Liputan6.com, Jakarta - Vitamin D, yang sering disebut sebagai "vitamin sinar matahari," memegang peran penting dalam kesehatan tubuh. Tubuh kita memproduksi vitamin ini ketika kulit terpapar sinar matahari. Namun, apakah kekurangan vitamin D dapat menyebabkan depresi?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan peningkatan risiko depresi, meskipun hasilnya masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Baca Juga
Hubungan Antara Vitamin D dan Depresi
Melansir dari Healthline, Rabu (11/12/2024), penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami depresi seringkali memiliki kadar vitamin D yang rendah.
Advertisement
Sebuah studi pada 2018 menemukan bahwa banyak penderita depresi menunjukkan kekurangan vitamin D dalam darah mereka. Menariknya, hal ini juga terlihat pada ibu yang mengalami depresi pascapersalinan.
Pada tahun 2020, sebuah penelitian kecil dengan 56 peserta yang memiliki depresi ringan hingga sedang mengungkapkan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu mengurangi gejala depresi dalam jangka pendek (selama 8 minggu).
Namun, penelitian lebih besar yang dilakukan pada lebih dari 18.000 orang di tahun yang sama menunjukkan bahwa mengonsumsi 2.000 IU vitamin D per hari selama 5 tahun tidak memberikan perbedaan signifikan dalam tingkat depresi dibandingkan dengan plasebo. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara vitamin D dan depresi masih perlu diteliti lebih lanjut.
Apa Saja Faktor Risiko Kekurangan Vitamin D?
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan vitamin D. Berikut beberapa di antaranya:
1. Paparan Sinar Matahari Terbatas
Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Jika seseorang memiliki paparan sinar matahari yang terbatas, terutama di daerah dengan iklim dingin atau saat musim dingin, mereka berisiko kekurangan vitamin D. Waktu dan intensitas paparan matahari juga berpengaruh pada produksi vitamin ini di kulit.
2. Diet Tidak Seimbang
Beberapa makanan mengandung vitamin D, seperti ikan berlemak (salmon, makarel), minyak hati ikan, produk yang diperkaya vitamin D (misalnya susu, jus jeruk, sereal), dan telur.
Bagi mereka yang mengikuti pola makan vegetarian atau vegan, ada juga sumber vitamin D seperti susu nabati yang diperkaya dan jamur yang terpapar sinar ultraviolet (UV).
3. Warna Kulit Gelap
Orang dengan kulit lebih gelap memiliki lebih banyak melanin, yang dapat menghambat produksi vitamin D. Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan bahwa orang kulit hitam lebih berisiko mengalami kekurangan vitamin D dibandingkan dengan orang kulit putih, Asia, atau Hispanik.
4. Usia Tua
Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi vitamin D melalui paparan sinar matahari menurun. Orang dewasa yang lebih tua seringkali mengurangi waktu di luar ruangan, dan banyak yang tidak mendapatkan cukup vitamin D melalui makanan.
5. Obesitas
Orang yang mengalami obesitas mungkin memerlukan lebih banyak vitamin D untuk mencapai kadar yang cukup. Ini karena lemak tubuh dapat menyimpan vitamin D, mengurangi jumlah yang tersedia untuk digunakan tubuh.
Advertisement
Gejala Kekurangan Vitamin D dan Depresi
Kekurangan vitamin D dan depresi memiliki gejala yang dapat tumpang tindih, namun keduanya adalah kondisi yang berbeda. Berikut adalah beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
-
Gejala Kekurangan Vitamin D:
- Nyeri tulang
- Kelelahan atau kantuk yang berlebihan
- Kelemahan otot dan nyeri pada persendian
-
Gejala Depresi:
- Perasaan sedih, putus asa, atau tidak berdaya
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan
- Perubahan berat badan yang signifikan (baik penurunan atau peningkatan)
Cara Mengatasi Kekurangan Vitamin D dan Depresi
Kekurangan vitamin D dan depresi membutuhkan pendekatan pengobatan yang berbeda. Berikut adalah beberapa opsi perawatan:
-
Mengatasi Kekurangan Vitamin D:
- Suplemen vitamin D
- Paparan sinar matahari yang cukup
- Konsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti ikan berlemak dan produk yang diperkaya vitamin D
-
Mengatasi Depresi:
- Pengobatan utama untuk depresi biasanya berupa psikoterapi dan obat antidepresan.
- Dalam beberapa kasus, meningkatkan kadar vitamin D melalui suplemen dapat membantu mengurangi gejala depresi, terutama jika depresi terkait dengan kekurangan vitamin D.
Jika Anda merasa memiliki gejala kekurangan vitamin D atau depresi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Mereka dapat membantu menentukan apakah suplementasi vitamin D atau perawatan lain dapat membantu.
Advertisement