Sukses

Galon Kuat Berbahan PC Ideal untuk Distribusi Air Minum di Indonesia

Plastik berbahan PC telah lama digunakan sebagai kemasan galon untuk AMDK di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa galon air minum yang terbuat dari plastik polycarbonate (PC) dan polyethylene terephthalate (PET) telah menjadi pilihan utama dalam industri air minum kemasan (AMDK). Kedua bahan plastik ini dikenal memiliki karakteristik yang sangat sesuai untuk menjaga kualitas dan keamanan produk, khususnya air minum.

Menurut Syuhada, Periset Ahli Madya dari Pusat Riset Teknologi Polimer (PRTP) BRIN, plastik seperti PC dan PET seringkali dipilih karena sifatnya yang fleksibel, ringan, tahan pecah, transparan, mudah diberi label, dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat diproduksi massal dengan biaya yang terjangkau.

Menurutnya, berdasarkan regulasi Food Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat nomor 21CFR177.1580 dan 21CFR177.1630, PC dan PET diizinkan sebagai bahan kontak pangan, baik untuk sekali pakai maupun berulang.

“Plastik seperti PC dan PET seringkali dipilih karena sifatnya yang fleksibel, ringan, tahan pecah, transparan, mudah diberi label, dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat diproduksi massal dengan biaya yang terjangkau,” kata Syuhada.

Dia menuturkan plastik berbahan PC telah lama digunakan sebagai kemasan galon untuk AMDK di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Tiongkok.

Menurutnya, galon kuat berbahan PC sangat populer karena ketahanannya terhadap perubahan suhu dan kekuatan struktural yang unggul. Ini menjadikan galon PC ideal untuk distribusi di Indonesia dengan kondisi geografis yang menantang.

“Karena, hal ini mengurangi risiko kerusakan selama pengiriman, meningkatkan efisiensi distribusi, serta memastikan air minum tetap aman dan layak konsumsi hingga sampai ke tangan konsumen,” tukasnya.

Selain itu, katanya, galon kuat berbahan PC juga dapat digunakan berulang kali, mendukung konservasi energi dan sumber daya, serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI menyatakan bahwa konsumen memilih galon kuat berbahan PC untuk meminimalkan dampak lingkungan.

 

2 dari 3 halaman

Keunggulan Bahan PC dalam Distribusi Air Minum

Tanpa galon guna ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih ke kemasan sekali pakai, yang berpotensi meningkatkan sampah kemasan hingga 770.000 ton per tahun dan emisi plastik sebesar 1.655.500 ton per tahun. Sementara, lanjutnya, plastik berbahan PET memiliki bobotnya yang ringan, biaya produksi yang rendah, dan warnanya yang transparan.

Kelebihan lain dari material PET ialah kemampuannya untuk didaur ulang menggunakan teknologi solid state polymerization (SSP), yang mengembalikan PET daur ulang menjadi setara dengan PET virgin, sehingga dapat digunakan kembali hingga 100% seperti produk awal.

“Kemajuan teknologi ini menjadi nilai tambah bagi PET karena semakin banyak konsumen yang menginginkan kemasan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, galon guna ulang PET menjadi solusi yang mendukung ekonomi sirkular dan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, karena dapat digunakan kembali dan didaur ulang dengan efisien,” ucapnya.

Dari segi keamanannya terhadap kesehatan, Syuhada menegaskan, baik kemasan PC dan PET telah diakui aman untuk kontak langsung dengan makanan dan minuman oleh otoritas berwenang seperti FDA di AS, European Food Safety Authority (EFSA), dan Badan POM.

“Oleh karena itu, PC dan PET aman digunakan sebagai kemasan AMDK, asalkan kualitas kemasannya memenuhi standar yang berlaku dan melalui proses quality control (QC), pencucian, serta sterilisasi yang menyeluruh,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Keamanan dan Kesehatan Penggunaan PC dan PET

Penelitian yang dilakukan oleh Dong Wen-li dkk, yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Mechanics and Materials Vol 469 Tahun 2014, menunjukkan bahwa semakin lama penggunaan ulang wadah PC, migrasi kandungan bisphenol-A (BPA) pada temperatur kamar (normal) ke dalam air di dalam wadah PC cenderung berkurang secara linier, seiring dengan meningkatnya frekuensi penggunaan berulang wadah tersebut.

“Hal ini berarti, semakin sering dan semakin lama wadah itu digunakan, semakin kecil pula kemungkinan paparan BPA yang dapat terjadi, sehingga konsumen tidak perlu khawatir menggunakan wadah PC secara berulang,” ungkapnya.

Sementara itu, menurutnya, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Additives and Contaminants Vol 19, No 1/2002, menyimpulkan bahwa pencucian berulang wadah PET dan PC sebanyak 15 kali tidak mempengaruhi migrasi total dan migrasi spesifik dalam cairan simulan pangan non-AMDK, seperti asam, alkohol, dan lemak.

“Hasil ini menunjukkan bahwa wadah PET dan PC tetap aman digunakan meskipun telah mengalami pencucian berulang kali,” kata Syuhada.