Liputan6.com, Jakarta - Pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) galon kuat polikarbonat yang berada di daerah mengajukan protes keras terhadap kampanye negatif yang beredar terkait isu Bisfenol A (BPA).
Mereka menilai kampanye ini berpotensi merusak pasar dan merugikan industri AMDK, yang kini telah menjadi bagian penting dari perekonomian nasional. Oleh karena itu, mereka mendesak pemerintah untuk segera menghentikan penyebaran informasi yang dianggap tidak berdasar dan merugikan tersebut.
Baca Juga
Isu BPA, yang sering dikaitkan dengan bahaya kesehatan dalam galon kuat polikarbonat (galon guna ulang), menjadi sorotan utama dalam kampanye negatif ini.
Advertisement
Para pengusaha berpendapat bahwa kampanye tersebut tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berisiko mengganggu persaingan usaha yang sehat di industri AMDK.
Selain isu BPA, kampanye ini juga mencuatkan klaim bahwa bekas galon kuat polikarbonat dapat menjadi sarang kecoa dan kotor, meskipun hingga saat ini belum ada bukti valid yang menunjukkan adanya penyakit yang ditularkan melalui konsumsi air dari galon tersebut.
Para pelaku industri AMDK yang terlibat dalam produksi galon kuat polikarbonat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh kampanye ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor makanan dan minuman, termasuk AMDK, berkontribusi sebesar 6,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan industri ini menyerap sekitar 40.000 tenaga kerja di lebih dari 900 perusahaan.
Kementerian Perindustrian juga mencatat bahwa sekitar 70 persen penjualan AMDK berasal dari kemasan galon polikarbonat, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak perusahaan.
Direktur PT Muawanah Al Ma’some yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat, Evan Agustianto, menyatakan kekecewaannya terhadap adanya kampanye negatif yang seringkali menghembuskan isu bahaya BPA di galon kuat polikarbonat ini.
“Isu ini jelas-jelas isu persaingan usaha yang sengaja dikemas untuk menjatuhkan produk AMDK galon polikarbonat,” ungkap Evan, dalam keterangannya, Senin (2/12/2024).
Dia meminta agar pihak-pihak yang menyebarkan kampanye negatif terhadap galon kuat polikarbonat itu melakukan persaingan usaha yang sehat dengan tidak membawa-bawa produk yang lain.
“Silahkan masing-masing mempromosikan produknya sendiri-sendiri dan jangan menjelek-jelekkan produk orang lain,” tandasnya.
Kekecewaan dari Pelaku Industri Lain
Sebagai Ketua DPD Aspadin Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Evan mengatakan terkait masalah pasar, sebaiknya masing-masing berjalan sendiri-sendiri saja tanpa menyinggung-nyinggung produk orang lain.
“Sebagai sesama industri AMDK, bagaimana menjalankan organisasi dengan baik, menjalankan perusahaan dengan baik, itu saja cukup. Dari dulu kan tidak pernah ada isu seperti BPA ini. Tapi kenapa tiba-tiba saja dimunculkan di Masyarakat? Ini kan sebuah keanehan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Manufacturing dan Quality Advisor PT Sinarmas Cakrawala Persada yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat Pristine. Dia juga mengatakan kekecewaannya terhadap kampanye negatif yang dihembuskan pihak-pihak tertentu terhadap AMDK galon kuat polikarbonat ini.
Dia melihat kampanye tersebut jelas-jelas menunjukkan isu persaingan usaha yang tidak sehat di antara industri AMDK. Dia mencontohkan adanya iklan bekas galon kuat polikarbonat yang terkesan kotor dan dihinggapi kecoak.
“Ini kan sebenarnya tidak ada kaitannya dengan isu BPA yang dihembuskan selama ini. Tidak ada hubungannya sama sekali antara galon kotor itu dengan masalah BPA. Jadi, di sana jelas-jelas terlihat unsur persaingan usahanya,” tutur Pengurus Bidang Advokasi DPD Aspadin Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten ini.
Advertisement
Tuntutan untuk Persaingan Sehat
Sementara itu, Dewi Bulna, GM PT Panfila yang memproduksi AMDK galon kuat polikarbonat Ron88 juga menyatakan kekecewaannya terhadap kampanye negatif isu BPA ini. Dia melihat isu BPA ini hanya bertujuan untuk persaingan usaha yang tidak sehat saja di antara industri AMDK.
“Kampanye negatif ini jelas-jelas sangat memojokkan industri AMDK yang memproduksi galon kuat polikarbonat,” tukas Sekretaris DPD Aspadin Jabar, DKI Jakarta, dan Banten ini.
Ahmad Imamudin, Direktur PT Riade Sumber Energi yang memproduksi produk AMDK galon kuat polikarbonat Soft Ride di wilayah Garut juga menyampaikan kekecewaan yang sama. Menurutnya, kampanye isu BPA ini dengan menyinggung-nyinggung produk galon kuat polikarbonat itu terkesan untuk menakut-nakuti konsumen sehingga tidak mau membelinya.
“Kampanye seperti ini harus dihentikan secepatnya. Karena, dengan adanya kampanye tersebut kesan yang muncul di kalangan konsumen akan menganggap bahwa para produsen AMDK galon kuat polikarbonat itu abai dalam hal kesehatan atau kebersihan,” ucap Wakil Ketua II DPD Aspadin Jabar, DKI Jakarta, dan Banten ini.
Ngadio, Kepala Pabrik PT Wahana Dharma Persada yang memproduksi AMDK galon polikarbonat SIQAYA yang berada di wilayah Banten, juga melihat kampanye isu BPA ini hanya upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk melakukan persaingan usaha yang tidak sehat.
“Karena, sampai sekarang sama sekali belum ada bukti bahwa ada masyarakat yang menderita penyakit karena telah meminum air galon kuat polikarbonat ini. Jadi, itu hanya isu yang dihembuskan untuk menjatuhkan pihak lain saja,” katanya.