Sukses

Gim Bukan Hanya Hiburan, Siswa SMK Diberi Penghargaan Setara Juara Akademik

Para siswa di SMK Inne Dongwha di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang menekuni dunia gim kini mendapat penghormatan setara dengan siswa-siswi berprestasi di bidang akademik.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia pendidikan semakin terbuka terhadap kemajuan teknologi, termasuk dalam bidang gim online. Salah satu contoh nyata datang dari SMK Inne Dongwha di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, di mana para siswa yang menekuni dunia gim kini mendapat penghormatan setara dengan siswa-siswi berprestasi di bidang akademik.

Ini berkat perjuangan seorang guru olahraga, Aspim Supriyadi, yang telah membimbing anak-anak dalam jalur non-akademik tersebut.

Selama empat tahun terakhir, Aspim tak hanya mengajarkan olahraga, tetapi juga membuka ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka dalam bermain gim, khususnya di bidang e-sports.

Walaupun awalnya ia mendapat penolakan dari sebagian pihak, kini dukungan terhadap murid-murid yang berkecimpung dalam dunia gim semakin menguat, bahkan dari pihak sekolah, termasuk kepala sekolah.

“Saya kasih penjelasan. Saya bilang kalau hobi itu kan kadang kita gak bisa larang, tinggal kita bagaimana mengarahkan,” kata Aspim, dalam keterangannya, Minggu (8/12/2024).

Aspim menambahkan, meski sebagian besar muridnya tidak terlalu menonjol di bidang akademik, mereka memiliki potensi yang luar biasa dalam permainan digital. Potensi ini, menurutnya, bisa membawa nama baik sekolah di ajang-ajang besar, seperti turnamen nasional e-sports.

Pendekatan Aspim dalam mengarahkan para muridnya sangatlah unik. Ia tidak hanya menjadi guru yang memberi pengarahan, tetapi juga seorang teman yang mendukung mereka dalam menjalani passion mereka di dunia gim.

 

2 dari 3 halaman

Gim Online, Olahraga Baru yang Diakui

Untuk pertama kalinya di Kabupaten Penajam Paser Utara, gim dimasukkan sebagai cabang olahraga dalam class meeting di sekolahnya.

“Dulu anak murid bertanya ‘Bolehkah kita mengadakan class meeting game, ‘classgame’. Tapi bukan fisik olahraga, selain class meeting ini (cabang olahraga). Saya bilang silahkan aja. Yang jelas saya cuman fasilitasi. Tentang sistem saya tidak mengerti. Izin lah saya ke kepala sekolah," sambung pria berusia 33 tahun ini.

Meskipun sempat ada keraguan dari beberapa pihak terkait potensi dampak negatif dari gim, seperti kecanduan, Aspim mampu meyakinkan pihak sekolah tentang pentingnya mendukung minat dan bakat para murid dalam dunia digital.

Dengan persetujuan tersebut, gim online, khususnya Free Fire, yang merupakan game battle royale, mulai mendapatkan pengakuan di kalangan siswa dan pihak sekolah.

 

3 dari 3 halaman

Prestasi Nasional, Penghargaan untuk Semua

Keberhasilan para murid SMK Inne Dongwha ini akhirnya membuahkan hasil nyata. Setelah berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dalam turnamen Garena Youth Championship (GYC), sekolah ini mulai melihat bahwa gim bukan lagi sekadar hiburan, melainkan juga sebuah bentuk prestasi yang layak dihargai.

"Kepala sekolah sendiri janji kepada siapa pun, mau guru mau siswa yang ikut lomba tingkat nasional nanti akan di upacarakan dan dikalungkan bunga sama seperti anak murid yang menang misal kompetisi (olimpiade) matematika atau fisika,” tutur Aspim.

Bagi Aspim, pencapaian ini bukan hanya soal kemenangan dalam kompetisi, tetapi juga pembuktian bahwa dunia pendidikan kini mulai membuka diri terhadap inovasi berbasis teknologi.

Ia percaya, dengan dukungan yang tepat, anak-anak yang menekuni dunia gim bisa berkembang menjadi individu yang tidak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga memiliki nilai-nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.