tidak apa-apa untuk berduka atas kepergiannya sambil mengakui bahwa dia bukan orang suci,” tulis seorang penggemar. “Kesehatan mental tidak membebaskan Anda dari kerugian yang Anda sebabkan, tetapi kematiannya tetap memilukan.”

Perpecahan di antara para penggemar ini mencerminkan percakapan masyarakat yang lebih luas tentang pemisahan seni dari senimannya. Waktu Bryar bersama My Chemical Romance meninggalkan jejak yang tak terbantahkan di kancah musik alternatif, tetapi tahun-tahun terakhirnya menjadi pengingat yang serius tentang bagaimana perjuangan kesehatan mental yang tak terkendali, isolasi, dan ideologi kebencian dapat membayangi bahkan warisan yang paling cemerlang.